Chapter 9

188 19 8
                                    

Uncomfortable Feeling
.
.
.

Kala malam tiada berbintang
Tampak redup wajah rembulan
Hening sunyi sangat mencekam
Desir angin pun tanpa suara
Ku termenung menatap alam
Kepasrahan semakin dalam
Jagat raya dan seisinya
Lukisan segala kuasa
Kehidupan di alam semesta
Mengagumkan dan luar biasa
Semakin kurasa keagungan ini
Karya ciptamu Tuhan
Embun pagi dan rerumputan
Hijau daun dan warna bunga
Kicau burung yang hinggap di dahan
Matahari bersinar terang
Dan semua ini semakin kurasa
Sebagai nikmat yang telah kau berikan
Takkan ku langkahkan kakiku lagi
Tanpa bimbingan mu Tuhan
Kala malam tiada berbintang
Ku termenung menatap alam
Hening sunyi sangat mencekam
Kepasrahan semakin dalam
Embun pagi dan rerumputan
Matahari bersinar terang
Kicau burung yang hinggap di dahan
Lukisan segala kuasa

BUKAN!!!  Hening di sini bukan menggambarkan hening seperti lirik lagu di atas. Astaga bahkan hening disini begitu membuat Lucy merinding. Dilihatnya Natsu malah menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan di atas meja. Apa maunya bocah berambut sakura ini. Bagaimanapun Lucy harus berfokus membaca novelnya. Dengan adanya Natsu membuatnya tak bisa konsentrasi.

"Ano Dra-Natsu-san, jika tak ada keperluan sebaiknya jangan tidur di sini" ujar Lucy perlahan. Di harus memberanikan diri, dari pada mereka disini diam membisu membuang waktu.

Bodoohh!!! Sebenarnya Natsu tak tidur, justru dia bingung harus bagaimana. Walau Lucy memberinya kesempatan tapi ini sangat canggung. Mana keberaniannya saat mengecup kening gadis itu?...

Natsu mengangkat wajahnya dan tersenyum canggung. "S-sudah makan?" kenapa pertanyaan seperti ini, tak masuk akal, mungkin saja gadis itu sudah makan. Bagaimana pun sudah jam makan siang sejak tadi. Natsu bodoh!.

Lucy tersenyum di balik buku yang menutupi sebagian wajahnya. "Tentu saja sudah" sedikit senang Natsu bertanya seperti itu. Ya walau mungkin agak lucu.

"Aahh benar, pasti sudah. Apa-apaan aku ini" Natsu gelagapan memukul kepalanya sendiri. Sambil cengengesan tangannya menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Dalam hati Lucy, pemuda di sampingnya ini sangat berbeda dengan Natsu yang di kenalnya dulu. Mungkin memang menggemaskan, tapi karena melupakan dirinya entah mengapa itu sangat terasa sakit saat membalas senyuman cerah pemuda itu.

"Bagaimana dengan Natsu-san?" tanya Lucy masih memperhatikan gerak-gerik Natsu. Lucy juga merasa aneh bertanya seperti ini.

Terkejut dengan hal sepele seperti ini sangat menyedihkan bagi laki-laki populer sepertinya. Natsu sedih dalam hati, tapi tetap merasa senang di tanyai oleh gadis pujaannya. "Aku sudah, maaf tak menawarkan mu" Natsu menatap mata Lucy senang. Lucy mengangguk tersenyum walau senyum itu tertutup buku novel kesukaannya.

Hening lagi, ahhh banyak yang ingin di obrolkan tapi kenapa sulit sekali. Getaran di saku celananya membuatnya terkejut. Ternyata ponselnya mendapat email dari Gray.

*Idiot Fullbuster*
Sudah bertemu dengan gadis pirangmu?
Aku tebak sudah, dan kau sedang gugup seperti perjaka yang sedang jatuh cinta dan dengan bodohnya membuat suasana hening. Tentu saja aku benarkan? ha ha ha.

Natsu menggerutu karena isi pesan Gray sungguh tertohok, karena bocah itu menebak dengan tepat sasaran. Menjengkelkan sekali.

*Me*

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 18, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Dragneel ja nai, Natsu daWhere stories live. Discover now