04 - Gak Mungkin!

794 131 17
                                    

"Harus banget diselesein hari ini?" tanya Siyeon, melihat Nakyung yang sibuk melipat kertas origami kecil-kecil.

Mau bikin seribu bangau buat kado ultah Jeno, katanya.

"Harus banget, udah H-1 ini." jawab Nakyung.

Siyeon merotasikan bola mata, kemudian beralih duduk di bangku samping mejanya Nakyung, soalnya di kursi sebelah Nakyung udah ada toples kaca, sengaja Nakyung umpetin di situ biar gak ketauan sama Jeno.

Udah bel istirahat, Siyeon tadinya mau ngajakin Nakyung ke kantin tapi sohibnya ini kayaknya lebih milih Jeno dibanding perutnya sendiri.

"Sini gue bantuin." Siyeon mengambil beberapa lembar origami warna warni, "Musti seribu biji ya nih?"

"Ya nggaklah, sampai toplesnya penuh aja." kata Nakyung sambil meletakkan bangaunya yang sudah jadi ke dalam sebuah toples kaca.

"Emang lo gak capek apa bikin ginian?"

"Eum, enggak sih, kan lumayan juga pas lagi gabut."

Siyeon mangut, kemudian gak lama Heejin dateng.

"Gue cariin di kantin kaga ada taunya di sini. Heh gara-gara lo berdua nih ya—AKH!"

"Eh, sorry gak keliatan." Soobin yang gak sengaja nabrak Heejin itu langsung pergi gitu aja.

"SI BANGSAT MENTANG-MENTANG TINGGI!!!"

"Haha pendek." Kali ini Hwall yang lewat depan Heejin.

Demi Tuhan, kalo aja itu bukan Heo Hwall yang serem kalo lagi marah, udah Heejin jambak kali orangnya.

Siyeon dan Nakyung yang menyaksikan kejadian tersebut hanya tertawa geli.

"Pada bangsat semua ih, mana tadi di kantin juga tabrakan sama Hyunjin." dumal Heejin lalu mendudukkan diri di depan bangku Nakyung.

"Wih, kode alam dong dua kali tabrakan sama mantan." kata Siyeon.

"Hahaha iya, bisa jadi balikan." timpal Nakyung.

"Iyuwww amit-amit jabang bayi gue balikan sama Hyunjin, kalo Soobin mah gapapalah ya anaknya alim."

"Yee songong."

Kemudian tangan Heejin meraih beberapa origami di mejanya Nakyung, mau bantuin juga. "Ehiya, Bomin mana?"

"Lagi nonton cowoknya basket."

"Bomin tuh makin hari makin bucin gak sih?" celetuk Siyeon.

"Sama dong noh kek ini." kata Heejin menunjuk Nakyung dengan dagunya, "Jenooo aja di pikiran."

Yang ditunjuk nyengir santuy. "Kan besok doi ulang tahun ceritanya."

Siyeon, Bomin, sama Heejin udah maklum punya temen yang begini. Pernah sekali mereka nasehatin Nakyung kalo Jeno itu gak suka sama dia, mending berhenti aja karena Jeno udah keliatan banget risihnya.

Tapi anaknya peduli setan, denger mau, nurut kaga.

"Eh guys mau cerita, kemaren kan Jaemin curhat ke gue masalah ceweknya, ituloh si Minju anak IPA 1." kata Heejin, emang anaknya paling gak bisa diem, obrolannya gak pernah abis.

"Hm, terus?"

"Terus Jaemin tuh minta tolong gue buat ngubah dia."

"Ngubah gimana?" potong Nakyung.

"Ya ngubah dia menjadi lebih baik gitu, biar gak bandel lagi jadi anak, biar gak lagi dilemparin sendal sama papanya Minju, katanya."

"Pftt, bentar bentar, dilemparin sendal?" tanya Nakyung, Siyeon udah ngakak duluan.

"Iya, bahkan pernah juga dilemparin petasan kata Jaemin, parah gak tuh."

"Anjir gue ngebayanginnya lucu."

"Lucu apanya? SEREM." kata Siyeon. "Terus Jin?"

"Eum... Gue.... Jujur gue seneng pas Jaemin bilang mau jadi pribadi yang lebih baik. Tapi ya kalo gue bantuin dia buat berubah itu artinya...."

"Ah iya, paham paham, wah rumit sih ini." kata Siyeon. Heejin seketika menekuk wajahnya.

"Tapi Jin, bukannya Minju udah dijodohin sama si itu?" tanya Nakyung, cewek itu nanya begini karena kebetulan rumahnya Nakyung satu blok dengan rumahnya Minju.

"Hah? Si itu? Siapa?"

"Si itu yang anak SMADA. Emang Jaemin gak cerita?"

Heejin menggeleng cepat, "Enggak. Ih beneran?! Sama siapa?!"

"Wah kudu kasih tau Jaemin, Jin. Langsung lampu hijau lagi lu." kata Siyeon semangat, Heejin seneng tapi dia juga rada gimana.

"Kalo gak salah sih, KALO GAK SALAH YA—"

"WAWW LAGI BIKIN APA TUCH." Bomin tiba-tiba masuk kelas dan menuju mejanya Nakyung, "Ya ampun Nakyoooong ini pasti buat si kampret itu ya?"

Bomin gak kalah congornya dari Heejin. Makanya aja yang keliatan jutek.

"Sstt, cowok lu kali kampret."

"Hahaha mohon maap, sejak kapan? Kita itu sudah saling menyayangi." kata Bomin kemudian duduk di meja belakang Nakyung, mau ikutan bikin bangau tapi dia gak tau.

"Alah tai, gak tau aja lo kemaren—"

Nakyung langsung pelototin Siyeon yang hampir nyelesein kalimatnya, Siyeon seketika bungkam.

"Apa? GAK TAU APA?"

Heejin panik, masalahnya dia juga melihat kejadian 'itu' dengan Siyeon dan Nakyung. "E-enggak, eh lu udah tau belom Minju dijodohin sama si onoh? Sama si siapa, Kyung?"

"Eric."

"Eric???!!" Ketiga cewek itu kompak melebarkan matanya, gak terkecuali Heejin, yang paling kaget.

"Eric yang itu?" tanya Heejin, Nakyung mengangguk, "Iya."

"Tapi, masa sih?" Dahi Siyeon berkernyit, "Eric bukannya 11 12 sama Jaemin ya? Maksudnya, Eric  kan sering nyari ribut sama gengnya Jeno?"

"Nah, makanya bingung gue juga."

"Hmmm munafik detected." Bomin mengeluarkan smirk. Itu cewek udah lama benci sama Eric, anak sekolah sebelah yang juga suka bikin onar.

"Bisa jadi family business sih, kek gak tau otak orang tua jaman sekarang aja kalian." kata Nakyung.

"Iya juga, Minju kan tajir banget gila."

"Udahlah Jin, mau Minju dijodohin atau kaga, gue tetep gak mau lo sama si Jaemin. Mending sama abang Hwall aja dah yang rumornya diam-diam jadi your secret admirer, CIEee ee."

Siyeon sama Nakyung langsung rusuh, ikut ngecengin.

"APAAN ish, najis gua sama Hwall."

"Kenapa najis?" Sebuah suara dari belakang Heejin tiba-tiba menyahuti.

Heejin kenal banget sama suara itu dan dia langsung panas dingin, gigitin bibir bawahnya.

"Najis kenapa gue tanya? Emang gua liur anjing?"

Gadis itu menoleh. Gak sepenuhnya noleh sih, takut gan. "A-apaan sih lo, nyambung aja."

Bomin yang tadinya duduk di meja itu kini beralih duduk mepet-mepetan sama Siyeon di satu kursi, Siyeon misuh, "Sempit bangsat."

"Eh, ajarin dong gua ini bikinnya gimane?"

Nakyung, Siyeon, dan Bomin otomatis sok sibuk bikin bangau, diem diem cekikikan, anjlah.

"Lo lebih najis, pendek." kata Hwall menarik resleting tasnya sebelum berjalan keluar kelas.

Heejin akhirnya berani liat ke belakang, "ISHH!!!!"

Tangannya mengepal, ancang-ancang ngasih tonjokan tapi yang bisa dilakukan sekarang hanyalah menendang kaki meja.

Yang ngeselin begini jadi secret admirernya Heejin? GAK MUNGKIN FCK.

Lemon Teen | Millenium SqWhere stories live. Discover now