Dua Puluh Enam

121 10 0
                                    

Setelah semalam menerima telefon dari Allura yang sedang menangis, hari ini Katya memutuskan untuk mengunjungi sahabatnya itu di rumahnya. Kini keduanya tengah berada di kamar Allura. Kamar dengan warna serba baby blue dan beberapa sentuhan warna ash grey. Ketika Katya datang, ia mendapati Allura yang barusaja selesai membersihkan tubuhnya dengan kedua matanya yang masih sedikit sembab dan terlihat bulatan hitam di bawah kantung mata gadis itu. Katya yakin Allura tidur sangat larut semalam.

"Al, lo udah sarapan?" tanya Katya dengan nada riang seperti biasanya.

Allura yang tengah menyisir rambutnya di meja rias pun menoleh dan tersenyum kecil ke arah Katya. "Belum, Kat. Gue bangun langsung mandi," balas Allura dengan lemah. Gadis itu kembali menyisir rambutnya dan membiarkan Katya yang tengah menatapnya dari belakang.

Mendengar jawaban dari Allura, Katya mendengus kasar. "Al, lo harus sarapan. Gue tau semalem lo pasti kurang tidur. Nanti kalo lo sakit, gue yang repot!" sungut Katya yang justru mendapat kekehan kecil dari Allura yang baru saja selesai dengan kegiatan menyisirnya.

"Iya, nanti gue sarapan. Lagian nyokap gue juga pasti udah berangkat kerja dan pasti nggak ada makanan kecuali roti,"

"Ya, udah, lo sarapan roti bakar aja. Gue bikinin ya?"

Allura menggelengkan kepalanya pelan. "Nggak usah, Kat. Gue mau bikin bubur ayam aja, sekalian buat sarapan Oma juga. Lo mau?"

"Gue udah makan tadi di rumah. Buat lo sama Oma aja,"

"Ya, udah, gue bikin bubur dulu. Lo tunggu di ruang santai aja, gue bikin bubur di dapur lantai tiga," perintah Allura yang kemudian dibalas anggukan oleh Katya.

Keduanya berjalan keluar dari kamar Allura. Katya yang berjalan menuju ruang santai untuk sekedar menonton televisi dan Allura yang berjalan menuju dapur yang berada di lantai tiga rumahnya untuk membuat bubur ayam.

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk membuat bubur ayam, membantu Omanya makan, dan dirinya yang harus sarapan, kini Allura tengah membersihkan piring kotor dan beberapa peralatan masak yang dipakainya. Selesai dengan seluruh pekerjaannya, Allura kembali menghampiri Katya lalu keduanya berjalan masuk kembali ke kamar Allura. Ah, kalian harus tahu bahwa Allura sudah pandai memasak bubur ayam dan tidak membutuhkan waktu dua jam lagi untuk membuat bubur ayam itu.

"Jadi gimana? Udah siap cerita?"

Allura menganggukkan kepalanya mengiyakan. "Aubyn selingkuh, Kat." lirihnya yang masih bisa didengar oleh Katya.

Katya membulatkan kedua matanya. Gadis itu bahkan sampai menutup mulutnya karena terlalu terkejut. Katya ingin sekali berteriak heboh saat ini. Tapi sepertinya itu bukan reaksi yang tepat saat ini. Gadis itu mencoba menanggapinya setenang mungkin meskipun dalam hatinya terus mengumpat.

"Gimana ceritanya, sih?" tanya Katya dengan wajah khawatir dan tangan yang terus mengusap satu bahu Allura.

Allura tersenyum kecil menanggapi pertanyaan Katya. "Gue sendiri nggak paham gimana awalnya Aubyn deket sama cewek itu. Semalem Aubyn cuma bilang kalo dia itu cewek yang selalu nemenin Aubyn pengobatan selama di Belanda,"

"Lo nggak tanya ke Aubyn, gimana mereka bisa kenal?"

"Mana sempet gue tanya kayak gitu setelah gue tau dia selingkuh?" Allura menyeringai kecil. Gadis itu memainkan jari-jarinya dengan kepala tertunduk. "Mungkin dosa gue terlalu berat di kehidupan gue sebelumnya, Kat. Gue bahkan baru mulai sayang sama dia, gue baru coba nerima dia sebagai pacar gue. Tapi kenyataannya?"

Katya merengkuh Allura ke dalam pelukannya. Ia tahu gadis itu mulai menahan air matanya yang sudah mendesak untuk keluar. Dan benar. Allura menangis tanpa terisak di dalam pelukan Katya. Katya bahkan bisa merasakan bajunya yang mulai basah karena air mata sahabatnya.

Tak Lagi Sama [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang