part 5: hell or heaven he won't worry again

136 78 15
                                    

Hai, hai! Cek multimedia, ya! Ada gambar Archer muda dan video soundtrack part 5 ini "Scared To Be Lonely - Martin Garrix ft. Dua Lipa". Happy reading all. ^^

*****

LUCIFER merasa dirinya tenggelam dalam laut berisi banyak air yang berniat membersihkan jiwanya. Dia berusaha menggapai permukaan, tapi sepertinya lautan ini tidak berujung. Sebagai Lucifer, ia tidak mungkin kehilangan oksigen di laut. Namun, ini bukan lautan melainkan noda-noda hitam yang menetap di dalam jiwanya selama Lucifer menjadi seorang iblis dan dengan tubuh lamanya sebagai Arthur Vandelik, dia bisa kehilangan kehidupan. Waktu itu, jauh sebelum Lucifer datang ke Bumi, yang berarti sekarang jiwanya ada di dalam tubuh manusia Arthur atau ini hanyalah ilusi yang menjebaknya.

Akan tetapi, bagaimana mungkin suara permainan piano dari Albert yang selalu mampu meninabobokannya juga terdengar? Nada yang pedih, melodi yang pahit, dan alunan yang pilu satu-satunya musik kesukaan Lucifer selama menetap di Bumi. Secret Garden seolah-olah merupakan simbol dari Taman Eden. Bagi Lucifer, musik dan taman itu ialah penderitaan yang menyengsarakan dengan damai.

Masih diiringi oleh suara piano Albert, tiba-tiba di perairan muncul ingatan lama Lucifer sebagai Sammael yang pernah bertanya kepada Michael, "Kenapa Dia menciptakan Taman Eden?"

Michael hanya bergeming, menengadah ke langit yang terlihat cantik di atas Surga lalu menjawab, "Bahkan hal-hal kecil bisa ada karena itulah kehendak-Nya."

"Jawabanmu terlalu klasik seperti biasanya, Michael." Lucifer tersenyum dan menepuk pundaknya.

Selama Lucifer masihlah seorang Sammael, semua malaikat merupakan teman dekatnya, tapi hanya Michael seorang yang berkenan menjadi sahabatnya yang paling akrab ketika semua malaikat di Surga sedang sibuk, padahal waktu itu Michael dianggap sebagai malaikat tersibuk sebagai utusan-Nya.

Michael bersedia dan tidak keberatan menjawab pertanyaan-pertanyaan aneh dari Sammael yang ingin tahu banyak hal seperti contohnya, "Kenapa malaikat tidak bisa menjadi manusia?"

"Berapa usiamu?" Kala itu, untuk pertama kalinya, Michael membalas pertanyaan Sammael dengan pertanyaan dan membuat keduanya tertawa.

Selama di Surga yang luas, Michael selalu menemani Sammael untuk mencari musik dan buku yang bagus tanpa bertanya apa yang sebenarnya diincarnya. Tiada sehari tanpa Michael di sisi Sammael. Sammael semakin nyaman dan bersyukur tinggal di Surga, tapi setelah menjadi malaikat dengan pangkat yang tinggi ....

Bagaikan menjadi Eve dalam situasi yang sama, godaan terlarang itu semakin memenuhi pikirannya. Hawa nafsunya semakin mendesak dirinya. Pada akhirnya, Sammael tidak takut terjerumus ke dalam dosa, Michael murka bukan main sehingga Sammael merasa sedikit ciut dan Michael langsung meminta izin kepada-Nya supaya dialah yang mengurus semua masalah Sammael yang mengganti namanya menjadi Lucifer sebelum terusir.

Namun, saat Lucifer bersama antek-anteknya menyerang Surga, Michael sedang ditugaskan dalam urusan lain yang tak kalah mendesak. Lucifer memang sengaja menghindari Michael sejak seluruh dirinya menghitam penuh dosa. Meskipun begitu, saat Lucifer dipaksa masuk ke dalam penjara Surga, ia tidak tahu mengapa dia bisa dengan tidak malunya menunjukkan sepasang sayap hitamnya kepada mantan sahabatnya. Reaksi dari Michael begitu tak terduga. Ia mengeluarkan sehelai bulu putih dan wajahnya sarat akan emosi biarpun Michael tidak menangis. Katanya kepada Lucifer, "Ini milik sahabatku yang berpengetahuan luas, tapi dia tetap mau mencari tahu banyak hal di luar sana dan mempelajarinya."

Menyadari siapa yang dimaksud oleh Michael, Lucifer berucap, "Cukup, hentikan."

"Namanya Sammael dan ia adalah malaikat terbaik yang pernah kukenal dari semua malaikat." Michael tersenyum lembut. "Namun, sebagai sahabatnya, aku telah gagal mencegah perbuatannya."

Lucifer membalikkan badannya saat dia tahu emosinya masih belum meninggalkan jiwanya sejak berubah menjadi salah satu iblis. Lucifer sudah mengecewakan Michael dan dirinya bahkan tidak bisa meminta maaf atas perbuatannya yang terlewat batas. Lucifer ingin Michael menghapusnya selayaknya Lucifer melupakannya. Baik Lucifer maupun Michael, keduanya menangis dalam diam.

Kalau Lucifer sanggup, rasanya dia ingin membuang semua kenangannya sebagai malaikat, tapi membuang sama saja dengan menghapus, yang artinya ia takkan tahu bagaimana rasanya pernah menjadi malaikat lagi seumur hidup abadinya. Rasa penasarannya tak pernah kehilangan bara untuk menggebu-gebu. Pada akhirnya, Lucifer memilih untuk melupakan beberapa momen bahagianya selama menjadi malaikat dan sekarang dia diingatkan kembali. Setelah musik dari Albert sebagai pengiring selesai, ia merobek ilusi tersebut sehingga semuanya berakhir.

*****

Archer tengah berhadapan dengan seseorang saat Lucifer menguasai tubuhnya kembali, jadi mau tak mau, Lucifer harus melihat ingatan orang lain lagi. Batinnya, "Monster Delano? Wah, nama panggilan yang tidak buruk."

"Apa maumu, Archer?" tanya Delano sambil mengarahkan pandangannya untuk mengelus pistolnya dari balik saku. Tanpa perlu Lucifer perhatikan, dia sudah tahu benda konyol seperti apa yang tengah disimpan Delano. "Apakah ini soal Sylverter Syvar?"

"Mungkin," jawabnya dengan enteng menaikkan kedua bahu. "Jadi, kau mau aku menyerangmu dengan cara apa yang menurutmu bagus dan menarik, Kenric Delano?"

Tanpa berlama-lama lagi menghabiskan waktu, Delano segera mengeluarkan pistolnya untuk melancarkan serangan bertubi-tubi. Lucifer menerima serangan langsung dan supaya terlihat sebagai manusia, ia terpaksa menghindar dengan gerakan cepat, padahal dia sedang ingin slow motion untuk bermain-main lebih lanjut. "Pistol jelek yang berada di tangan yang bagus memang akan menghasilkan peluru yang sempurna dan terasa berbeda kenikmatan tembakannya."

Untuk sekejap, Delano terkesima kemudian melancarkan serangan berikutnya dan Lucifer berhasil lolos dari semua pelurunya bahkan masih sempat memungut sebiji peluru saat Delano masih menembakinya.

"Seleramu buruk seperti orang Inggris, padahal kau beribu wanita Korea, 'kan?" Serangan mulut Lucifer hendak ditembakkan bersamaan sebiji peluru yang diambilnya di lantai, tapi tidak jadi setelah menimbang-nimbang nasib Delano yang akan langsung runtuh sebelum sempat mendengar perkataannya, "Lihatlah bagaimana peluru itu akan menembus dadamu."

"Untuk kali ini saja, aku berniat membantumu, Archer, demi Valentine." Delano tersenyum miris dan peluru dari Lucifer nyaris saja mengenai dadanya jika saja Archer tidak segera sadar dari tindakannya. Dalam relung jiwanya, Archer berusaha menahan tangan Lucifer lalu mengunci pergerakannya.[]

*****

If you're interested to ask me or something like that, you can find me at:
-Instagram: t(.)ffany12
-Twitter: tiffanytnw
-Shopee: tiffanytnw
-WordPress: tiffanytanw.blogspot.com
-WhatsApp: DM aja, ya, atau reply nomor kalian di kolom komentar biar bisa ku-add friends, aku ini tipe welcome to everyone else, jadi aku senang lho punya nomor telepon kalian sebagai para pembaca, kita bisa puas-puasan bicara empat mata, terus juga aku bakal bikin grup khusus kalau rame hehehe <3
-Wattpad: Tiffanytnw
-YouTube: Tiffany T.
-Gwp.id: tiffanytnw
-Storial.co: tffany12
-Sarahah: tiffanytnw
-Ask.fm: tiffanytanw
-Myanimelist.net: tiffanytanw
-DeviantArt: tiffanytnw
-Ciayo Comics: tiffanytnw

Enjoy, yaaa! Happy reading, guys! Ditunggu kritik dan saran dari teman-teman sekalian, karena itu bermanfaat banget buat aku ke depannya. Doakan proses penulisan cerita ini lancar, ya. Jangan lupa mampir juga ke ceritaku yang lain. See you in the next chapters and please always support me to writing. Like, comment, and subscribe. Ups, salah. Like, comment, and share with care. Add to your library and reading list too! XD

Love you all! Thank you! 🤗❤️

The Buried Rose and Another Flower Into DarknessWhere stories live. Discover now