[S2] Bagian 50 : After New Year

3.3K 292 124
                                    


Berada di tingkat Sekolah Menengah Atas merupakan suatu kebanggaan untukku. Aku berhasil menyelesaikan pendidikanku di TK, SD setelah itu SMP. Aku berhasil menyelesaikan itu berturut turut bersama Mas Daffin, kakakku satu - satunya.

Mas Daffin satu sekolah juga denganku, aku harap dia nggak bosan terus - terusan sama aku yang dia bilang cerewet dan punya bibir tebal ini, padahal dia sendiri mengakui kalau aku lagi ke tempat Nenek, dia sering bilang sama Mima kalau dia kangen Jingga.

Hari pertama cukup bagus, aku punya banyak relasi yang baik dengan teman teman sebayaku, begitupun Mas Daffin. Tapi terkadang Ayah suka bertanya tanya kepada Mas Daffin tentang bagaimana aku di sekolah, hmm.. maksudku, aku nggak tau Ayah tuh sebenernya nggak percaya ya sama aku? Kok dia sampe nanya gitu ke Mas Daffin, kurang yakin sama ucapan anaknya.

Ayah tuh yang paling protektif daripada Mima ke aku. Padahal di sekolah ada Mas Daffin juga kan yang selalu pantau aku. Malah hari ini belum bel masuk, Ayah udah telponin aku sedari tadi. Ayah tuh lucu banget kalo lagi khawatir gitu, suka panikan apalagi kalo aku nggak ada di jangkauan Mas Daffin. Aku ngerti, Ayah sebegitu sayangnya sama aku ya, walaupun aku memang bukan anak kandungnya Ayah.

"Jingga, balik duluan gih, gue mau ngumpul sama temen - temen baru dulu." Seru Mas Daffin pas kita baru banget keluar kelas. Padahal hari ini hujan, Mas Daffin mau main kemana coba?

"Kalo Ayah tanya?"

"Tadi udah bilang sama Kak Reza, mau main bentar, lo pulangnya hati hati, bilang sama Kak Reza jangan ngebut bawa mobilnya. Mas duluan ya." Akhir kalimat dari Mas Daffin, dia langsung menuju kantin bersama gerombolan teman laki lakinya yang lain.

"Mas .. hati hati" gumamku pelan.

Kak Reza itu sopir pribadi antar jemput aku dan Mas Daffin, kalau begini sih.. biasanya Ayah bakal marah ke Kak Reza karena ngebiarin Mas Daffin kelayapan dulu sama temen temennya.

"Jingga."

Pundakku ditepuk, aku spontan menengok ke belakang.

Kakak tingkat kelas 11 MIA 2. Yang waktu itu membimbing aku di masa ospekku kemarin.

"Kak Zidane."

"Gimana hari pertama?"

Jantungku rasanya lemas sekali. Astaga, Kak Zidane wakil ketua osis menghampiri aku langsung saat ini??

"Baik kak. Baik banget" muka ku pasti warnanya udah kayak udang rebus banget sekarang.

"Pulang sama siapa?" Tanya Kak Zidane padaku.

"Sama supir kak." Jawabku cepat.

"Oh. Lain kali pulang bareng, boleh?"

Seperti ada jutaan kupu - kupu menyambar di bagian perutku. Rasanya aku ingin melompat kegirangan saat Kak Zidane menawariku untuk pulang bersama. Dia the most wanted cowok, yang sangat disenangi sekaligus paling ramah seantero sekolah ini.

"Boleh kak!" Seruku menahan gejolak bahagiaku didepan kak Zidane.

"Boleh kak!" Seruku menahan gejolak bahagiaku didepan kak Zidane

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SIR | DoyoungWhere stories live. Discover now