AJARI AKU IKLAS YANG SESUNGGUHNYA

29 3 2
                                    

Aiza pov~

"MasyaaAllah Dinda cantik sekali," Ucap aku dan Vina bersamaan. Dinda begitu cantik apalagi dengan polesan make up di wajahnya.

"Assalamu'alaikum non, " Ucap bibi yang bekerja di rumah Dinda. Vina langsung membuka pintunya.

"Gimana bi?" tanya Vina.

"Tamunya sudah datang, " ucap bik Inah.

Aku terkejut dan begitu gelisah, dari kemarin aku sudah berusaha untuk tegar, namun nyatanya mengapa aku merasa terluka.

"Baiklah makasih ya bi, " ucap Vina sambil tersenyum.

"Din, za tamunya sudah datang, hayu siap-siap, " ucap Vina dengan wajah yang panik.

Kami segera bersiap-siap, menata Dinda agar lebih anggun lagi.

"Ayuh turun, " ucap Vina.

"Ayuh." ucap Dinda.

Aku merasa sangat deg-deg an. Rasanya aku tidak siap bertemu dengan Arsyad dan keluarga Arsyad.

"Din kamu turun bersama Vina saja ya," ucapku.

"Mengapa za?" tanya Dinda dengan muka yang sendu.

"Aku..." ucap Aiza sambil menunduk.

"Aku malu din," ucap Aiza sambil tersenyum.

"Yailah kirain aku kenapa, ya gapapa ih, malu itu bisa diatasi, tenang aja kan ada aku dan Vina, iya kan Vin?" tanya Dinda kepada Vina.

Vina hanya mengangguk, Vina bingung harus menjawab apa, karena ia tau bahwa bukan malu yang aku rasakan melainkan rasa tidak kuat menahan perih.

"Masa kamu gamau tememin aku za, kamu gamau liat aku bahagia ya," ucap Dinda dengan wajah yang sedih.

Aku merasa tidak enak dengan Dinda, lalu akhirnya aku mengangguk dan bersedia mengantar Dinda turun.

"Nah gitu dong," ucap Dinda sambil menggandeng tanganku.

"Kalian harus terus ada di sampingku ya, " ucap Dinda memohon kepadaku dan Vina.

Vina melihat kearahku, dan aku mengangguk kearah Vina, kami akan menemani Dinda hingga kebawah.

"Bentar aku mau bercermin lagi," ucap Dinda mendekat kearah cermin.

Vina langsung mendekat kearahku.

"Aku yakin kamu kuat Aiza," ucapnya sambil menggenggam erat tanganku. Aku tersenyum agar Vina tidak mengkhawatirkanku.

Aku dan Vina pun menggandeng Dinda menuruni tangga, aku tidak berani melihat banyaknya orang di depan sana.

Aku terus memperhatikan langkahku dan akhirnya kami melepas Dinda yang akan dipapah oleh ibunya. Aku pelan-pelan melihat kearah depan. Dan pandanganku langsung tertuju pada seorang lelaki yang menjadi pemeran utamanya.

Tanpa menunggu 2 atau 3 detik pandanganku langsung kualihkan ke seluruh tamu yang hadir. Dan aku mendapati umi Arsyad disana yang sedang tersenyum bahagia dengan kedatangan Dinda. Tetapi sesaat setelah melihat kearah Dinda, umi Arsyad melihat kearahku lalu aku tersenyum dan ia pun tersenyum.

Hakikat CintaМесто, где живут истории. Откройте их для себя