Naruto mengerjabkan matanya beberapa kali saat merasakan sinar matahari mengenai wajahnya,gorden jendela sudah di buka oleh maid yg ada di Manshion Madara.
Naruto terduduk dengan tangan kanan menumpu tubuhnya,dia merasakan tubuhnya terasa berat.
Dia membulatkan matanya dia meyakinkan dirinya kalau tak ada apa-apa. Dia menyingkap selimutnya nampaklah sepasang tangan kekar melilit tubuhnya.
Dia berbalik menyingkap selimut yg menutupi wajah seorang pria yg tengah memeluknya.
Menyembullah kepala ayam eh ralat raven, perempatan imaginer muncul di dahi mulus Naruto.
Dia menjitak kepala Sahabatnya yg sudah dia anggap kakak nya sendiri yg menyelonong masuk gk bilang-bilang terus maen peluk-peluk aja.
Bletak.
"Aawww...apa yg kau lakukan Dobeee..." Teriak Sasuke saat mendapatkan jitakan sayang dari Naruto.
"Dasar Teme pantat ayam! Maen masuk ke kamar orang gk bilang-bilang,terus main peluk² aja ihhhhh"
Sasuke cemberut yg membuat emosi Naruto langsung hilang di ganti gelak tawa tak tertahankan.
Sasuke nambah cemberut lalu dia menarik pipi Naruto sebelah yg membuat si empunya kembali ke mode rubah ngamuk.
Ayamnya malah lari dari kandang rubah nah sekarang rubahnya sudah teriak-teriak gk jelas sambil menunjuk-nunjuk pintu.
Dia menutup wajahnya dengan bantal sambil menggerutu gk jelas.
Dia merasakan punggungnya di elus seseorang,Naruto langsung memukulkan bantal ke muka orang itu.
Namun yg dia dapat adalah wajah khas orang baru bangun tidur Madara,rambut landaknya masih acak-acakkan.
Mata Naruto membulat,Madara terkekeh pelan dia tadinya berniat membangunkan Naruto namun saat melihat posisi Naruto menungging dengan kepala di tutupi bantal jadi dia mengelus punggungnya,niat hanya membangunkan malah kena timpuk bantal.
"E-eh,Maaf kan Naru..Naru kira Teme pantat Ayam menyebalkan itu" ucap Naruto sembari menggaruk kepalanya yg tidak gatal.
Madara terkekeh pelan dia mencium dahi Naruto lembut lalu beranjak keluar kamar Naruto.
Si punya kamar menatap tak kedip punggung Madara hingga menghilang di balik pintu,dia memegang dahinya yg baru saja di cium oleh Madara.
Ada perasaan 'BAHAGIA' saat Madara mencium dahinya,dia seperti memeliki...seorang Ayah.
"Jadi..begini kah rasanya di cium oleh seorang ayah?" Ucap Naruto lirih tanpa dia ketahui Madara mendengarnya dari balik pintu kamarnya.
Madara tersenyum kecil dia menyender di dinding sebelah kamar Naruto menunggu Naruto keluar kamar.
Naruto keluar kamar dengan penampilan yg lebih segar karena habis Mandi.
"Sudah?"
Naruto meloncat kesamping terkejut dia menengok Madara sudah dengan setelan jas kantornya bersedekap dada menunggunya.
Naruto cengo beberapa detik lalu mengangguk. Madara tersenyum kecil lalu meraih tangan Naruto.
"Ayo kita sarapan...nii san-nii san mu sudah menunggu, daddy ingin sarapan bersama putri daddy yg sangat lucu ini sebelum berangkat kerja." Ujar Madara sembari tersenyum lembut ke arah Naruto.
Naruto tertegun dia langsung tersenyum lebar mirip semangka dan mengangguk semangat.
Di meja makan Itachi dan Sasuke sudah menunggu lalu di susul Obito dari arah dapur sambil membawa segelas kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Do I deserve to 'HAPPY'
Random....... Strength, throne, peace and love ... which is the most important. is it only because of our passions that we will get happiness? I have no idea. Naruto is just a little girl who must feel bitter in her family life 《 Naru hanya ingin tahu apa...
