5. Taking the First Step

736 85 4
                                    

-Cerita ini hanya fiktif belaka, lahir dari pemikiran gue sebagai penulisnya. Para plagiator ingat, karma itu datengnya enggak pake permisi-

***

Dari jarak kurang lebih dua meter, Ify dapat mendengar suara sorak – sorai penonton yang bergemuruh dari dalam gedung olahraga SMA Adijaya. Ify dengar dari Shilla kalau hari ini—Sabtu—Tim basket SMA Adijaya sedang mengadakan sparing dengan SMA Jayapati. 

Ify enggak sempat untuk menonton pertandingan itu dari awal karena dia masih ada keperluan lain, yaitu mengurus pendaftaraan diri sebagai anggota salah satu club ekstrakulikuler.

Ngomong – ngomong, Ify memilih bergabung ke club Teater. Tidak ada alasan khusus, hanya saja Teater adalah hal paling familiar baginya. Soalnya di sekolah lamanya dulu, dia sering berpartisipasi dalam pementasan drama musikal yang diadakan setiap tahun. 

Tadi Ify juga sudah berkunjung ke ruangan clubnya dan merasa bersyukur karena dirinya disambut dengan cukup baik di sana. Dia juga sempat menanyakan apakah ada syarat khusus untuk bergabung dengan club Teater. Mengingat wali kelasnya pernah bilang bahwa setiap ekstrakulikuler memiliki syarat dan ketentuan khusus terkait keanggotan ekskulnya.

Dan sepertinya dewi fortuna memang benar – benar sedang berpihak kepadanya, karena mereka bilang club teater tidak memiliki syarat yang rumit. Ify hanya perlu menampilkan keahlian apa yang dimilikinya hari sabtu depan, karena ternyata hari ini semua kegiatan ekskul diliburkan. 

Semua siswa di arahkan untuk menonton pertandingan basket di gedung olahraga. Sebelum meninggalkan ruangan club, Ify juga diminta untuk mengisi data diri berupa nama, kelas, dan nomor ponsel yang dapat dihubungi.

Lalu sekarang di sinilah Ify berdiri. Di depan pintu gedung olahraga yang terbuka sehingga suara sorak sorai penonton terdengar begitu jelas. Ify menghembuskan napasnya pelan. Kepalanya menunduk untuk menatap satu buket bunga mawar merah yang ada ditangannya.

"Ngapain sih Fy, pake beli beginian." Gumam Ify pelan. Tadi Ify memang sempat meminta tolong kepada Pak Jaya—supir Ayahnya—untuk membelikan buket bunga itu. 

"Jangan ngeluh Ify, ini hutang yang harus lo lunasin." Lanjutnya lagi, masih berbicara pada dirinya sendiri.

Buket bunga mawar merah ini niatnya akan dia berikan kepada Rio nanti—jikalau tim basket SMA Adijaya menang. Dan tentu saja Ify berharap Adijaya menang, agar buket bunga yang ada ditangannya sekarang ini tidak sia – sia. 

Buket bunga itu akan Ify berikan sebagai pengganti buket mawar merah yang Rio 'pinjamkan' pada Ify pada pesta ulang tahun Dara hari selasa kemarin. 

Iya, Ify menganggap buket bunga yang Rio berikan padanya itu sebagai pinjaman. Karena enggak mau ribet, makanya Ify memutuskan untuk mengganti buket bunga itu dengan buket bunga juga. Biar impas, mumpung momennya juga sedang pas.

Soal pesta ulang tahun itu, tidak ada hal istimewa yang terjadi di sana. Setelah masuk ke dalam café dan memberikan buket bunga itu pada sang pemilik acara ulang tahun yaitu Dara. Ify dan Rio berjalan menuju meja yang sudah berisi teman – temannya yang lain. 

Oh, mungkin ada satu hal istimewa bagi Ify, itupun kalau bisa dikatakan istimewa. Di acara itu Ify dan Rio sempat ngobrol, meski topiknya cuma seputar tugas kelompok biologi mereka.

Ify masih ingat bagaimana cara Shilla yang lagi bad mood menegurnya, waktu itu gadis itu bilang gini.

"Lo berdua tuh ya, lagi party begini sempet - sempetnya bahas tugas. Enggak sekalian aja lo panggil temen kelompok lo yang lain? Udah sih jangan ngebahas tugas, tugas, tugas melulu. Enggak perlu lo kejar – kejar, itu tugas nanti juga beres!"

The Heirs (US#1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang