12. He Returns

371 28 22
                                    

"HEH! Lu habisin citato gue, dasar curut biadab!" Teriak Silvi pada Devan yang memakan citato miliknya dengan begitu santainya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"HEH! Lu habisin citato gue, dasar curut biadab!" Teriak Silvi pada Devan yang memakan citato miliknya dengan begitu santainya.

"Udah Vi biarin aja, ini masih banyak yang lain." Cecil memberikan sebungkus Lays rasa rumput laut pada Silvi yang masih menatap Devan dengan tajam.

Exlyn menghela napasnya, Devan dan Silvi berisik seperti biasanya dengan Cecil yang menjadi penengah diantaranya. Yap! Kini mereka tengah duduk di perpustakaan, rutinitas mereka jika memiliki waktu senggang disekolah. Iya, mereka berempat belum disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Setidaknya kini mereka memiliki waktu luang untuk dihabiskan bersama meski hanya sebatas jam istirahat.

Sudah seminggu sejak hari terakhir mereka menginap dirumah Cecil. Cecil sudah melaksanakan Olimpiadenya dan pulang dengan kemenangan seperti yang diharapkan. Devan juga baru saja menyelesaikan aransemen musiknya, ia tinggal menunggu pengumuman untuk lolos atau tidak bandnya menuju kompetisi berikutnya. Sedangkan Silvi masih dengan kegiatan OSIS dan Paskib seperti biasa, meski tidak terlalu sibuk. Mungkin akan berubah sebentar lagi, karena hari guru akan segera tiba.

Mereka berempat selalu menyempatkan diri untuk menghabiskan waktu bersama, mereka memang sering sibuk masing-masing. Tapi kebersamaan tak akan pernah mereka kesampingkan. Exlyn sangat suka dengan rutinitas sekolahnya. Meski Exlyn tidak pandai mengekpresikan emosinya, tapi sebenarnya dilubuk hatinya ia bahagia.

Dan ya... Yang sedikit berubah untuk Exlyn akhir-akhir ini adalah keberadaan Aidan. Tapi Exlyn tidak menjadikan itu sebuah masalah besar. Ia sudah mulai terbiasa menghadapi cowok menyebalkan itu, sepertinya. Hal yang berbeda adalah Aidan yang akan menunggunya saat ia ada latihan rutin ekskulnya. Atau Aidan yang menjemputnya dengan paksa untuk sekedar menemani berlatih basket.

Exlyn kadang bingung, haruskah taruhan mereka melakukan hal-hal seperti itu juga? Rasanya seperti benar-benar dalam sebuah hubungan nyata, tapi dengan kebohongan.

"Cowok gadungan lo tuh," ucap Silvi yang ekspresinya sudah berubah tak suka. Exlyn sudah menghela napasnya, mempersiapkan diri agar dirinya tidak terpancing emosi dan merasa kesal karena hal bodoh yang akan dilakukan cowok itu nanti.

"Sayang," ujar Aidan dengan riang ditambah senyumnya yang lebar. Ia mengelus puncak kepala Exlyn sebelum duduk tepat disebelahnya.

"Gak usah sok manis," ujar Exlyn dingin sambil memutar bola matanya.

"Agak cringe dengernya," Aidan hanya tersenyum menanggapi cibiran dari Silvi padanya.

"Dan," Panggil Cecil sambil menyodorkan sebungkus Lays dihadapan Aidan. Aidan tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak usah, thanks." Tolak Aidan, Cecil hanya manggut-manggut lalu kembali memakan lays ditangannya.

"Kalo dihitung-hitung udah mau sebulan ya kalian pacaran?" Tanya Devan.

Aidan mengangguk, sedangkan Exlyn tak begitu menanggapi hal tak penting yang keluar dari mulut Devan. Exlyn lebih fokus untuk menyedot es matcha dari cafetaria sekolahnya itu. Aidan menumpukan tangannya dimeja, lalu menatap Exlyn.

Kapten BasketWhere stories live. Discover now