Chapter Fourteen

738 43 0
                                    

Setelah mendengar pintu apartementnya tertutup, Kyuhyun segera melepaskan bibir perempuan yang bahkan ia tidak ingat namanya. Ia langsung meninggalkan tempat tidurnya dan memilih untuk duduk di atas sofa dengan celana pendek yang memang dari tadi dipakainya.

"Kalian bisa tinggalkan aku." Ucap Kyuhyun pelan tanpa menatap mereka.

Tanpa protes, perempuan-perempuan itu langsung memakai kembali pakaian mereka yang berserakan di lantai. Kyuhyun bersyukur karena belum meniduri mereka walaupun memiliki niatnya. Ia membutuhkan teman bicara, karena itulah menyewa perempuan-perempuan itu untuk datang ke apartementnya.

Kyuhyun membiarkan mereka telanjang dan mengizinkan mereka melepaskan seluruh pakaiannya kecuali celana pendek itu. Dan yang mereka lakukan dari tadi hanyalah berbagi cerita. Namun saat Yeon datang, Kyuhyun terpaksa berpura-pura mesra dengan mereka agar perempuan itu pergi.

Terlalu menyakitkan melihat Yeon di apartementnya. Apalagi setelah mendengar pernyataan cinta dari perempuan itu. Kyuhyun merasa dunianya seolah berputar.

"Aku harap kau mau mempercayai ucapan mantan calon istrimu tadi, Kyuhyun-ssi." Kata salah satu perempuan yang membela Yeon tadi.

"Dia benar-benar terlihat jujur dan tulus. Ia juga terlihat terluka ketika melihat kau bersama kami. Aku pikir dia benar-benar mencintaimu." Lanjutnya.

Kyuhyun hanya diam saja sembari menundukkan kepalanya. Ia juga mengabaikan perempuan-perempuan itu yang berpamitan padanya.

Bohong jika Kyuhyun tidak terpengaruh dengan pernyataan cinta dari Yeon. Nyatanya ungkapan cinta dari perempuan itu mampu membuat jantungnya berdebar dengan kencang.

Saat melihat airmata di wajah Yeon, Kyuhyun ingin sekali mendekatinya dan menyeka airmatanya. Memeluknya dengan erat seraya berkata 'semuanya akan baik-baik saja'.

Hanya saja Kyuhyun terlalu takut untuk mempercayai Yeon lagi. Bukan hanya Yeon, Kyuhyun terlalu takut untuk mempercayai orang lain. Ia tidak mau mengalami hal yang menyakitkan seperti ini untuk kedua kalinya.

Bagaimana jika Yeon hanya bersandiwara? Bagaimana jika Yeon belum selesai dengan balas dendamnya? Bagaimana jika Yeon memanfaatkannya lagi karena rasa benci perempuan itu pada ayahnya?

Kyuhyun mengusap wajah dan rambutnya dengan kasar. Ia tidak bisa mengabaikan rasa bersalahnya karena telah membuat Yeon menangis. Ia ingin sekali berteriak kencang dan melupakan semua masalah yang terjadi.

------

Jun menuruni taksi setelah sampai di depan rumahnya. Ia menatap jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul satu malam. Ia tidak bisa berkonsentrasi bekerja karena rasa bersalahnya pada Yeon. Karena telah mengacuhkan perempuan itu selama dua hari ini.

Jun menghela nafas dan masuk ke dalam rumahnya. Rumah dalam keadaan gelap karena hari memang sudah malam. Yeon mungkin sudah tidur dengan lelap di kamarnya saat ini. Namun saat Jun menunduk, ia terpaku melihat sandal rumah Yeon yang berada di samping sandal rumahnya.

Jika Yeon ada di rumah, seharusnya sandal itu berada di kamar perempuan itu, kan? Kenapa sandal ini berada di dekat pintu rumah?

Jun membuka sepatunya dan menggantinya dengan sandal rumah. Ia menaruh tasnya di atas sofa dan menghampiri kamar Yeon. Tangannya terulur untuk mengetuk pintu kamar Yeon.

"Noona?" Panggil Jun dengan pelan.

Tidak ada tanggapan apapun dari dalam.

"Yeon noona?" Jun mengetuk pintu semakin kuat. Masih tidak ada tanggapan apapun.

Jun memutuskan untuk membuka pintunya yang ternyata tidak di kunci. Tangannya meraba dinding untuk menghidupkan lampu kamar. Dan apa yang dipikirkan Jun memang benar. Yeon tidak berada di rumah. Kamarnya dalam keadaan kosong.

Love, Hurt, and RevengeWhere stories live. Discover now