Chapter 66 Voidwright (6)

784 25 7
                                        

Selama ribuan tahun, Void—kekosongan absolut—adalah titik nol sihir: tidak bisa disentuh, tidak bisa dimanipulasi, hanya bisa dihindari atau ditundukkan melalui pengorbanan besar. Dalam kesunyian yang kelam, ia berselimutkan bayangan, menunggu dalam kesendirian yang mencekam, seolah ingin mengisahkan betapa hampa dan telusnya dunia tanpa keberadaannya.

Namun setelah kematian Vorrak oleh Nameless Crown, Void tidak lagi tak tersentuh. Kini ia bagaikan sebuah lukisan berwarna kelabu, dimana setiap goresan devilishnya merepresentasikan kesedihan tak terungkap dari jiwa-jiwa yang terjebak dalam kerinduan yang mendalam.

Void kini bisa dikenali, bahkan diberi bentuk, oleh mereka yang cukup kuat untuk mengingat sesuatu yang tidak pernah ada. Ibarat kenangan yang terpendam, yang mengintip dari balik tirai waktu, Void seolah berbisik kepada pencipta-pencipta yang berani, mengajak mereka merasakannya melalui setiap helai rasa dan kerinduan, seakan ia sendiri bercerita dalam diam.

"Ini seperti memberi nama pada rasa lapar itu sendiri... lalu memakannya."


— Archsage Myrren, saat menyaksikan Void Fragment mulai bereaksi terhadap emosi. Kata-katanya bagaikan gema di sebuah lembah hampa, menandai kesedihan di balik setiap keinginan untuk memahami kekosongan yang melingkupi mereka.

Untuk pertama kali, Void mulai berevolusi, merangkul kesunyian yang selama ini menemaninya. Dari kekosongan itu, muncul dua rahim raksasa, layaknya cabang-cabang di pohon kehidupan yang terpisah dari akar, dan dari sana terlahirlah dua entitas baru, menandakan bahwa bahkan dari kehampaan, bisa muncul harapan baru, meski sepenuhnya dihantui rasa sepi yang legendaris.

Arista the Lost – The Forgotten Child of the Cosmos

"Ia tidak pernah ada. Tapi kita semua mengingatnya."

Arista bukan diciptakan... ia terjadi. Seolah takdir menggenggam memori kolektif itu erat-erat, menyalakan cahaya dalam kegelapan. Bayangan seorang gadis kecil—tak pernah disebut namanya dalam lembaran sejarah—bersembunyi dalam heningnya malam, senyumnya terukir di sudut-sudut mimpi. Dalam setiap dongeng yang tak berujung, dan setiap isak tangis yang menembus batas waktu, Arista hadir. Ia terbungkus dalam lapisan kesedihan, mewakili semua yang hilang namun tak pernah dilupakan.

Wujud: Dia adalah anak perempuan tanpa wajah, tubuhnya melayang seperti embun pagi yang terlupakan oleh sinar matahari. Pita hitamnya menari lembut di udara tak terlihat, seakan menggambarkan kehampaan yang mengelilinginya—suara sunyi yang menciptakan lagu kesepian.

Voidwright Domain: Eidolon Despair – Dalam ranah ini, duka merajut jaring tak terlihat, mengikat jiwa yang terjebak dalam kebingungan tanpa arah. Ia memanipulasi rasa sakit yang tak pernah memiliki sebab, setiap napas musuhnya menjadi seakan terengah dalam keputusasaan, kehilangan alasan untuk hidup sambil dikelilingi oleh bayang-bayang pertanyaan yang tak terjawab.

Tujuan: Mencari dunia yang cukup sepi agar ia dapat tinggal di dalamnya, menghapusnya—seakan membasuhnya dengan air mata—agar tak ada yang dapat mencemari keheningan itu lagi. Dalam keheningan, Arista menemukan keindahan yang terasa pahit.

Faranox the Hollow – Architect of Perfect Silence

"Bukan ketiadaan... tapi kesempurnaan di mana tidak ada yang perlu diucapkan."

Faranox adalah kebalikan dari Fitran, seperti malam dan siang yang tak pernah saling bertemu. Jika Fitran bertahan sebagai luka dalam eksistensi, maka Faranox adalah kesempurnaan kehampaan—serupa void yang menanti penghuninya kembali. Ia tidak ingin menghapus dunia yang ada; sebaliknya, ia berhasrat untuk menyempurnakan dunia agar semua makna runtuh dengan sendirinya, seperti embun pagi yang menguap saat mentari menyentuhnya.

Memory of HeavenWhere stories live. Discover now