bagian 6 | the meaning of Imah

965 110 30
                                    

Mulmed : Keandra Alkarim Diningrat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mulmed : Keandra Alkarim Diningrat

"Jangan khawatir untuk menjadi berharga, karena kamu adalah satu-satunya."

***

LAMPU-lampu di sepanjang sirkuit menyala. Memantulkan cahaya kuning. Sebagian besar sudut di sirkuit tampak sepi tak berpenghuni. Satu-satunya titik yang ramai hanya pada segerombol geng motor dengan aneka kombinasi jaket yang dikenakan. Mungkin ada lima hingga tujuh warna berbeda.

"Beneran nih Kalion mau balapan sama Kirana?" tanya Kiki untuk memastikan, lantas melempar tatapannya pada Kalion yang ada di sebelah kanannya.

"Heh, Kaleng Sarden! Emang lo nggak ngerasa cupu udah ngajakin balap cewek?" Pertanyaan itu dilemparkan Kirana sedetik kemudian pada ketua geng motor The Boys.

Kalion hanya mengedikkan bahu, lantas bangkit dari duduknya. "Gue sih yakin lo bakal kalah, dan kalo gitu kan lo lebih gampang buat jadi pacar gue."

"Dih, sinting. Sampai kapan pun gue nggak sudi jadi pacar lo, apalagi buat balapan kayak gini." Kirana menyahuti dengan napas terengah. Letupan emosi membumbung di dalam dadanya. Ia mati-matian menahan kedua tangannya untuk tidak melempar sepatu yang dikenakan ke puncak kepala Kalion.

Aulia yang masih dalam posisi merangkul Kirana lantas mengusap bahu ketua geng itu secara perlahan. Tak sedikit kata "sabar" digumamkannya agar Kirana tak meledak. Apalagi atmosfer di sekitar menjadi begitu canggung. Tampaknya kedua pihak itu sama-sama tak mau mengalah.

Tepuk tangan dari Kiki mulai mencairkan suasana. "Udah-udah, Kalion jangan paksa Kirana karena lo udah tau jawabannya gimana. Jadi, malem ini kita asik-asikan aja. Balapan bisa diwakili per anggota geng motor, tanpa embel-embel urusan pribadi."

"The Boys versus Tiger, gimana?" Kiev yang merupakan ketua geng motor Tiger lantas menawarkan diri.

Kalion yang sudah mengaitkan helm di lengan lantas mengangguk menyetujui. Tidak buruk juga untuk tanding balap dengan geng Tiger. Apalagi posisinya sudah kepalang berdiri sejak adu argumen dengan Kirana tadi.

Ketua geng Tiger pun beranjak dari posisinya. Ia melangkah berdampingan dengan Kalion menuju garis start, tepat di mana motor mereka disiapkan. Ia tak begitu mengenal Kalion, hanya sering mendengar desas-desus hilangnya ketua geng itu selama dua tahun kemarin.

"Gue Kiev, anak Bina Bangsa," ujar Kiev begitu keduanya sudah menunggangi motor masing-masing. Bahkan kini ia mengulurkan tangan.

Kalion tak menoleh sama sekali. Bahkan ia tak ingin repot untuk membalas uluran tangan itu. Sebelah alisnya berkerut heran. Menurutnya, ini hanyalah basa-basi yang sangat membuang waktu.

"Lo udah pasti tahu siapa gue," sahut Kalion sembari mengenakan helm, kemudian memasang pengait di bagian bawah.

Uluran tangan Kiev yang hanya disambut angin lantas ditariknya kembali. Ia menahan gejolak di dada yang ingin memaki sekaligus melempar helm yang masih ada di lengan. Namun, tanpa membuang waktu lebih banyak lagi, ia lekas mengenakan helm.

AKUNTAN(geng)SI [COMPLETED]Where stories live. Discover now