10. One Step

492 39 16
                                    

"Lomba kamu jadi kapan Lyn?" Exlyn nampak terlihat berpikir, seperti sedang mengingat kembali kapan lombanya akan dilaksanakan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Lomba kamu jadi kapan Lyn?" Exlyn nampak terlihat berpikir, seperti sedang mengingat kembali kapan lombanya akan dilaksanakan.

"Hmm... Sabtu besok jam 9" ujar Exlyn yang membuat Cecil dan Silvi mendelik terkejut.

"Gila, dan lo baru ngomong sekarang?" Silvi sungguh tidak habis pikir dengan Exlyn yang begitu menyebalkan. Tapi bagaimana bisa orang semenyebalkan Exlyn menjadi temannya? Padahal, Silvi sangat membenci orang dengan sifat yang seperti itu. Exlyn menatap Silvi yang kesal dengan senyum miringnya, ia terkekeh. Jelas sekali terlihat bahwa Silvi sangat kesal.

"Kalian baru tanya," jawab Exlyn seadanya lalu menyeruput es matcha miliknya. Sungguh, rasanya Silvi ingin sekali menyiram Exlyn dengan es miliknya. Tapi, ia harus meredam emosinya. Silvi menghirup oksigen kemudian menghembuskannya perlahan dengan mulut, ia menarik senyum semanis mungkin. Cecil yang melihat itu hanya bergeridik ngeri, sedangkan Exlyn hanya menatapnya datar.

"Besok ya? Kayaknya sih aku kosong, ada bimbingan sih tapi sore. Aku bisa ikut bimbingan sehabis nonton kamu." Exlyn mengangguk paham mendengar penuturan Cecil. Sedangkan Cecil melirik kearah Silvi yang meminum esnya dengan raut mukanya yang tak terbaca.

"Gak tau deh gue, soalnya gue juga ada acara sama anak OSIS Sabtu besok. Gue liat si Arka dulu bisa dinego apa engga, kalian tau sendiri kan dia orang kayak gimana?" Ujar Silvi. Exlyn hanya mengangguk-angguk paham sambil menyeruput habis esnya, sedangkan Cecil sudah nampak sedih karena ia harus menonton hanya dengan Devan tanpa Silvi.

"Jadi besok yang nonton cuma aku sama Devan? Yah gak asik dong kalo cuma berdua." Silvi menatap tak percaya pada Cecil yang berkata seperti itu.

"Halah, padahal nanti juga pada bucin-bucinan pakek ngeluh gak asik segala. Yang ada kalo gue ikut bakal jadi obat nyamuk lo sama si curut kayak biasanya." Decak Silvi yang membuat Exlyn tertawa kecil.

"Apanih pada gibahin cogan ya?" Sahut Devan yang langsung duduk disamping Exlyn dihadapan Cecil.

"Idih-idih" Silvi bergeridik ngeri menatap Devan.

"Apa lo?" Sulut Devan pada Silvi. Exlyn menghela napasnya, ah perang dimulai. Dimana ada Devan dan Silvi, disitulah ketenangan itu musnah.

"Udah-udah, jangan ribut kalian berdua." Ujar Cecil memperingati keduanya agar tidak membuat keributan yang lebih parah.

" Ujar Cecil memperingati keduanya agar tidak membuat keributan yang lebih parah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kapten BasketWhere stories live. Discover now