15

302 29 0
                                    

Menghancurkan setelah di hancurkan.
Sampai mati. Aku tidak akan memaafkanmu.

---------------------------------------------------------------
"Hahaha ..."

"Hahaha, Sudah, Lia. Hentikan kau membuatku geli!" pekik Sean.

Sean sedang berusaha melepaskan pergelangan tangan kecil Lia yang berada di pinggangnya. Tawanya pecah saat lia terus menggelitiknya dengan semangat.

Hap.

"Hentikan Lia, sebaiknya kau duduk dan nikmati hujan sepertiku," ucap Sean sambil memejamkan mata

Saat ini, Lia sedang memperhatikan pria yang tengah duduk di sampingnya,lelaki itu tengah memejamkan  mata sambil menengadahkan wajahnya menikmati air yang jatuh menghantam permukaan kulit wajah.

Netranya tengah menelusuri karya tuhan yang sempurna itu, pahatan wajah Sean sangat indah, bulu mata yang lenting bersanding dengan hidung yang mancung dan di lengkapi bibir menawan. Sempurna!

Tidah heran banyak wanita yang tergila-gila padanya, jika lelaki ini tidak selalu bersikap dingin. Dia yakin, wanita-wanita itu akan mudah mendapatkannya, mereka tidak perlu repot-repot pata hati karena tidak di tanggapi.

Sebaliknya, mereka akan menjadi wanita yang sangat beruntung bisa memiliki lelaki seperti Sean.

"Aku tau, aku menawan Lia. Tetapi bisakah kau menutup mulutmu, itu  banjir!"

Lia dengan refleks menyentuh bibirnya,bibirnya mengerucut kecal saat tau Sean sedang menggodanya. Ia dengan kejam mencubit Sean sampai pria itu memohon ampun.

"Hahah, baik-baik, maafkan aku."

Lia tak menanggapi Sean, sebaliknya ia memalingkan wajah agar tidak melihat wajah menyebalkan kekasihnya itu. Kekasih?!

Ya, Lia juga tidak pernah berfikir akan menjadi kekasih Sean, setidaknya pada hari itu ia benar-benar menuruti kata hatinya. Ia merasa menjadi wanita paling beruntung bisa memiliki Sean.

Lelaki itu tidak pernah menuntut apapun darinya. Tidak mempermasalahkan kebisuannya, bahkan Sean berjanji akan membantu Lia membalaskan dendamnya.

Lia tidak pernah tau perasaannya terhadap Sean, ia hanya menyayangi lelaki itu, entahlah mungkin seiringnya waktu, perasaannya akan tumbuh.

"Lia ...?"

Lia terkejut, saat Sean memanggilnya. Ia mengembalikan fokusnya dan tersenyum pada Sean, matanya menunjukan bahwa aku baik-baik saja.

"Sean, mengapa kau menyukai hujan?"

Bibir lia bergerak secara lambat, agar Sean dapat memahaminya. Sean tersenyum dan mengacak rambut Lia.

"Aku suka seperti ini, menikmati setiap rintiknya. Sedikit egois, meminta setiap tetesnya mengalir melewati diriku menghilangkan rasa sakit."

Lia mengerutkan kening, mencoba memahami arti di balik kata-kata Sean. Ia menatap Sean lebih dalam, mencoba memahami apa yang di sembunyikan lelaki itu.

"Hahaha, sebaiknya kita kebali, kau akan sakit jika berlama-lama di bawah hujan." ucap Sean, sabil mengulurkan tangannya kepada lia.

Lia menuruti Sean, ia menerima uluran tangan Sean sambil berdiri, saat mereka berbaik. Seorang berlari dengan tergesa menghampiri keduanya.

"Nona, kami telah melakukan sesuai perintah anda. Saat ini korban telah di tempatkan di ruang bawah tanah."

Lia menganggukan kepala sambil tersenyum. Senyum itu mengembang pada bibir mungil Lia, senyum yang sangat menawan tetapi pada saat bersamaan senyum itu mematikan. Senyuman yang sukses membuat tubuh Sean dan orang yang melapor tadi merinding.

------------NNT-----------------

Kekasih Bisu Penyuka Hujan (TAMAT)✔Donde viven las historias. Descúbrelo ahora