11 - Cantik

710 100 20
                                    

Nakyung itu cantik cantik goblok. Valid no debat.

Serela itu dia pergi ke lapangan basket outdoor dekat komplek dengan berbekal toples kaca baru, origami, dan ponsel di saku. Hanya ditemani cahaya rembulan, ratusan bintang, dan juga kesendirian.

Apa yang akan dia lakukan di sana?
Tentu saja me-remake hadiah ulang tahun Jeno.

Dia jujur gak ngerti kenapa mau ngelakuin ini, Siyeon aja udah ngomel, "PERCUMA LO MAU BIKIN LAGI, DIA TUH SENGAJA JATOHINNYA."

Bomin, "Ngapain sih mau bikin lagi, orang yang gak tau terima kasih tuh gak pantes dikasih hadiah."

Dan juga Heejin, "Belum juga gue bunuh tuh anak."

Di saat tangannya berhasil membentuk satu bangau kecil berwarna kuning, Nakyung malah meremat kuat bangau tersebut lalu menginjaknya hingga penyok.

"KENAPA SIH GUE MAU AJA DIBEGOIN."

"Sebelum dibegoin juga udah bego kali mbaknya."

Suara yang tiba-tiba muncul dari belakang lantas membuat Nakyung menghapus air mata dan menolehkan kepala.

"Elo?"

"Kasian, sadgirl. Perlu gue nyanyiin gak?" tawar Renjun. PADAHAL SENDIRINYA JUGA SADBOY.

"Lo ngapain anjir disitu??? Kaget tau gue kira siapa."

Renjun cekikikan dan beralih duduk di samping Nakyung, melihat perintilan-perintilan yang cewek itu bawa. "Lo bikin lagi?"

"Menurut ngana?"

"Bego."

"Biarin, kan bukan urusan lau."

"Oh iya, kan bukan urusan gua lagi ya." Renjun mengambil beberapa origami yang udah dipotong menjadi empat bagian tersebut.

"Mau ngapain? Sana aja gih, jangan ganggu."

"Yaelah lu mentang-mentang udah jadi mantan makin sensian aja. Gua bantuin emang kaga boleh?"

"Emang lo tau bikinnya?"

"Kan dulu gue yang ngajarin lo bikin ini, lupa?"

Nakyung kicep sejenak, "Eh iya."

"Dih, baru beberapa bulan juga."

"Ya namanya juga lupa." balasnya. "Btw, lo habis jogging malem apa gimana deh kok tumben lewat sini?"

"Yoi, habisnya bosen banget gue di rumah."

Nakyung mengangguk paham.

Keadaan sunyi, dua-duanya sibuk membentuk origami sampai gak lama Nakyung menguap. Hpnya dia cek, padahal masih jam 8 tapi hawanya udah mendatangkan kantuk aja.

Tanpa mikir dua kali, Nakyung mendaratkan kepalanya di pundak Renjun dengan anteng, beneran dia ngantuk.

Tempat duduk yang lagi mereka dudukin itu di pinggir lapangan terus di belakangnya ada jaring-jaring kawat, jadi mereka nyenderin punggungnya di situ.

Tapi kepalanya Nakyung itu loh, anaknya kek gak mikir gimana perasaan yang punya pundak.

"Lo pernah ngerasa bego banget gak, Jun?"

"Pernah."

"Kapan?"

"Pas gue masih berharap sama orang yang udah ngelupain gue."

"ANJAAAAAY WKWKKWKWKWK. Sumpah, gatau kenapa, gue tuh kek geli gitu tau gak kalo denger cowok ngebucin."

Renjun mah katawa aja dengernya.

Lemon Teen | Millenium SqOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz