"Masih kecil dah pinter gombal!"

Perkataan itu membuat mata Sam membulat. Masih kecil? Ia sudah kelas 1 SMP, dan umurnya sudah tiga belas tahun.

Sam menatap name tag yang ada di bagian dada kiri gadis itu. Mata gadis itu membulat melihat arah tatapan Sam. Ia langsung menutupi dadanya. "Kamu mesum! Udah ditolongin bukannya terima kasih malah mau mesum!"

Sam menggeleng-gelengkan kepalanya. "Bukan gitu, aku tadi cuma lihat nama kamu aja. Nama kamu Adyba toh."

Muka gadis itu memerah malu, ia berlari dan meninggalkan Sam di sana. Tetapi, tidak lama gadis itu kembali ke depan Sam lagi sambil memberikan hansaplast. "Itu untuk kamu. Dipakai, jangan sampai enggak! Jangan lupa dibersihin dulu lukanya, kalau enggak nanti infeksi."

Dan setelah itu gadis itu langsung berlari lagi meninggalkan Sam yang melengkungkan bibirnya dengan lebar. "Kamu bakalan jadi milikku, Adyba Bailey Khenzi."

Flashback off....

Sam tersenyum saat sudah merasakan nafas teratur Dyba yang ada di dadanya. "Selamat tidur Princess Sam yang paling Sam sayang. Sam janji bakalan buat Dy seutuhnya jadi milik Sam. Tunggu Sam, Dyba." Setelah itu Sam mengecup dengan lembut kening Dyba.

***

"Good morning, bae."

Dyba membalikkan tubuhnya dan tersenyum ke arah Sam yang masih dengan wajah bantalnya. "Morning, by." Dyba terkekeh dan kembali menumis bawang-bawangan itu.

Dyba geleng-geleng kepala saat merasakan tubuhnya di peluk dari belakang. "Mandi dulu sana, kalau enggak cuci muka aja."

Sam menggesek-gesekkan hidungnya di tengkuk Dyba, tangannya ia lingkarkan dengan erat di perut Dyba. "Males, nanti aja. Hari ini aku di rumah aja ya, kan besok kamu udah pulang."

Dyba terkekeh, ia mengangguk. "Iya, di rumah aja."

"Baunya harum banget." Sam meletakkan dagunya di pundak Dyba.

"Chef Dyba gitu loh."

Sam mengacak-acak rambut Dyba dengan satu tangannya. "Gemesin banget sih calon makmumnya Sam."

Wajah Dyba memerah, ia menunduk untuk menyembunyikan rona wajahnya itu.

"Malu-malu nih ye." Sam mencubit pipi Dyba.

"Udah ah sana, kamu gangguin aku terus."

Sam terkekeh, ia melepaskan pelukannya dan sekarang berdiri di samping Dyba menghadap ke arah gadis itu. Sam memiringkan kepala sambil menatap Dyba instens. "Aku gangguin atau buat kamu terbang terus?"

"Bacot! Udah sana duduk, ini dah mau matang juga."

Sam tertawa, ia mencolek pinggang Dyba membuat gadis itu membulatkan matanya kaget. "Geli, Sam!"

Tawa Sam semakin keras saat melihat ekspresi Dyba itu. Ia mengalah, kemudian ia duduk di kursi pantry.

Sam meminum susu coklat yang sudah di siapkan Dyba di atas meja itu. Matanya menatap punggung Dyba yang tengah lincah memainkan alat masak di depannya itu. Mata Sam mengerjap saat mendengar suara merdu Dyba.

[Bestfriend-Rex Orange County]

And that's because I wanna be your favorite girl
I wanna be the one that makes your day
The one you think about as you lie awake
And I still wanna be your number one
I'll be your biggest fan and you'll be mine
But I still wanna break your heart and make you cry.

Walaupun hanya sepenggal lagu itu, tetapi membuat senyum Sam terbit. Mendengarkan suara Dyba itu susah, bahkan bisa dibilang langka. Dyba paling tidak suka apabila ia menyanyi dan di situ ada orang lain selain dirinya. Ia merasa tidak nyaman, menurutnya suaranya jelek. Dan Sam tersenyum, akhirnya Dyba menyanyi di depannya, entah sadar atau tidak.

"Suara kamu sering-sering lah dikeluarin, kan bagus, Dy."

Dyba terperanjat, ia dengan cepat membalikkan badannya. "Kamu dari tadi masih di situ? Dengerin aku nyanyi?"

Sam mengangguk dengan enteng. Ia berdiri dan berjalan ke arah Dyba. "Bagus, gak usah insecure. Aku beneran kok, suara kamu itu bagus."

Sam mematikan kompor di belakang Dyba. Setelah itu tangan yang satu ia letakkan di pinggang Dyba dan yang satunya mengelus rambut Dyba. "Iya, kamu bakalan jadi satu-satunya perempuan yang aku favoritkan. Ehh enggak, kamu nomer dua, karena yang pertama itu mama. Tenang aja, aku bakalan selalu sama kamu, waktu aku bangun tidur yang aku pikirin cuma kamu. Tapi, jangan ngehancurin hatiku."

Dyba ganti melingkarkan tangannya di leher Sam. Dyba terkekeh. "Itu kan lirik lagunya, kenapa kamu sebutin?"

"Ya gak papa, tapi beneran, aku suka denger kamu nyanyi."

Dyba memiringkan kepalanya ke kanan dan menatap Sam dengan seringainya. "Suka akunya atau nyanyiannya?"

Sam terkekeh gemas, ia mengacak-acak rambut Dyba. "Suka semua yang ada sama kamu. You are my favorite girl, you are my everything."

Dyba tersenyum. "Kalau kamu sebutin 'you are my everything' seketika aku keinget lagunya dots."

"Kamu ini, aku serius malah berjanda." Sam mencubit hidung Dyba.

"Bercanda, sayang."

Sam terkekeh, ia menggesekkan hidungnya di pipi Dyba. "Iya, lidah aku tadi kepleset."

***

TBC....
Warning!! Typo bertebaran....
Jangan lupa vote and comment....
Terima kasih yang udah mau baca, vote, and comment ceritaku....

19 Juli 2020

Possessive Samudera [Selesai] Where stories live. Discover now