29 | RUMAH TAK BERTUAN

466 58 2
                                    

-Kalana Aulia Megantara-

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

-Kalana Aulia Megantara-

"Kita butuh bicara agar jelas, bukan jarak karena kita akan terlepas." -Dua insan yang saling menatap dari jauh.

***

New Mesagge
Kirana butuh elu sekarang. Buruan datengin ke rumah.

Kalion memasukkan ponselnya pada jaket setelah mendapat pesan singkat dari Aldo. Meski penuh tanya dan sedikit bingung, Kalion lantas beranjak dari posisinya. Ia membiarkan anak buahnya memberi tatap tanya tanpa ada niatan untuk dijelaskan.

Drrrttt.... Drrrttt...

Ponselnya bergetar ketika ia menaiki motor. Menatap si penelepon, Kalion mendekatkan benda persegi itu pada daun telinganya.

"Halo, By..."

Deru napas yang menyesak terdengar dari seberang sana. Kalion menajamkan telinganya yang mendapati ringisan sakit.

"Tolongin gua..."

Suara itu hampir-hampir tak terdengar. Bahkan Kalion harus memanggil berkali-kali meski berujung tak ada sahutan. Tanpa berniat memanggil lagi, Kalion menarik gasnya dengan tinggi ke arah kompleks perumahan Kirana.

Memasuki pekarangan rumah yang sepi, Kalion meninggalkan motornya tanpa disangga. Membuat motor itu terjatuh pun Kalion tak peduli. Langkahnya tergesa-gesa menuju pintu utama yang tak terkunci.

"KIRANA!"

Kalion berteriak panik mendapati kekasihnya terkulai lemah di lantai. Menyelipkan lengan di leher serta lutut gadis itu, Kalion membawanya pada kamar utama yang terletak di lantai satu.

Dengan hati-hati, Kalion menempelkan punggung tangannya di dahi Kirana. Panas. Sungguh temperatur tubuh Kirana menyengat punggung tangannya.

"Arghh! Pigeon sialan! Harusnya gua habisin sekalian nyawa mereka." Kalion mengumpat pelan sebelum memutuskan untuk menelepon dokter pribadinya.

Setengah jam menunggu Kirana diperiksa, Kalion akhirnya dapat bernapas lega karena tak ada luka fatal yang dialami gadis itu. Hanya memar pada punggung yang membuat Kirana diberi beberapa salep, serta paracetamol untuk meredakan panasnya.

"Terlalu kecapekan dia, Kei. Belum lagi punggungnya yang memar itu nggak diobatin, suhu tubuhnya otomatis naik drastis." Dokter Aidan menjelaskannya di ruang tamu bersama Kalion.

Kalion mengangguk paham, "Perlu dibawa ke RS nggak, Dok?"

"Boleh, untuk pemeriksaan lebih lanjut. Cek lab kalau perlu."

Setelah berbincang cukup lama bersama Dokter Aidan, akhirnya Kalion mendapat titik terang bahwa penyebab semua ini adalah Keandra, Aulua, serta Pigeon. Tidak salah lagi, hanya dia yang bisa menjadi tameng sejati untuk Kirana.

AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat