Part 14 {SULIT}

23 5 0
                                    

Mereka berjalan keluar toko. Aiza berjalan dibelakang Arsyad, sekali-kali Aiza melihat Arsyad yang membelakanginya. Sebelum pulang, mereka menjemput Dinda di kampus, kampus tersebut adalah kampus Aiza kuliah juga.

Arsyad dan Aiza turun dari mobil dan menunggu Dinda di taman kampus. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya Dinda datang dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Hey assalamualaikum." ucap Dinda.

"Waalaikumsallam." ucap Aiza dan Arsyad bersamaan.

"Sudah membeli bunganya? " tanya Dinda.

"Sudah din ada di mobil." ucap Aiza.

"Sebentar din." ucap Arsyad. Aiza dan Dinda heran kenapa Arsyad kembali ke mobil.

"Makasih ya za." ucap Dinda sambil tersenyum kepada Aiza.

"Iya sama sama din." ucap Aiza sambil tersenyum kembali.

Arsyad pun kembali dari mobil dengan membawa bunga di tangannya. Bunga yang juga Aiza sukai. Aiza terdiam, ada rasa perih yang mendalam di hatinya. Namun apalah daya, semua sudah takdir. Aiza harus melihat lelaki yang ia tunggu selama ini ternyata mencintai perempuan lain di depan matanya. Aiza melihat kearah Dinda, Dinda tersenyum bahagia, lalu Aiza pun ikut tersenyum. Arsyad melihat kearah Aiza.

"Apakah jika saya seperti ini juga kamu akan tetap diam aiza?" batin Arsyad.

Mata Aiza dan Arsyad bertemu, tetapi Aiza langsung mengalihkan pandangannya.

"Hanya ini yang bisa aku beri din." ucap Arsyad pada Dinda di depan mata Aiza.

"Masyaallah arsyad cantiknya." ucap Dinda sambil tersenyum bahagia.

"Terimakasih syad." ucap Dinda.

"Sulit sekali. Mengapa semua terasa sulit." batin Aiza.

Tiba-tiba hp Aiza berdering, lalu Aiza berjalan menjauh dari keberadaan Arsyad dan Dinda. Sekejap arsyad melihat kearah aiza yang perlahan menjauh.

"Hallo assalamualaikum, bagaimana vin? " tanya aiza kepada vina.

"Jangan memaksakan diri." ucap vina.

"Memaksakan diri bagaimana vin, aku tidak mengerti." ucap aiza.

"Pulanglah." ucap dinda.

"Mengapa aku harus pulang?" tanya aiza.

"Jangan menyakiti dirimu sendiri za." ucap vina. Aiza melihat kesana kemari mencari keberadaan vina.

"Apakah vina melihat ini? " batin aiza.

Lalu benar saja vina sudah ada di depan aiza tapi jaraknya lumayan jauh.

"Kesinilah. " ucap vina. Aiza hanya diam sambil mengangguk kearah vina.

Sebelum aiza menghampiri vina, ia memberitahu Arsyad dan Dinda dulu.

"Hmm din aku kesana dulu ya, kamu kalo mau pulang, pulanglah duluan saja." ucap aiza.

"Oh iya za, ga papa kamu pulang sendiri? " tanya dinda.

"Gapapa din." ucap aiza sambil tersenyum.

"Aku kesana dulu ya din, assalamualaikum." ucap aiza. Aiza langsung menghampiri vina.

Vina membawa aiza menjauh dari keberadaan Arsyad dan Dinda.

"Kenapa kamu tidak bilang za, kenapa kamu tidak bilang bahwa Arsyad menyukai Dinda? " tanya vina.

"Aku baik-baik saja vin." ucap aiza sambil tersenyum. Mata aiza berkaca kaca.

"Berhentilah menyakiti dirimu sendiri za." ucap vina.

"Aiza harus bagaimana vin? Apa yang harus aiza lakukan tidak akan merubah semuanya." ucap aiza.

"Lupakanlah Arsyad za." ucap vina dengan mimik kasihan.

"Aiza sudah berusaha vin, sudah tapi sulit vin, mungkin dengan aiza selalu melihat dinda dan arsyad bersama itu akan membuat aiza segera melupakannya vin." ucap aiza.

"Itu hanya akan menyakiti dirimu sendiri za." ucap vina.

"Tidak apa za, biarlah aiza yang merasakan sakit, biarlah hanya aiza yang merasakannya, aiza tidak ingin karena ini persahabatan aiza dan dinda tidak terjalin baik." ucap aiza.

"Semua akan segera membaik vin, percayalah." ucap aiza sambil tersenyum.

"Kesinilah." ucap vina menyuruh aiza memeluknya. Aiza pun memeluknya.

"Jangan khawatir vin, semua baik-baik saja." ucap aiza sambil memeluk vina.

"Aku yakin kamu bisa za." ucap dinda.

"Secepat mungkin aku akan melupakannya vin." batin aiza.

______________________________________

Sedangkan di sisi lain, sebelum pulang Arsyad dan Dinda memutuskan pergi ke pegunungan dulu untuk melihat suasana yang indah. Mereka duduk di kursi yang telah disediakan.

"Kapan kamu kembali syad?" tanya dinda.

"Mungkin saya akan mulai kerja bulan depan, setelah kita bertunangan, tetapi saya harus pergi ke kampung halaman saya dulu untuk menghadiri pernikahan teman saya." ucap Arsyad dengan pandangan tertuju ke depan.

"Siapa yang akan menikah?" tanya dinda.

"Teman SMP saya." ucap Arsyad.

"Oh baiklah." ucap dinda.

Keadaan kembali hening.

"Mengapa Arsyad menerima pertunangan ini? " tanya dinda sambil melihat kearah arsyad.

"Ini permintaan kedua orang tua saya vin." ucap Arsyad.

______________________________________

~Jazakumullah Khairan~

Assalamualaikum pembaca wattpad.
Maaf baru up lagi, baru keburu dan baru ada niat lagi.
Oh iya Arsyad akan bertunangan dengan Dinda, lalu bagaimana dengan Aiza? Akankah aiza bisa menerima semuanya.
Selamat membaca...
Jangan lupa di vote ya, biar author tau siapa aja yang menyukai cerita ini.😊

Hakikat CintaWhere stories live. Discover now