02 - Kapan berubahnya?

1.1K 147 28
                                    

"Eh, lo ada utang ya sama gue. Siniin gak?!"

"Enggak, ini buat gue bayar komite. Emang elu, gak pernah bayar komite."

"Dih, pandai lu ngomong ye, utang dulu lunasin."

"Yaelah pulang ntar gua bayar."

"Gue maunya sekarang. Cepetan, itu temen temen gue udah nungguin di luar."

"Emang mau beli apa sih? Rokok?"

"Lama ih," tangan Hyunjin bergerak secepat kilat, ingin merebut duit dua puluh ribu dari tangan Yeji namun gagal.

"Gak, jawab dulu, lo mau beli apaan? Rokok? Gua bilangin ke ayah."

Siapa lagi kalau bukan si kembar Hwang yang setiap harinya berantem mulu.

Setelah istirahat ini, Hyunjin dan squadnya mau cabut alias bolos.

Dia butuh duit soalnya kalo bolos, rokok udah pasti gak bisa absen, sementara Yeji yang udah tau gimana kelakuan kembarannya itu jelas gak mau kasih duit.

"Wih ceban, punya siapa nih?" mata Hyunjin berbinar melihat selembar uang sepuluh ribu di dekat kaki meja Yeji. Langsung diambil sama dia.

"Kasian banget ngambil duit pungut, anak siapa sih lo." celetuk Yeji.

"Haha gapapa dong, kan mayan buat tiga batang."

"Tiga batang apa?"

"Hehe."

"Ih tuh kan!"

"Punya gue itu."

Amarah Yeji terhenti begitu Ryujin datang, Hyunjin spontan menoleh lalu tersenyum.

"Eh, lo murid baru itu ya?"

"Sini." ucap Ryujin dengan tangannya yang terulur dan matanya yang memberikan death glare ke Hyunjin.

Duit gue bangsat, begitu kata mata Ryujin.

Senyum Hyunjin menghilang, "Buset galak amat. Iye dah, nih." dengan berat hati, dia menyerahkan uang sepuluh ribu tersebut kepada pemiliknya.

Setelah mengambil uangnya dan menyimpannya ke dalam tas, Ryujin kembali keluar kelas, meninggalkan Hyunjin dan Yeji yang masih di tempat.

Seakan tidak menyerah, Hyunjin masih kekeuh merebut dua puluh ribu dari tangan Yeji dan kali ini berhasil.

"HYUNJEEEEEEENNNNN."

Hyunjin kabur, lari secepat mungkin hingga menabrak lengan Ryujin yang berjalan searah dengannya.

Ryujin nyaris tersungkur jika saja badannya tidak ditahan oleh seorang pria.

"Gapapa?"

###


"Sampe sini aja kan?"

"Iyalah, emang mau sampe mana lagi." kata Minju sambil turun dari motor pacarnya, siapa lagi kalau bukan Na Jaemin.

Minju ngomongnya dengan nada lemes nan males. Udah biasa, setiap pulang sekolah sama Jaemin pasti Minjunya diturunin di depan komplek, alasannya apa? Jaemin takut sama calon mertua alias bokapnya Minju.

Ah, bahkan untuk dibilang calon mertua pun rasanya gak bisa lagi.

Untungnya rumah Minju ada di blok A jadi dia gak perlu jalan kaki jauh-jauh.

"Kenapa lagi?" tanya Minju melihat Jaemin yang masih belum pergi.

"Aku usahain ya."

"Gak perlu."

Lemon Teen | Millenium SqWhere stories live. Discover now