Wattpad Original
There are 6 more free parts

Prolog

38.1K 1.4K 84
                                    

Kamu suami yang baik, tapi tidak cukup pandai memuaskanku. Maaf aku pergi, Sella tidak kubawa, karena aku tahu dia lebih bahagia bersamamu.

Lupakan aku,
Jennifer.

Sepucuk surat dengan tinta semerah darah itu Mario remas dengan keras. Saat dia bangun, bukan istrinya yang dia temukan di sebelahnya, melainkan sebuah kertas perpisahan yang kejam. Jennifer, wanita yang sudah delapan tahun menjadi istrinya itu pergi tepat di hari ulang tahun pernikahan mereka.

Ting!

Sebuah notifikasi whatsapp masuk, Mario mengambil ponselnya dari atas nakas sebelah kanan. Nama Polo tertera di layar, Mario membuka isi pesannya. Polo adalah bodyguard yang Mario pekerjakan secara diam-diam untuk mengawasi Jennifer.

Sebuah foto.

Foto yang mengungkap alasan kepergian Jennifer.

Dada Mario naik turun, bergemuruh hebat akibat diledakkan oleh emosi. Dia meremas ponsel itu, lalu membantingnya dengan keras ke salah satu tembok. Mario turun dari ranjang, berteriak sembari menjatuhkan benda apa saja yang bisa dijangkau oleh tangannya.

Mario merasa dikhianati oleh seseorang yang selama ini dia percaya. Jennifer yang dia pikir seorang peri, ternyata tidak lebih dari penyihir mengerikan. Apa yang tidak Mario berikan pada wanita itu? Tidak ada.

"Fuck you!" teriak Mario sembari melempar vas bunga ke bingkai foto pernikahan mereka. Tepat mengenai wajah Jennifer, membuat pecahan kaca berhamburan ke bawah. Foto itu pun jatuh setelahnya.

"Papi?"

Buru-buru Mario menoleh ke pintu, pada Sella, sang putri yang baru saja bangun tidur. Sella masih memeluk boneka kesayangannya, menatap takut pada situasi di kamar itu. Sella, putri yang sangat dia cintai hasil buah cintanya bersama Jennifer selama 8 tahun menikah.

"Sayang." Mario buru-buru mendekati Sella, lalu menggendong putrinya itu dan membawanya keluar. Dia tidak ingin Sella melihat kehancurannya, karena saat ini satu-satunya yang dia miliki hanya putrinya itu.

Mario membawa Sella kembali ke kamar serba pink, dengan ciri khas rumah barbie. Lalu mendudukkan putrinya ke tepi ranjang, dia sendiri duduk di bawah.

"Papi sedih karena ditinggal Mami?" tanya Sella dengan nada suara lembut dan polos.

Mario cukup terkejut dengan pertanyaan itu. "Sella tau dari mana kalau Mami pergi?" tanyanya.

"Tadi sebelum pergi, Mami ke kamar Sella. Mami pamitan, katanya mau ke suatu tempat yang jauh. Mami bilang, Sella harus sama Papi dulu, nanti kalau Mami sudah kembali, Mami akan bawa Sella pergi. Memangnya Mami mau ke mana, Pi?"

Bangsat kau, Jennifer! Mario mengutuk perbuatan istrinya itu. Tega-teganya Jennifer melakukan ini pada anak yang belum mengerti apa-apa. "Jangan dipikirkan sayang, Sella anggap itu hanyalah sebuah mimpi. Mengerti?" bujuk Mario.

Sella yang benar-benar masih polos pun mengangguk. Terlihat sekali kalau anak ini sangat penurut, mewarisi sifat Jennifer sebenarnya. Tapi entah kenapa tiba-tiba wanita itu berubah, hanya karena satu alasan.

Satu alasan yang membuat Mario tidak mampu memaksakan istrinya untuk kembali.

***

DesireWhere stories live. Discover now