Liburan

1.2K 149 2
                                    

Tae meletakkan kepalanya di paha Irina, sementara Irina tetap fokus nonton drakor kesukaannya.

"Sayang..."

"Hmm..." Sahut Irina tanpa mengalihkan perhatiannya pada tivi di depannya.

"Aku pingin liburan berdua sama kamu."

"Kemana?"

"Ke Bali."

"Aku harus nyari waktu dulu buat cuti." 

Tae diam, ya gini kalau pacaran sama yang udah kerja apalagi sama manager hotel yang sibuk kayak Irina. Pingin ada waktu buat berdua aja harus nyari waktu yang pas biar gak ganggu kerjaan. Tangannya bergerak untuk narik kepala Irina, mendaratkan kecupan di bibir cewek cantik ini.

Wenda datang tiba-tiba langsung rebahan di kasur, bikin Tae dan Irina melotot untung ciumannya udah selesai. Dasar teman gak tahu diri, main masuk-masuk aja gak permisi dulu.

"Kenapa muka lo ditekuk gitu?" Tanya Irina menoleh ke arah Wenda, tangannya mainin rambut Tae.

"Gue sebel sama mas Svarga, kalau diajak keluar pasti banyakan dicuekin daripada diajak ngobrol." Jawab Wenda.

"Lah, lo tau dia orangnya kayak gitu." Sahut Tae.

"Masa dia lebih merhatiin sama koleksi musiknya daripada gue." Bibir Wenda maju satu senti.

"Resiko lo, jadi bucin orang kayak mas Svarga." Tae terkekeh.

"Lo masih mau ngelanjutin buat dapetin hatinya mas Svarga?" Tanya Irina.

"Maasiihhh..." Jawab Wenda males.

Irina sama Tae saling melirik.

"Mending lo cari cowok lain deh, daripada makan hati melulu." Lanjut Tae.

Wenda diam, mikirin ucapan Tae. Dengan lemes akhirnya dia berdiri melangkah keluar kamar dengan diliatin Tae dan Irina.


Wenda berjalan ke arah dapur pingin nyeduh sesuatu yang bisa bikin moodnya baikan, tapi belum nyampe di dapur dia melihat Svarga sama Jenata di dapur lagi masak sesuatu.

"Lo mau masak mie Jen?" Tanya Svarga.

"Ho oh lapar gue, mas mau? sekalian gue masakin..."

"Hmm boleh deh..." Svarga duduk di meja makan nungguin mienya matang. Dia liatin Jenata yang masih merebus air. Tangan Jenata bergerak ke atas lemari nyari mie instan yang biasanya emang disimpan paling atas. Agak susah sih ngambilnya soalnya Jenata kan gak tinggi-tinggi amat ya. Svarga deketin Jenata, maksudnya mau bantuin Jenata buat ngambilin mie eh jatuhnya malah kayak meluk dari belakang gitu. Svarga berhasil ngambil dua mie lalu di kasih ke Jenata yang sempet terpaku karena punggungnya nempel sama Svarga. 

"Makasih..." Dengan sedikit canggung Jenata melanjutkan masak. Sedangkan Svarga hanya senyum-senyum liat muka Jenata yang sedikit merah.

Jangan lupa dengan wajah yang saat ini membeku melihat interaksi mereka berdua. Matanya masih sehat untuk melihat ekpresi Svarga yang terlihat senang dengan kehadiran Jenata di dapur apalagi masakin sesuatu buat dia.

Dengan sedikit menahan perasaan cemburunya Wenda melanjutkan langkahnya ke dapur. 

"Masak apa Jen?" Tanyanya pura-pura tidak terjadi apa-apa.

"Mie instan, mba Wen mau? biar sekalian dimasakin."

"Gak usah, gue mau bikin kopi doang."

Jenata hanya mengangguk.

Abis selesai bikin kopi, Wenda duduk di depan Svarga yang lagi liatin hapenya.

"Mas Svarga gak keluar hari ini?"

Svarga mengangkat wajahnya.

"Gak, lagi malas keluar..."

"Dvd kemaren yang belum dapet, udah ada?"

"Toko musiknya bilang sih hari ini, nanti mau nelepon katanya."

Svarga kembali liatin hapenya. Jenata selesai masak, dia naruh mangkok di depan Svarga.

"Tanks Jen...lo gak makan disini." ucap Svarga.

Jenata hendak melangkah sambil bawa mangkok mienya.

"Gue mau makan di kamar Kaino aja..." Jawab Jenata sambil senyum lalu melanjutkan langkahnya ke atas.

Wenda merhatiin raut muka Svarga yang tiba-tiba berubah, berubah jadi murung lalu dengan malas mulai makan mienya.

...


"Kamu kenapa sayang?" Kaino ngeliat Jenata yang makan mie kayak sambil ngelamun.

"Hah, gak apa-apa ini mienya masih panas."

Jenata masih mikirin kejadian tadi di dapur sama Svarga, cowok berkulit putih itu sempet bikin hatinya deg-degan juga. Matanya mengerjap, kenapa malah mikirin Svarga sih, dia mulai menikmati makanannya karena perutnya udah teriak-teriak minta diisi.

"Yang, liburan uts nanti, mau gak liburan di rumahku?"

Mata Jenata membesar, tentu saja dia senang Kaino mengajaknya untuk lebih dekat dengan keluarganya.

"Mau." Jawabnya dengan pipi yang menggembung sambil ngunyah.

Kaino mencium kepala Jenata dengan gemes.

"Aku sebenarnya ingin ngajak anak-anak yang lain juga, soalnya liburan kemaren anak-anak sini ke rumahnya Svarga yang di bali. Gantian gitu..."

"Gak usah gak usah, berdua aja..." Sahut Jenata cepat-cepat membuat bibirnya sedikit belepotan kuah mie.

"Kenapa? kan seru rame-rame..." Kaino mengecup sudut bibir Jenata yang basah karena kuah mie.

"Aku cuma pingin berduaan aja sama kamu. Nanti kalau ada waktu lagi kita bisa liburan rame-rame..." Jenata ngasih alasan.

"Oh ya udah..." Kaino berdiri ngambilin Jenata air minum dari galon.

Jenata liatin punggung cowoknya, lalu menghela napas.

...




gimana puasanya? mudah2an lancar ya...

tetap jaga kesehatan

luv u

"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang