AJARI AKU IKLAS YANG SESUNGGUHNYA

Start from the beginning
                                    

"Apakah umi mengenaliku," batinku

Aku dan Vina mengundurkan diri. Kami duduk di samping keluarga Dinda.

Setelah menunggu semua tenang dan Dinda sudah duduk di samping umi dan Abinya, kemudian Arsyad mengatakan bahwa kedatangannya kesini untuk mengkhitbah Dinda. Arsyad mengatakannya dengan lantang.

Aku terdiam dan melihat kearah Arsyad saat ia mengatakan kalimat tersebut.

"Aku amat bahagia syad," batinku.

Aku melihat kearah Dinda, ia tersipu malu saat ditanya apakah ia menerima khitbah tersebut atau tidak oleh Arsyad. Aku pun ikut tersenyum, tapi hatiku merasa perih.

Dinda mengangguk sambil tersenyum malu, lalu umi Arsyad memasangkan cincin di jari manis Dinda. Aku memegang dada. Tiba-tiba air mata menetes.

"Astagfirullah aladzim," ucapku sambil mengusap pipiku. Aku merasa tidak kuat membendung ini semua hingga akhirnya aku memutuskan pergi ke kamar mandi.

Aku menatap diriku di pantulan cermin, aku tersenyum namun perlahan air mata keluar dari pelupuk mataku.

"Ya Allah," batinku.

"Kuat aiza kuat," batinku.

Setelah dirasa cukup membaik, aku keluar dari kamar mandi, aku memilih untuk pergi ke taman rumah Dinda terlebih dahulu sambil menunggu acara tunangan selesai.

"Kuatkan aiza Ya Allah," batinku sambil melihat kearah langit yang hanya ada satu bintang disana. Aku melihat jam tangan ternyata hari mulai petang, lalu aku segera membalikan tubuhku untuk menghampiri Vina. Tetapi saat aku berbalik, aku terkejut karena tepat di belakangku ada Arsyad yang sekarang melihat kearahku dan berjalan mendekatiku.

Aku mencoba tidak melihatnya dan berjalan melewatinya.

"Aiza," ucapnya.

Aku terkejut karena Arsyad memanggil namaku. Aku hanya diam dan tidak berbalik.

"Ini yang kau mau kan?" tanya Arsyad.

"Aku sudah menepatinya," ucap Arsyad.

"Ini buktinya aiza, bahwa... " ucap Arsyad namun terpotong oleh Aiza.

"Aiza sangat bahagia syad, akhirnya kamu bisa memilih," ucapku tanpa membalikan tubuhku.

"Aiza permisi, assalamualaikum, " ucapku langsung berjalan menjauh darinya. Aku segera menghampiri Vina.

"Habis darimana za? Aku cariin kamu dari tadi," ucap Vina sambil memegang tanganku.

"Aku habis dari kamar mandi vin kebelet," ucapku sambil tersenyum.

"Maaf vin aku berbohong," batinku.

"Oh iya atuh, kalo mau kemana-mana bilang dulu ya, aku khawatir," ucap Vina.

"Iya vin siap," ucapku sambil tersenyum kearahnya.

Setelah acara selesai, sekarang tinggal acara santainya, seperti membahas tanggal pernikahan, menentukan gaun, acaranya akan di adakan secara mewah atau sederhana, dan sebagainya. Tugasku dan Vina disini sudah selesai, untuk acara selanjutnya aku dan Vina tidak bisa ikut mendengarkan karena acara berikutnya adalah acara pribadi. Kami segera berpamitan kepada keluarga Vina, tetapi ternyata disana ada keluarga Arsyad juga.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 27, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hakikat CintaWhere stories live. Discover now