Bagian 21 - Perkara Bahagia.

Start from the beginning
                                    

***

"What next?" Kata Jefry sambil menghabisi permen kapas mereka yang tinggal setengah.

"Kok permen kapasnya kamu yang habisin?!" racau Kejora karena memang yang meminta dibelikan permen kapas adalah Kejora tapi malah Jefry yang menghabiskannya.

"Enak ra, manis" katanya, sambil ngunyah lagi.

"Tau ah Jef!"

Kejora langsung berlari ke arah wahana Kora kora yang berada di sebelah ujung dari pusat permainan. Jefry? Jangan ditanyakan, dia sedang sibuk dengan dunianya bersama sang permen kapas. Akhirnya Jefry malah kelabakan ketika Kejora gak ada di sekitarnya.

19x missed call from Jefry.

"Sukurin, siapa suruh akunya dicuekin"

Kejora yang kini begitu asik dengan dunianya sendiri, menatap hiruk pikuk ke segala arah. Tatapannya berhenti pada sebuah biang lala kecil yang khusus untuk anak anak di bawah umur.

Wahana itu mengangkut sekurang kurangnya 7 anak-anak di atas sana. Tinggi? Tidak terlalu karena memang di khususkan untuk para anak anak saja, jadi agar keselamatan bisa diutamakan lebih dulu.

Bayi bayi memang selalu menggemaskan bukan? Kejora tersenyum menatap beberapa tingkah manis anak anak yang tengah diangkut disana. Mereka melambaikan tangan kepada orang orang yang dibawahnya seraya mencari keberadaan mamah dan papah mereka, yang diyakini sedang mengabadikan moment indah si kecil saat itu.

Seakan tidak asing dengan dengan suasana yang tengah dilihat sekarang, ingatannya terpatri dengan jelas, bagaimana ia ketika masih pada usia belia.

Orang tuanya juga melakukan hal yang sama seperti yang orang tua lainnya disana lakukan untuk anak anak mereka. Ingatan bahagia itu masih terlalu nyaman untuk diingat dan Kejora tidak menemukan apapun selain ingatan ingatan masa kecilnya.

Semuanya hilang, hampir sebagian memori di dalam kepalanya menghilang, lantas sebuah pertanyaan langsung muncul di dalam benaknya.

Kemana mamah dan papahnya sekarang?

"Kejora!" Pekik salah satu suara bariton dari kejauhan.

Jefry menggeret leher gadis itu dalam rengkuhan lengannya "tau gak? Aku nyariin kamu daritadi. Jangan hilang lagi, badan kamu kecil. Udah kaya nyari jarum di tumpukan jerami"

"Pribahasa jadul Jef" Kejora bersungut.

"Udah kaya nyari jodoh di miliaran orang di muka bumi ini,"

"Tapi aku percaya, kalo jodoh gak akan──"

"Mitos itu!" Lantang Kejora.

"Hah?" Jefry hanya menganga ditempatnya saat kalimat yang belum selesai itu dipotong.

"Jodoh gak akan kemana, itu yang mau kamu bilang, kan?"

"Bukan." Sahut singkat oleh Jefry.

"Aku percaya kalo jodoh aku adalah kamu, aku percaya kalau kamu wanita itu, diantara miliaran perempuan di luar sana, aku yakin itu kamu"

Jefry memeluk lekat tubuh mungil itu dalam dekapnya. Dia seringkali melakukan hal seperti ini, karena ingin meyakinkan Kejora. Bahwa Jefry adalah orang yang tepat untuknya.

"Dan kamu sekarang gak akan jauh dari pantauan aku" Jefry memberi jeda lagi.

"I just make you sure, about my feeling, ra" Jefry dapat merasakan harum vanilla yang semerbak dari tubuh gadis yang sedang dipeluknya. Ia merampasnya dan mengalirkan wanginya ke dalam tubuh Jefry. Ingin sekali Jefry bisa bersatu bersama wanita itu.

SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now