12

325 34 0
                                    

Kenyataan yang menyakitkan. Bukan?
Sakit itu yang merubahku perlahan.

-----------------------------------------------------------------

BRAK!!!!!

Lia terkejut, saat mendengar seseorang  mendobrak pintu kamarnya, ia refleks  menjatuhkan surat yang di berikan  ibunya. netranya beralih  menatap orang yang mendobrak pintu itu.

Sean berjalan dengan tergesa. Langkah kakinya cepat seolah ia sedang di kejar setan. Tepat saat ia berada di depan lia, ia mencengram pergelangan tangan Lia erat.

Matanya menatap Lia nyalang, wajahnya memerah hingga menampilkan pembulu darah pada leher putihnya. Napas Sean memburu  seolah tengah menahan amarah yang siap untuk di muntahkan.

"Mengapa, kau tidak memberi tauku. Kau bisu!" bentak Sean keras.

Lia tidak menangapi Sean, ia meringis berusaha melepaskan pergelangan tangannya yang mulai merasa sakit.

"Jawab!" bentak Sean marah

DEG.

Lia tertengun saat Sean membentaknya. Tenggorkannya tercekat perlahan netra gadis itu berkaca-kaca. Air mata mengalir melewati pipi putih gadis itu.

Ini kedua kalinya ia menangis di depan Sean. Lia membenci orang membentaknya. Apa lagi orang itu tau dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang di ajukan. Itu membuat dadanya  sakit.

Perlahan lia membuka mulutnya, dia berbicara. Tapi hanya gerakan bibirnya yang tercipta tanpa suara

"Aku bisu."

Walau tidak memiliki suara Sean dapat membaca gerakan bibir Lia. Hal itu sukses membuat Sean menegang.Ia meraih Lia kedalam dekapannya.

"Maaf, maafkan Aku. Aku berjanji akan membantumu mendapatkan suaramu,"ucap Sean serak

Ucapan Sean seolah bisikan menenangkan untuk Lia, ia mulai tenang. Perlahan Lia menjauhkan tubuhnya dan menatap Sean.

"Tidak. Itu bukan salahmu, aku menerima kondisiku."

Untuk kedua kalinya. Sean merasakan dadanya sesak. Sungguh ini lebih menyakitkan di bandingkan ia yang mengalami sendiri. Jantunganya seolah di remas, itu membuat ia sulit bernapas.

Sean menundukan pandangannya. Matanya tidak sengaja melihat kertas yang di jatuhkan Lia tadi. Sean membungkuk untuk mengambil kertas itu.

Ia sedikit terkejut saat membaca surat itu.  Tetapi keterkejutannya tidak bertahan lama, ia menatap Lia dan berucap.

"Aku akan mengantarmu ke tempat ini," ucap Sean.

Lia mengerutkan keningnya menatap Sean. Ia tidak menyangka Lelaki muda ini tau mengenai organisasi ibunya.

"Kau ... tau?"

"Ya, Makanlah, setelah itu bersiap aku akan mengantarmu sekarang."

Lia tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Netranya bersinar dan bibir mungil itu tersenyum. Sean yang melihat itupun ikut tersenyum.

Tanggal kematianmu semakin  memdekat. Dimas.

--------------------NMT------------------






Kekasih Bisu Penyuka Hujan (TAMAT)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang