Trauma

1.2K 161 0
                                    


Lisa mengalami trauma psikologis, dimana setiap dia mengingat suatu kejadian yang membuatnya terluka sangat dalam, tubuhnya akan bereaksi seperti pusing, mual dan tidak enak badan. Dan kadang dia menggigil ditengah malam tanpa dia sadari.

Mungkin buat sebagian orang, putus cinta dan ditinggalkan itu hal biasa. Tapi untuk seorang Lisa hal itu adalah sesuatu yang sangat menyakitkan dan akan terus terekam dalam ingatannya sampe kapanpun. Dia memang terlihat kuat dari luar, tapi sebenarnya dia rapuh untuk hal yang bernama cinta.

Kata cinta atau pacaran adalah kata yang ingin dia hindari, karena dua kata itu akan menyebabkan sesuatu dalam tubuhnya berusaha untuk menolak. Padahal Sehan pernah menyatakan cinta padanya dan gak berdampak apa-apa dengannya. Mungkin karena Lisa memang tidak mempunyai perasaan yang sama terhadap Sehan. Berbeda dengan perasaanya pada Jeka, yang mempunyai rasa yang sama.

Dia belum bisa melupakan pembicaraan semalam yang membuat tubuhnya tiba-tiba merasakan sakit. Dia sendiri gak ngerti dengan apa yang dirasakan tubuh dan perasaannya. Ketika dia memikirkan Jeka sesuatu seolah-olah berbisik untuk menjauh darinya. Itu karena Jeka mengirimkan sinyal bahwa dia membutuhkan Lisa, bahwa dia menginginkan Lisa dan ingin selalu dekat dengannya.

Tidak, Lisa tidak ingin dicintai Jeka, Lisa tidak ingin diperhatikan Jeka. Dia takut...takut suatu hari...Jeka akan meninggalkannya dan menyakitinya.

Cukup seperti ini, dekat tapi tidak bisa memiliki.



Udah dua hari Lisa gak pulang ke kosan. Dari kampus dia langsung nemuin papi maminya di hotel dan nginep disana. Di kampus, jam istirahat pun Lisa tidak pernah pergi ke kantin. Sendirian dia pergi ke perpus membuat Rosie, Jenata dan Julia menyimpan kebingungan dan curiga padanya.

Jeka sendiri merasa Lisa menjaga jarak dengannya. Tiap dia telepon, gak pernah diangkat, kirim chat pun gak pernah di balas. Jeka bingung sendiri, dia seperti kehilangan sesuatu yang berharga.

Rosie tahu apa yang terjadi dengan Lisa. Dan dia memberikan waktu untuk sahabatnya itu bersama orangtuanya, mungkin hal itu akan membuat Lisa lebih baik.

Tapi, setelah orangtua Lisa berangkat lagi ke Jakarta pun. Lisa mengurung diri di kamar kosan. Anak-anak kosan tentu aja khawatir dengan perubahan Lisa yang tiba-tiba seperti itu.

Jenata dan Julia datang ke kamarnya Rosie. Mereka duduk melingkar di karpet.

"Sebenarnya Lisa kenapa sih Ros?" Tanya Jenata.

"Aneh banget tuh anak, kok tiba-tiba jadi pendiam gitu." Ujar Julia nambahin.

Rosie menarik napas, menatap kedua gadis didepannya bergantian.

"Gue rasa, Lisa lagi dalam kondisi yang benar-benar buruk...ada sesuatu yang membuat traumanya muncul lagi."

"Trauma?" Alis Julia bertaut.

Rosie kemudian menceritakan bagaimana trauma itu terbentuk dalam diri Lisa dan bagaimana menyakitkan ketika hal itu datang lagi.

"Gue pikir traumanya gak separah itu. Karena ketika mba Joya berhubungan sama Tendra, Lisa keliatan baik-baik aja." ucap Jenata.

"Gue sendiri yang tahu penyebab traumanya ngerasa senang waktu dia benar-benar kayak udah ngelupain si Tendra." Rosie menghela napas lagi.

"Jadi bingung gimana cara nyembuhinnya?" sebagai teman Julia pingin banget ngebantuin Lisa.

"Saat ini Lisa perlu waktu sendiri. Dan kita biarin aja dulu sampai dia bisa terbuka lagi sama kita." sahut Rosie.

Julia sama Jenata ngangguk-ngangguk lalu tenggelam dalam pikirannya masing-masing.

"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang