Part 7 {BERTUKAR CERITA}

42 4 0
                                    

"Tentang sebuah perasaan. Tak semua yang terlihat adalah kenyataan, tak semua air mata adalah kesedihan, tak semua perasaan harus diutarakan, ada yang harus disimpan, ada yang harus diamankan, sekecil apapun perasaan, selagi mampu maka amankan. Itu yang terbaik bukan?

~Aiza Hilya Afida~
______________________________________

"Lalu siapa lelaki yang dulu kamu cintai za? Selain ayah kamu." tanya dinda.

"Lelaki dari masa laluku din, aku tidak ingin menyebutkan namanya." ucap aiza.

"Inisialnya saja, Plisss." ucap dinda sambil memohon.

"A." ucap aiza.

"Ceritakan padaku kisah cintamu, nanti aku ceritakan padamu kisah cintaku." ucap dinda.

"Gak mau lah." ucap aiza.

"Plisss za, kita kan teman, aku janji tidak akan bilang ke siapa-siapa." ucap dinda.

"Yasudah benar ya." ucap aiza.

"Iya benar." ucap dinda.

"Aku pernah jatuh cinta din." ucap aiza.

"Pada seorang lelaki, awalnya kita hanya chatan, lalu dia pernah datang ke rumah, dan entah sebab apa dan entah dari kapan aku mulai mencintainya, terasa nyaman saat di dekatnya, tapi lama kelamaan aku mulai sadar, bahwa apa yang aku lakukan saat itu salah, semua salah." ucap aiza sambil melihat kearah dinda. Lalu ia melanjutkannya lagi...

"Aku salah karena tanpa sadar cinta itu kian tumbuh, aku yang memupuknya sendiri, dan aku pula yang menyiraminya. Tetapi setelah beberapa saat aku mengajaknya bertemu dan menjelaskan bahwa kita salah, memang kita tidak pacaran sama sekali, tetapi perasaanku selalu terlibat saat itu, aku takut pikiranku nantinya berzina. Hingga aku memintanya untuk berhenti dan mencari wanita lain yang selalu ada untuknya." ucap aiza terdiam sesaat.

"Awalnya dia menyatakan iya, tetapi sebelum aku pulang dia bilang bahwa dia akan datang kerumahku saat nanti kita sama sama siap." ucap aiza.

"Hmmm, sosweet, lalu?" tanya dinda sambil tersenyum.

"Lalu aku tidak menghiraukannya, aku memilih pergi. Aku kira dia akan menyerah tapi nyatanya dia selalu saja mengirim pesan padaku, meski berulang kali aku mencuekinya, tapi dia tetap bersikukuh. Aku meminta petunjuk pada Allah swt, tentang peristiwa ini. Hingga pada akhirnya aku mengajaknya bertemu lagi, aku menjelaskan padanya tentang semua ini, dan aku berbohong." ucap aiza.

"Bohong apa za?" tanya dinda, seperti seorang anak yang didongengkan ibunya, lalu anak itu menunggu cerita selanjutnya.

"Aku berbohong tentang hubunganku dengan lelaki lain, aku berbicara dengannya bahwa aku mencintai lelaki lain, sungguh aku benar benar tidak tega saat itu, tapi itulah jalan keluarnya, dan terakhir aku mengatakan bahwa aku tidak mencintainya." ucap aiza.

"Kamu sungguh tega za." ucap dinda sambil memperlihatkan wajah memelasnya.

"Karena itu yang harus aku lakukan din, itu untuk kebaikan ku dan dia." ucap aiza sambil tersenyum.

"Lalu?" ucap dinda.

"Lalu apanya? " tanya aiza.

"Lalu ceritanya bagaimana lagi." ucap dinda sambil menepuk jidatnya.

"Lalu dia menghilang, tidak ada kabar sama sekali, awalnya aku merasa kesepian tapi lama kelamaan rasa kesepian itu kian pudar. Hingga akhirnya setelah aku dinyatakan lulus tes di universitas ini, dia pergi ke kota kelahirannya, aku mendapat berita itu dari temannya, lalu aku segera datang ke stasiun, sampai di sana ternyata dia sudah tidak ada, tadinya kebohongan itu akan aku katakan yang sebenarnya padanya saat kita bertemu di stasiun tapi nyatanya kita tidak dipertemukan. " ucap aiza sambil tersenyum.

Hakikat CintaWhere stories live. Discover now