124

428 37 0
                                    

Aku bisa melukiskanmu dengan tinta indah yang menari-nari di atas kanvas. Mengukir setiap inci garis wajahmu yang menakjubkan hingga terkadang aku berpikir untuk menyerah melukiskanmu sebab sebagus apa pun lukisanku, itu tidak akan bisa sebanding dengan wajah nyatamu yang terlampau sempurna di mataku.

Garis matamu yang membuatku terlena ketika sedang menatap, hidung mancungmu yang gemas sekali untuk kucubit, juga lengkungan bulan sabit yang terukir indah di bibir tebalmu itu terlalu memengaruhi pikiranku. Aku juga ingin membelai rambutmu dengan hangat.

Aku bahkan tidak tahu kau bisa menjadi zat adiktif yang membuatku kecanduan. Ya, aku keracunan dirimu. Tetapi, kalau keracunan yang disebabkan oleh seseorang yang bernama kamu itu tidak membahayakan, 'kan? Sebab di dalam dirimu itu terdiri dari berbagai macam ketulusan yang kau punya.

Kau adalah salah satu bentuk karya indah yang diciptakan oleh Tuhan. Rasanya sulit sekali menggambarkanmu, juga mengekspresikanmu dalam tulisanku karena mereka tidak akan bisa melihat dirimu di dalam tulisan ini. Atau mungkin mereka juga tidak akan percaya bahwa makhluk sepertimu itu memang ada di dunia.

Kalau begitu, biar aku saja yang mengagumimu dalam imajiku. Aku ingin mengagumimu bukan soal visual saja, tetapi tentang semua yang ada pada dirimu. Aku ingin memasuki semestamu, boleh tidak?

Dengar, kau hanya begitu indah hingga tiada lagi kata yang bisa kuutarakan. Kurasa buana pun juga sependapat denganku. Hebatnya, kau bisa menjadikan dirimu semestaku dalam sekejap.

Terserah, mau kalian percaya atau tidak, aku sudah bersekongkol dengan semesta kalau tokoh yang sedang kuceritakan ini memang indah seperti lukisan yang nilai seninya tiada tara.

p.s

17 Juli 2020

ruang ilusi ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang