Chapter. IV

47 7 1
                                    

Catatan: Fanfiksi ini terinspirasi dari film Crimson Peak (2015). I'd suggest you to watch it!

Tokoh-tokoh yang aku gunakan adalah Erik Lehnsherr/Magneto, Charles Xavier/Professor X dan Raven Darkholme/Mystique dari franchise X-Men trilogy prekuel-nya Fox. Iya tau. Saya lambat banget.

I hope you enjoy this story!

--------

Acara makan malam yang diadakan di kediaman Lehnsherr itu bukan pesta sebesar pesta debut yang diadakan beberapa minggu yang lalu. Acara itu biasanya diadakan hanya untuk menjamu teman-teman dekat nyonya Lehnsherr, tapi Erik sudah meminta ijin untuk mengundang serta Charles dan Raven. Ibunya mengiyakan, meskipun dengan senyum kecil dia sempat menggoda Erik.

"Erik, kau bahkan tidak pernah mengundang nona Frost."

Erik berkilah Emma hanya teman kuliah sehingga Erik tidak melihat alasan apa pun untuk mengundang Emma ke acara pribadi. Ibunya tidak mengatakan apa pun lebih jauh, hanya Erik melihat kilatan kecil di mata ibunya saat ia berlalu.

Erik mengambilkan jaket Raven saat kedua bersaudara Xavier itu datang. Di saat bersamaan, salah seorang pelayan rumah mereka memberitahu bahwa Nyonya Lehnsherr sudah menunggu kedua saudara Xavier di ruang kerja. Charles memperlihatkan wajah heran sekaligus penasaran kepada Erik, seperti berharap Erik tahu apa yang sedang terjadi. Erik pun hanya membalas tatapan itu dengan tatapan yang sama herannya. Kedua Xavier bersaudara itu digiring oleh pelayan tersebut ke ruang kerja, yang terletak agak jauh dari ruang makan.

Erik memutuskan untuk pergi ke ruang makan, mengatur para tamu agar mereka tahu harus duduk dimana.

-----

Charles membuka pintu kayu berwarna cokelat tua itu dengan hati-hati sementara Raven mengikutinya dari belakang. Sama sepertinya, Raven pun juga heran dengan panggilan mendadak Nyonya Lehnsherr itu.

Charles mendapati Nyonya Lehnsherr baru saja selesai melipat surat-surat yang berserakan di atas meja kerjanya.

"Kau memanggil kami, Nyonya Lehnsherr?" panggil Charles, menyadarkan Nyonya Lehnsherr akan kehadiran mereka.

Nyonya Lehnsherr mengangkat wajahnya. "Ah, ya. Silakan masuk, Tuan Xavier, Nona Xavier," kata Nyonya Lehnsherr. Tidak seperti berita yang di dengar oleh Charles, bahwa Nyonya Lehnsherr adalah seorang wanita yang ramah, Nyonya Lehnsherr kini terlihat dingin dan tidak bersahabat.

"Ku kira kau ingin bicara pada kami?" tanya Charles.

"Sebenarnya aku ingin bicara pada Nona Xavier saja. Tapi aku rasa sebaiknya aku panggil kalian berdua sekalian," Nyonya Lehnsherr tersenyum, namun sinis. Jemarinya saling terkait di atas meja.

"Aku lihat kau akrab dengan putraku, Nona Xavier?"

Charles memanjangkan lengannya, menghalau tubuh Raven. Seperti Charles ingin Raven tidak menjawab Nyonya Lehnsherr. "Aku rasa, Tuan Lehnsherr dan adikku memiliki--" tetapi sebelum sempat Charles menyelesaikan, Nyonya Lehnsherr segera menginterupsi.

"Adik perempuanmu punya mulut sendiri bukan?" tanya Nyonya Lehnsherr tegas. Hal itu tanpa sadar membuat Charles berjengit di tempat. Sungguh orang-orang yang pernah mendengar Nyonya Lehnsherr menaikkan volume suaranya bisa dihitung dengan sebelah tangan. Nyonya Lehnsherr biasanya dikenal sebagai seorang wanita yang sangat tenang dan bertutur kata halus. Sepertinya semua emosi yang lebih intens milik Nyonya Lehnsherr telah disalurkan melalui Erik sendiri.

Raven bolak-balik menatap Charles dan Nyonya Lehnsherr, seperti tidak yakin apakah harus menjawab. Saat Charles mengangguk kecil, Raven menggigit bibir, "Aku... aku mencintai Erik..." kata Raven pelan.

Crimson PeakWhere stories live. Discover now