" Ambil. Bagaimana tidak lapar, jika kau saja sejak tadi tidak makan sedikit pun? Cepatlah, tak baik minum berbahan soda tanpa mengisi perutmu dengan makanan terlebih dahulu. "

Mau tak mau jungkook pun menerimanya, menggumam kan kalimat terimakasih.

Bernand tersenyum melihat sang cucu tersayangnya makan dengan lahap, walau itu hanya roti gandum.
Sejujurnya jungkook itu bukanlah tipe pemantang makanan, setaunya sejak ia mengurus pria itu sejak kecil, tidak ada yang ia tidak sukai.
Termasuk alergi pun tak ada ia rasa.
Ya, ia rasa begitu.
Eh ada, kalau tidak salah kacang.

Pesawat berlogo dengan milik hak sah paris, prancis itu mendarat dengan mulus di landasan udara di negara ginseng, tepatnya di kota Incheon Airport.

Jungkook keluar bersama Bernand, mereka di kawal dengan begitu ketat, bak nya seorang presiden baru kembali dari acara liburan nya.

Tampilan mereka sungguh mengundang tatapan memuja dari wanita dan para orang orang berada di bandara itu.

Memasuki mobil mewah yang sudah di sediakan untuk menjemputnya, meluncur membelah jalanan kota negara itu.

Sepanjang jalan, kakek dan cucunya ini hanya saling diam.
Tapi wajah dingin merekalah yang menambah kesan dingin pada suasana hari yang kebetulan sedang memasuki musim gugur.

Sang supir saja yang berada di depan kemudi saja sampai beberapa kali meremat stir mobilnya karena merasakan hawa dingin yang menusuk tulangnya.

Tatapan dari dua pria di belakangnya ini sungguh tajam, membuatnya harus dengan susah payah untuk menelan air ludahnya.

Cukup lama mereka menempuh perjalanan, jungkook saja sampai tak bisa lagi menghitung helaan nafas lelah nya.

Di liriknya Bernand, kakeknya itu tampak tenang tenang saja dengan menatap hamparan dari jendela sampingnya.

Mobil mereka memasuki kawasan area taman yang begitu luas dengan di tumbuhi banyak pepohonan hias.

Terlihat sebuah rumah? besar dengan gaya yang entahlah, tapi menurut jungkook, rumah itu terlihat seperti bangunan kerajaan zaman Joseon walau sudah ada di beberapa bagian di bangun mengikuti perkembangan zaman sekarang.
Sedikit lebih modern lah...

Mereka turun dan langsung di sambut dengan begitu banyak orang dengan pakaian khas hanbok tradisional kerajaan.

Jungkook diam diam mencoba memikirkan apa tujuan sebenarnya yang di rencanakan oleh kakeknya itu.

Mengikuti langkah kakeknya yang lebih dulu masuk bersama seorang pria paruh baya, mungkin bisa di bilang seumuran ayahnya, jika saja beliau masihlah hidup.

Di dalam, jungkook di suguhkan dengan nuansa ornamen yang lebih terang, dinding bahan kayu yang kokoh juga tampak begitu indah.

Baru kali ini ia mengunjungi dan memasuki langsung kadiaman zaman kerajaan ini.

" Silahkan, silahkan duduk tuan tuan- "

Duduk di kursi empuk berwarna merah maroon. Para maid dengan pakaian hanbok tradisional nya datang, menyuguhkan berbagai makanan cemilan ringan juga minuman teh hijau.

" Mohon di nikmati tuan- "

" Dimana toilet "

Itu seperti bukankah pertanyaan karena nadanya yang terkesan datar, juga wajah yang juga sama datarnya.

Tapi si pemilik rumah tampaknya amat paham juga maklum atas hal itu.

" Ah, nak kau bisa melewati ruang itu, pintu hitam itu dia "

ÆWhere stories live. Discover now