07. oon nya manusia oon

48 7 23
                                    

Maafkan jika masih ada typo bertebaran.

______________________________________

"BOPO!!!" Teriakan Naina memenuhi seisi rumah membuat Ayahnya yang sedang asik menyeruput kopinya seketika tumpah akibat kaget mendengar suara anaknya yang mirip toak masjid di perumahannya.

"Ini udah jaman apa Nai, masa manggilnya BOPO?" Balas ayah Hans yang kadang tidak habis pikir dengan kelakuan anaknya yang di luar nalar.

"Jaman modern lah!"

Naina sudah rapih dengan seragam sekolah yang menempel rapih pada tubuhnya, undangan yang di dapat adalah pagi hari dan tandanya pakaian yang di kenakan untuk datang adalah seragam sekolah, meski begitu naina tetap berpenampilan beda hari ini. Pagi tadi naina keramas, sisiran dan memakai vitamin rambut, tidak lupa naina juga bedakan meski hanya menggunakan bedak bayi, bibir yang biasanya tidak memakai apapun kini Naina memakai liptint untuk sekedar memberi warna pada bibirnya.

"Gimana, penampilan Naina cantik kan Pak?" Tadi memanggil Bopo, kini memanggil Pak, Hans tidak habis pikir mempunyai putri se aneh Naina.

"Cantik." Mau cantik ataupun jelek pasti yang Naina ingin dengar adalah kata cantik, maka dari itu Hans mengatakan cantik.

Naina segera pamit dengan ayahnya, berjalan keluar menuju pinggir jalan agar Fano tidak susah-susah menjemput ke rumahnya. Tidak butuh waktu lama tebengannya datang, mobil warna merah menyala itu berhenti tepat pada pandangan Naina.

"Ihh Fano ganteng banget, kalo jemput Nana." Fano hanya menatap datar lalu melajukan mobilnya setelah Naina sudah duduk nyaman pada bangku sebelahnya.

Selama perjalanan hanya hening, Naina tidak tau mau membahas apa karena melihat wajah dingin Fano membuat Naina tidak selera berbicara, apalagi ini di dalam kendaraan dan posisinya sedang mengebut. Beberapa menit berdiam di dalam mobil akhirnya sudah sampai pada tempat tujuan, Naina segera turun dari mobil Fano dan merapikan rambutnya karena di ujung sana matanya menangkap sosok Fathan sang pujaan hati.

"Hai, Fa-Fathan." Sebenarnya Naina malu jika di hadapan Fathan harus gagap begini, apalagi sekarang ada Arsen yang kemarin baru berkenalan dengannya, malu Naina berkali lipat.

Fathan yang merasa di panggil menoleh dan mendapati Naina yang tersenyum ramah padanya. "Hai, Nai."

"Eh Naina, masih inget Arsen ganteng kan?"

"Inget lah! mana pernah Naina lupa sama cogan!" ucap Naina membuat kedua laki-laki itu hendak menutup kuping akibat suara cempreng Naina namun tidak enak.

Mereka sedang menunggu perwakilan Alexis lainnya yang belum datang, sahabat Naina itu juga belum terlihat wujudnya. Naina yang berdiri di samping Fathan hanya melirik sekilas dan tersenyum, mimpi apa Naina semalam bisa berdiri sebelahan dengan Fathan yang tampan menawan ini.

"Kalo capek duduk aja," tawar Fathan membuat Naina ingin duduk, namun ia urungkan karena di sekitar tidak ada tempat duduk.

"Untung Naina yang cantik ini sayang Fathan," batin Naina bermonolog.

Naina hanya tersenyum, mungkin jika yang menawarinya tadi orang lain maka Naina akan langsung menggeplak kepalanya dengan sekuat tenaga. Bosan karena hanya berdiam tidak melakukan apapun, Naina memutuskan untuk sekedar berjalan-jalan, Fathan juga tidak mengajaknya ngobrol, sepertinya Naina butuh batuan Fano untuk bisa mengobrol dengan Fatha, namun laki-laki itu sekarang entah kemana, karena tadi Fano berbelok dan Naina langsung menghampiri Fathan tanpa bertanya Fano ingin kemana.

ALFANO [SLStory]Where stories live. Discover now