12 - Pulang Sekolah

658 102 24
                                    

Sudah tiga kali Yiren berdecak hanya karena ponsel yang sedang dia gunakan untuk menghubungi seseorang itu terus mengeluarkan suara, "Nomor yang tuju sedang tidak aktif....."

"Ck."

Mama papanya sibuk dan supirnya gak dapat dihubungi. Minju udah pulang sama pacarnya beberapa menit yang lalu dan Yiren jadi nyesal nolak tawaran Ryujin yang mau nebengin dia pulang selagi cewek berambut sebahu itu dijemput dengan mobil.

Pasalnya, Yiren males kalau harus dempet-dempetan di halte, belum lagi cuacanya panas banget.

"Brrrmm!"

"Astagfirullah kaget." Yiren tersentak, otomatis menoleh ke samping.

Ternyata Beomgyu dengan motornya, langsung membuka helm dan menyengir.

"Kamu?"

"Yiren belum pulang?" tanya pria itu.

"Belum lah, orang aku masih berdiri di sini." katanya, galak soalnya lagi kepanasan.

"Ehe yaudah sih selow. Eum... Mau itu gak?"

"Mau apa?"

'mau bareng gak ren?' ah, apa susahnya sih bilang itu!?

"Itu.... Bareng.... pulangnya..."

Dia yang bilang, dia yang salting. Maklum Choi Beomgyu baru pertama kali begini ke cewek.

Yiren lantas mengangkat alis sebelah, membuat Beomgyu jadi tambah gugup. Padahal cuma nawarin pulang bukan ngajak pacaran.

Ngomong-ngomong, belakangan ini mereka memang sudah cukup dekat. Berawal dari Beomgyu yang iseng replay status WA Yiren kemudian keduanya jadi nyambung dichat.

Oh, atau bisa dibilang berawal dari pita sepatu? Popcorn caramel?

Tapi tetep aja kalau udah tatap muka gini, pastinya awkward karena jarang ngobrol aslinya.

"Tapi aku gak maksa kok." lanjut Beomgyu cepat. "Cuma nawarin."

Yiren terkekeh kecil. Bingung juga mau nolak apa nggak, takut supirnya udah otw ke sini dan hpnya lowbatt, kali aja kan?

"Err aku... Itu sih takutnya..."

"Hm? Gimana?" Beomgyu mendekatkan kepalanya. Gara-gara maje helm, dia jadi gak bisa dengar suara Yiren dengan jelas, itu cewek juga ngomongnya pelan banget.

Giliran Yiren yang salah tingkah, dia langsung ngalihin pandangannya ke hp, "Anu...."

"PETRUSSS BOS KUUU." seru Jeno lagi boncengan sama Renjun, ketawa-tawa kek orang gila, mana dua-duanya gak pakai helm.

Beomgyu menyahut, "YOI BOS KUU."

Kemudian kembali menatap Yiren, "Jadi gimana sayang? Eh sayang, maap maap."

Yiren lagi lagi tertawa. Manis banget, cantik banget. Beomgyu padahal demennya sama cewek rambut pendek—macam Ryujin, makanya waktu itu sempet naksir. Tapi ini Wang Yiren damagenya agak kurang ajar, instan melemahkan.

"Boleh deh, berhubung supir aku lagi gak bisa diteleponin."

YAS!

Ok, tenang, Beomgyu. Ini baru langkah satu.






###







"Anjing, Siyeon. ISTIGHFAR YEON." Jeno terbelalak melihat Siyeon bersandar di dinding belakang sekolah sambil menghisap lintingan nikotin.

Siyeon menoleh, "Istighfar istighfar, ITU DI TANGAN LO APAAN, TOLOL?"

Jeno menatap tangannya sendiri yang tengah menggenggam bungkus rokok kemudian cengengesan, "Iya juga ya, eh tapi kan gua cowok, wajar dong."

"Sama ajalah bangke, emang cowok doang yang boleh gak suci."

"Yang-boleh-gak-suci, shiaaap." Jeno lantas mendudukan dirinya di samping cewek itu, "Eh tapi seriusan dah gua kaget lu nyebat.
Gue kira diantara kalian Bomin doang yang berani begini." katanya kemudian mengambil sebatang rokok, mengapitnya di bibir, dan dinyalakan menggunakan pematik.

"Btw, kok lo belom pulang?"

"Lagi males ketemu orang rumah." Jawab Siyeon

"Coba gue tebak hmmm... lo broken home?" telisik Jeno.

"Bangsat, tapi iya sih bener."

"DeMiii??"

"Demi apapun lah."

"Gak, serius. Beneran?"

"Ya iya emang kenapa?"

"Sorry kalo gitu, gue gak bermaksud."

Siyeon tertawa ringan, "Santai."

"Eum, Yeon. Lo dari tadi sendirian di sini gak takut apa?" tanya Jeno. Doi bilang gini soalnya udah merasa gak enak. Iya, di depan mereka ada kuburan, lurrr.

Mana di samping juga ada pohon beringin. Jeno biasanya ke sini selalu sama squadnya, gak pernah sendiri. Tadi pun sebenarnya dia lagi kebetulan lewat dan gak sengaja liat Siyeon yaudah disamperin.

"Kalo gue bilang gue bisa ngeliat, lo percaya gak?"

Siyeon nanya gitu sambil noleh dan senyum kearah Jeno. Jeno yang tadinya cuma ngerasa gak enak, jadi beneran merinding.

"H-hah? Ngeliat apaan anjing??? Jangan ngadi-ngadi lu."

"Ya ngeliat itu, makanya gue gak takut karena ya udah biasa."

"Jadi... Sekarang lo lagi melihat.... itu kah?"

Siyeon menganggukan kepala.

"Banyak gak?"

"Mayan. Namanya juga di deket kuburan." katanya lalu membuang kebulan asap dari mulut.

Demi apapun, Jeno mau kabur sekarang juga tapi dia gamau dicap cowok penakut sama ni cewek.

"HAHAHAHAHA ANJIR LO PERCAYA??? GOBLOK."

"HAHAHAHA LO PIKIR GUA PERCAYA??? GAK YA GOBLOK." balas Jeno, padahal tadi sempet panik sih. Siyeon sendiri yang ngeliat wajahnya berubah tegang.

"Btw," ucap mereka bersamaan.

"Lo duluan deh." kata Jeno.

Siyeon gak ambil ribet, dia langsung to the point, "Soal yang waktu itu, maap gue kelepasan."

Jeno mengangguk-angguk, "Iya gue juga mau minta maap udah brengsek ke temen lu. Pasti lo benci banget kan sama gue?"

"Banget."

"Ok, gapapa."

"Tapi sumpah gue masih penasaran deh, motivasi lo ngebuang hadiah dari dia—"

"SUMPAH DEMI KERANG AJAIB YEON GUA KAGA SENGAJA." kata Jeno lengkap dengan matanya yang menatap Siyeon serius.

Siyeon sampai mengerjap kaget.

"Y-yaudah sih, biasa aja kali." katanya, baru Jeno menghadap ke depan lagi sampai sebuah getaran ponsel milik Jeno mangalihkan perhatian.

Cowok itu segera mengecek pesan yang masuk kemudian beralih mengetikan sesuatu untuk membalas pesan tersebut.

Siyeon hanya termenung menatap lurus ke depan, giliran dia yang merinding melihat kuburan, was-was dengan datangnya karma. Serem nder.

"Lo masih belum mau pulang kan? Habis ini temenin gue nyari kado buat nyokap yuk." kata Jeno sambil mengantongi ponselnya.

"Nyokap lo ultah?"

"Iya, gue sama bokap rencana mau ngasih dia surprise gitu ntar pas tengah malem. Sekalian gue traktir Mcd deh, berhubung cogan lagi baik."

Siyeon tau betul konteksnya Jeno mau modus. Tapi terlepas dari itu, boleh gak dia sedikiiit aja merasa iri?







###








Bomin
|Lucu bgt. Sukanya ma Hyunjin, ganjennya sana sini

Lemon Teen | Millenium SqWhere stories live. Discover now