"Maaf, aku terlambat." sela lelaki yang baru saja datang itu.

Seokjin hanya mengangguk sebagai balasannya. "Soobin di temani Yoona Noona. Tadi Hyung meminta tolong padanya untuk menemaninya." jelasnya dingin.

Terdengar suara helaan nafas lega dari sang penelepon. "Syukurlah." leganya.

"Hyung tutup dulu."

Bip

Seokjin memutus sepihak sambungan tersebut tanpa menunggu jawaban dari sang penelepon. Ia menyimpan ponselnya ke saku celana. Lantas mendongak. "Kau telah membuatku menunggu, Jaehwan-ssi." ketusnya.

"Mian. Tadi ada sedikit urusan di kantor." jawabnya.

Hening menyapa mereka setelahnya. Seokjin menyeruput Coffee lattenya dengan nikmat tanpa menghiraukan Han Jaehwan. Begitu pula dengan lelaki yang memiliki janji temu dengannya. Kepala menoleh sesaat memandang keluar kaca cafe. Memandang kendaraan yang berlalu lalang di siang bolong. Cuaca di luar sangat cerah. Seokjin masih belum ada keinginan membuka suaranya dan membuat lelaki di depannya menunggu.

"Jin-a," panggilnya. Sedangkan Seokjin hanya menoleh dan menaikkan alisnya penuh tanya.

Mengerti arti raut wajah itu, ia melanjutkan, "Aku melihat Ay-- bukan, maksudku Kim Changryuk sedang bersama seorang gadis. Masih muda dan fresh. Kau tahu siapa dia?" tanyanya setengah berbisik.

Punggungnya bersandar pada kursi dan terdiam sejemang sebelum menjawab. Selang beberapa menit Seokjin menghela. "Dia kekasih baru Pria tua bangka Kim itu, setelah dia bercerai dengan Jihyun Imo." balasnya.

"Benarkah? Wah! Luar biasa! Aku terkejut dia mampu memiliki kekasih yang masih sangat fresh dan aku yakin," jedanya. Lantas memajukan tubuhnya agar lebih dekat lagi dengan Seokjin yang sudah menopang dagu di meja. Lalu berbisik, "usia gadis itu tak jauh dari usia kita." imbuhnya pelan. Seraya kembali bersandar ke kursinya.

Seokjin tak menjawab. Sebab ia tahu berapa usia gadis itu. Memang benar usianya tak terlalu jauh dari usia mereka berdua. Herannya gadis itu mau - mau saja berkencan dengan tua bangka seperti Kim Changryuk itu.

Memalukan!

"Cukup. Tidak perlu dilanjut. Aku menyuruhmu datang kemari karena ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu."

Kedua tangan lawan bicaranya terlipat di atas meja dan mengangguk agar Seokjin leluasa mengatakannya. Namun iris matanya tak sengaja menangkap pergerakan dua sejoli yang duduk sedikit jauh dari mereka. Ia melirik sejenak ke arah mereka. Justru membuat Seokjin bingung dibuatnya.

"Ada apa, Jae?"

Han Jaehwan beralih menatap kawannya ini. "Tidak ada. Hanya sekedar memperhatikan kedua sejoli di sana," jawabnya.

Mata Seokjin bergulir malas. "Pembicaraanku juga berkaitan dengan kedua orang itu."

Manik mata lelaki bermarga Han itu menatap sepenuhnya pada Seokjin. "Apa yang ingin kau bicarakan tentang mereka?" tanyanya.

Punggung bersandar dan melipat kedua tangan di depan dada. "Changryuk telah menemukan cap tanda tangan Ayahku dan surat itu juga sudah di cap olehnya." jawab Seokjin dingin.

Seketika membelalak. "Apa? Kau bercanda?" tanya Jaehwan tak percaya.

"Apa aku terlihat sedang bercanda sekarang?" dingin Seokjin menatap sinis padanya.

"Bu-bukan begitu, Jin-a. Aku hanya--"

"Tidak percaya akan informasi yang aku berikan? Awalnya aku juga begitu, tapi ini kenyataannya. Tadi Saeron menghubungiku dan mengatakan informasi ini padaku. Nana mengatakan jujur padanya." potong Seokjin.

The Twins ✓Where stories live. Discover now