Rumah sakit

20 4 1
                                    

"Gue pulanggg..."teriak Bella membuka pintu rumah yang nampak Ica dan Tesya sedang menonton film drakor.

"Aaaa Bellaaa" teriak Tesya dan memeluk seolah tak bertemu selama bertahun-tahun padahal baru sebulan.

Mereka bertiga berpelukan girang hingga Bella lupa tentang yang terjadi sebelumnya bersama Zoe. "TUNGGU!" Teriak ica.

"Kenapa?" tanya Bella heran.

"Martabak pesanan gue mana?" 

Bella menepuk jidatnya, dia benar-benar lupa soal itu. "Gue lupa, pesen lewat go-food aja ya gue yang bayar tenang aja" Bella segera mengeluarkan ponselnya, dan memesan martabak manis dan asin untuk mereka bergadang.

Tesya memperhatikan muka Bella seperti ada yang salah. "Mata lu bengkak, abis ngapain bisa gitu?".

"Euu.. euu ini gue kelilipan tadi di jalan" ucap Bella berbohong agar tidak memperpanjang urusan.

"Gue di anterin pulang sama Dikta loh..." ucap Bella mengalihkan pembicaraan, karena Bella tau pasti mereka berdua akan lebih tertarik membahas Dikta, karena parasnya sangat ganteng, hingga hits di tiap sekolah!.

Mata Tesya membelalak begitu tak percaya karena setelah mendiang Seila tiada dia tak pernah mengantar atau dekat dengan perempuan lain. "Wah kok bisa?". Tanya Tesya sangat antusias.

"Gue gitu loh!" Bella membanggakan dirinya menepuk dadanya seolah sangat bangga.

Ica menggeleng-gelengkan kepalanya. "Lu udah dapet Rama masih aja gatel" 

Drtt.. drtt..

"RAMA!". Teriak Bella melihat nama Rama yang menelponya.

Bella hanya terdiam tak menyapanya.

"Bell" Rama mendahului menyapa.

"Iyaaa Ram , ada apa?" 

"Gue udah pulang"

"Wah alhamdulillah kalau begitu"

Ica dan Tesya mendekatkan telinga mereka ke ponsel Bella agar mereka dapat mendengarkan percakapanya. "Minggir iih.." ucap Bella mengusir kedua sahabatnya agar menjauh.

"Tapi sekarang gue di rumah sakit, tangan gue cedera... hmm  sepertinya patah'' ucap Rama memberi tau.

"Hah?! kok bisa? " Bella terkejut , sangat terkejut, saat mendengar itu.

"Nanti gue jelasin kalo ketemu, sudah dulu ya gue harus istirahat"

Tak menunggu jawaban Bella, Rama menutup telpon begitu saja.

Wajah Bella kini terlihat muram, dia khawatir dengan kondisi pacarnya sekarang.

"Udah enggak apa-apa, besok kita jenguk bareng-bareng" Ucap Tesya berusaha menenangkan.

Bella mengangguk, keceriaanya mulai kembali, apalagi saat mendengar suara mas-mas go-food memencet bel.

Bella segera berjalan menuju pintu. Namun gerak kakinya kalah cepat dengan ica yang sudah berada di depan pintu, mendahului Bella.

 Bella membayar semua tagihanya dan ica yang membawa martabak, dengan cepat dia sudah mengambil satu potong martabak keju di tanganya yang baru saja dia duduk.

"Lu garceppppp banget, lomba sama cheetah asal ada makanan pasti menang" ucap Bella

Ica membelototi Bella dan tak lama dia sudah mengambil potongan ke tiga, Bella dan Tesya pun tak mau kalah dengan Ica mereka pun segera mengambil potongan martabak dan melanjutkan menonton film drakor favorit mereka.

Tentang kita [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang