Perkara

1.1K 165 7
                                    


Malam ini ada perayaan ulangtahunnya Joya. Tadinya mau dirayain di kosan aja, tapi Joya pingin perayaan yang lebih special apalagi ada Tendra yang nemenin. Cuma makan-makan aja sih, gak bakal ada dangdutan atau nyewa-nyewa badut gitu, tiup lilin doang.

Restoran seafood yang ada di jl. Kaliurang udah di booking buat dua puluh orang. Yang lain pada antusias mau makan gratis sepuasnya. Beda sama Lisa, kalau bisa milih dia mending di kosan aja gak ikut gabung sama anak-anak. Tapi ini kan hari istimewa temennya sendiri, masa dia gak datang.

Jeka ngerangkul pundaknya Lisa.

"Bibir lo tuh kayak abis dicipok kecoa aja..."

Lisa membuang napasnya.

"Kalau lo nunjukin wajah kayak gini, dia bakal ngerasa menang karena bikin lo gak bisa move on..."

Apa yang dikatakan Jeka emang bener, Lisa gak mau Tendra berpikiran seolah-olah dia cemburu liat dia sama Joya.

"Iya iya, gue tahu..."

Mereka berdua pun menyusul yang lain yang udah masuk duluan ke restoran.

Jeka sama Lisa duduk paling ujung, jauh dari kursi Joya sama Tendra yang duduk di ujung yang lainnya. Lisa mulai menikmati makanan yang dihidangkan di meja, gak peduli ada satu tatapan yang mengarah padanya.

"Sa, lo diliatin terus tuh sama si kampret." ucap Rosie yang duduk di sebelah Lisa.

"Bodo amat, terserah dia mau ngapain..." Lisa nyuapin satu potongan besar udang ke mulutnya.

Setelah ngabisin makanannya, Lisa ngerasa pingin ke toilet. Dia lalu ninggalin teman-teman menuju toilet. Ngerasa lega karena udah ngebuang semua yang bikin dia sakit perut, dia gak langsung ke mejanya lagi. Lewat pintu belakang yang disebelah dapur, Lisa keluar menghirup udara malam yang mulai dingin.

Pemandangan disini kayaknya lebih baik daripada di dalam, sumpek. Belum sampai kakinya melangkah ke arah depan, tiba-tiba ada yang mendorongnya, narik kedua tangannya lalu dikunci di belakang punggungnya. Lalu memojokkan ke tembok, hampir aja wajahnya ciuman sama dinding. 

"Udah gue bilang, lo gak bisa jauh dari gue..."

Rahang Lisa menegang, mengenali suara yang berbisik di telinganya. Tangannya berontak tapi sulit lepas dengan posisi seperti ini. Tendra benar-benar menekan tubuhnya ke tembok, buat Lisa gak bisa berkutik. 

Tendra mencium telinga Lisa dengan napas hangat yang membuat Lisa merinding.

"Lepasin, atau gue teriak!"

"Bentar aja, gue masih pingin meluk lo lebih lama lagi, gue kangen sama lo Sa." 

Belum sempat Lisa mengeluarkan makian, badan Tendra ada yang narik lalu satu kepalan tangan menyentuh wajahnya dengan keras. Tendra terduduk ke tanah, menatap tajam cowok yang baru aja mukul dia.

Lisa menahan Jeka untuk gak nerusin mukulin Tendra.

"Bangsat lo, gak punya otak!" Jeka teriak dengan wajahnya yang masih merah. 

"Biar gue aja Jek..." 

Jeka liatin Lisa yang deketin Tendra lalu dengan tangan kanannya menambahkan lebam di muka Tendra.

"Pengecut!" Lisa menatap tajam Tendra yang sedang mengusap darah di bibirnya. Puas banget udah bikin Tendra babak belur kayak gitu.

Karena terganggu dengan suara ribut dari luar dan denger suara yang mereka kenal Joya, Jenata sama Kaino buru-buru keluar. Ketiganya kaget ngeliat Jeka, Lisa sama Tendra dengan posisi yang acak-acakan. 

"0327"Where stories live. Discover now