Berpisah

1.5K 148 5
                                    

Lisa masih betah di atas kasurnya padahal jam udah nunjukin jam tujuh pagi. Dia bergerak menyamping, matanya tiba-tiba kebuka seperti ingat sesuatu lalu berbalik melihat ke belakang dan pemandangan wajah polos Jeka yang masih tidur membuatnya tersenyum malu inget kejadian semalem. Ah ini bukan mimpi, dia benar-benar udah jadi seorang istri sah dari seorang Jeka Mahesa secara agama dan hukum negara. Temen kosnya yang ngerubah sesuatu dari dirinya menjadi lebih menyenangkan. Teman berantemnya yang nyebelin. Lisa gak berhenti bersyukur mendapatkan laki-laki seperti Jeka yang bisa menyeimbangkan hidupnya.  

Pelukan pada perutnya mengerat.

"Udah bangun?" suara serak Jeka terdengar seksi di telinganya.

Lisa membuang muka, kenapa dia jadi salah tingkah gini ya.

"Gue mau mandi, lepas ihh..."

"Mandinya bareng ya..." Jeka membuka matanya.

"Gak mau..."

"Kan nanti aku sabunin kamu, kamu sampoin aku."

Lisa memutar bola matanya malas. Yang ada bukan sabun-sabunan di kamar mandi, tapi...ah sudahlah.

Lisa menyingkirkan tangan Jeka dari perutnya, menarik atasan piyama Jeka untuk menutupi tubuh polosnya. Lalu menurunkan kakinya dari ranjang, tapi Lisa meringis merasakan bagian bawahnya yang perih. Jeka ngeliat Lisa yang masih diam di tempat.

"Kenapa? sakit ya?" sambil tersenyum dia deketin Lisa, meletakkan dagunya di leher Lisa.

"Jeka ihh, geli..."

"Ihh masa sama suaminya masih manggil nama."

"Emang kenapa?"

"Hmm gimana kalau panggil ayah bunda aja..."

Alis Lisa terangkat, geli banget dia denger panggilan itu.

"Ogah..."

"Kan biar romantis gitu."

"Panggilan kayak gitu buat nanti kalau udah punya anak, kalau sekarang geli gue dengernya."

Jeka cemberut, ngejauhin kepalanya dari Lisa.

"Kamu mah gak romantis."

"Biarin."

Lisa udah mau berdiri, tapi Jeka buru-buru turun dari ranjang dan menggendong Lisa.

"Jalannya pasti susah, aku anter kamu ke kamar mandi ya..."

Lisa cuma diam dengan pipi yang merona. 

Sampai di kamar mandi, Lisa ngedorong Jeka keluar.

"Aku bisa mandi sendiri ya...sana-sana." lalu menutup pintu kamar mandi.

"Iya bunda..." teriak Jeka sambil ketawa bikin Lisa yang di dalam ngumpat-ngumpat sendirian.

...


Liburan semester udah mau berakhir dan hari ini, Lisa dan Jeka nganterin mami papi ke bandara. Lisa sedih harus berpisah sama orangtuanya selama kurang lebih dua tahun ke depan. Keputusan mami papi emang gak bisa diganggu gugat, toh kepergian mereka ke Inggris juga buat kuliah bukan buat senang-senang jadi mau gak mau Lisa harus ikhlas berpisah sementara sama orangtuanya.

Sandra natap putri cantiknya dengan haru, dia masih belum percaya Lisa udah besar udah nikah pula. Perasaan baru kemaren dia nganter Lisa sekolah Tk. Matanya udah berkaca-kaca saat Lisa memeluknya.

"Kamu baik-baik sama Jeka ya, jadi istri yang baik, kuliah yang bener biar cepet lulus biar mami sama papi bisa cepet-cepat ngasuh cucu..."

"Mami..." Lisa udah nangis aja dari tadi.

Sandra ketawa, lalu ngelus rambut belakang Lisa.

"Papi nitip Lisa ya Jeka, jadi suami yang baik, kuliahnya yang bener ya jangan sering ngamar terus..." ledek Nathan sambil meluk Jeka.

"Iya papi..." Jeka meluk Nathan, lalu gantian meluk Sandra. 

"Papi sama mami baik-baik disana ya, jagain mami..." ucap Lisa yang masih terisak.

"Iya sayang..." Nathan meluk Lisa dengan sayang.


Sampai di dalam mobil mau pulang, wajah Lisa masih sedih. Jeka ngerti Lisa masih berat ngelepas orangtuanya pergi, tangannya terulur buat ngelus pipi Lisa.

"Hei, dua tahun itu gak lama kok. Nanti kan bisa video call sama mami papi."

Lisa noleh ke arah Jeka.

"Iya aku gak apa-apa kok..."

"Mau ke rumahnya Rosie gak?"

"Hmm gak deh. Dia mah paling lagi pacaran sama Jimy, kalau kita ganggu takutnya ngamuk-ngamuk lagi."

Jeka nyengir, lalu meluk bahunya Lisa.

"Eh seminggu lagi kan kita udah masuk kuliah lagi. Kita ke Yogya aja yuk, pasti anak-anak yang lain udah pada balik."

Lisa mikir lalu tersenyum.

"Ayo, kita berangkat besok ya. Aku mau kasih tahu dulu Rosie."

Jeka mengangguk, tersenyum liat Lisa udah gak sedih lagi. Jeka lalu nyalain mesin mobilnya, dia ngelirik Lisa yang tiba-tiba diam dengan wajah pucat dengan tangannya yang masih megang hape.

"Sayang kamu kenapa?"

Lisa hanya natap Jeka lalu...

Hoekkk

...

"0327"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang