1. Ucapan Selamat Pagi

203 4 0
                                    

Bagian satu | Ucapan Selamat Pagi

****


"Selamat pagi.." Ucap seorang perempuan cantik berambut panjang.

Namun ucapan itu sepertinya tidak pernah digubris oleh sang pendengarnya.

Elang menyalakan motornya, kemudian melajukannya perlahan.

Sedangkan Sea, dia hanya mengerucutkan bibirnya saja melihat sang pujaan hatinya semakin menjauh dari hadapannya. Harus memakai cara apalagi agar mendapatkan sedikit saja perhatian dari Elang? Tapi Sea tidak akan pernah lelah, dia akan terus berusaha mencobanya.

Hari ini sangat dingin, cuaca mendung, sama seperti hati Sea saat ini. Sea masih tidak habis-habisnya memakukan pandangannya pada Elang, sedangkan elang tatapannya masih lurus kedepan seperti biasanya.

"Sea.. Sea.." Panggil seorang perempuan dibelakangnya.

"Apaan sih?" Jawab Sea tanpa melihat sumber suara.

"Sea, it-" ucap Taresha langsung terpotong karena Sea yang merasa teganggu dengan sahabatnya itu.

"Apaan sih Sha?"

"SEA ARRETA WIGUNAA...." Hanya teriakan itu yang mampu mengembalikan fokus Sea.

Dengan cepat Sea mengerjapkan matanya, kemudian dia melihat Bu Hani yang sudah bercagak pinggang didepannya.

Sea melihat tatapan para siswa dikelasnya yang sudah ter-arah padanya.

"Eh.. Mmm.. I-ibu" Ucap Sea terbata.

"Kamu ngapain liatin Elang kaya gitu?" Tanya Bu Hani.

"Cieee, Ciee.." Semua Siswa meneriaki Sea dengan embel-embel seperti itu.

Sea sangat malu sekarang, bagaimana ini? dia harus menjawab apa?

"Sekarang kamu ambil buku matematika di  perpustakaan, kamu juga Elang!" Titah Bu Hani.

Apa katanya? Ngambil buku di perpustakaan sama Elang? Ah kalau kaya gini mah gamasalah disuruh pindahin perpustakaan juga, asalkan sama Elang, Sea pasti mau.

Tanpa menjawab Bu Hani, Elang pun langsung keluar dari kelas dan menuju perpustakaan, sedangkan Sea dia mengkuti Elang dari belakang, dan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Elang.

"Hai Elang.." Hanya kata itu yang terpikir di otak Sea sekarang.

Namun bukannya menjawab Elang malah mempercepat langkahnya, dan itu membuat sea berlari kecil.

"Elang.." Panggil Sea.

Tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Elang, seperti mulut elang sudah terkunci rapat untuk membuka suara pada Sea.

Setelah didepan perpustakaan, Sea hendak membuka pintu, namun elang mendahuluinya.

  -

"Ehh coba deh lo tebak gimana malunya Sea sekarang?" Tanya Hellena pada kedua sahabatnya itu.

"Gatau deh gue puyeng, gue gak tau hatinya Sea terbuat dari apa sampe kuat banget hadepin Elang yang udah kaya kutub utara itu." Jawab Taresha sembari memegang pelipisnya.

"Gue jadi kasian sama Sea, dari kecil waktu awal pindah dia suka sama elang, tapi elang udah kaya anggep sea itu gak ada."  Tambah Chelsea.

"Iya sih gue juga mikir kaya gitu, padahal banyak loh yang suka sama dia, contohnya tuh si Samudera sama si Sky"

Takk..

THALLASOPILE (On Going)Where stories live. Discover now