-000-
Berkat pertanyaan embel-embel yang dilontarkan Taehyung sebelum ini, Eunha terpaksa memendam perasaan sungkan yang berakar di seluruh urat tubuhnya setiap kali mereka dipertemukan. Bahkan sekadar menatap netra lelaki itu saja Eunha sontak dibuat merona.
Namun jangan disalah tafsirkan. Rasa sungkan itu bukan petanda jika Eunha tertarik atau semacamnya, lebih tepat sekadar firasat malu lantaran kenangan indahnya bersama Jimin yang seharusnya diprivatisasikan kini tak sengaja didedahkan.
Tapi dibalik firasat sungkan itu, ternyata Eunha turut menyimpan perasaan gundah yang automatik terselit di benaknya setiap kali sosok Jimin muncul di pikiran.
Sungguh Eunha merindukan detik-detik bahagia nya bersama Jimin. Disaat Jimin yang selalu menghiburkan nya dengan lelucon yang hambar, saat lelaki itu selalu menjadi tempat sandarannya ketika dirinya down dalam pelajaran dan ketika mereka sama-sama mengikat janji untuk menyatu sebagai sepasang suami isteri padahal waktu itu mereka masih menyandang status anak SMP.
"Jimin-ah...Bogoshipda"
"Eunha-ah!!!"
Suara lantang nan keras itu sontak mengagetkan Eunha yang masih berjongkok menatap langit. Air mata yang pada awalnya hampir gugur sontak kembali menyerap ke dalam dan justru diganti dengan posisi jantung yang hampir copot, saking terkejutnya.
"Kau disini ternyata" Meski belum menoleh tapi Eunha sudah tahu siapa yang barusan menerjah nya ...justru dari segi alunan suara benar-benar melambangkan tipe suara seorang lelaki, makanya selain Hoshi siapa lagi yang bisa menyapanya sesantai itu kecuali Taehyung.
"Tidak bisakah kau menyapaku lebih sopan sebagai seorang wanita. Dan... berhenti membuatku kaget!!" Eunha mendengus kesal seraya menyilangkan kedua belah tangan sambil meniup-niup poninya.
Sementara yang diomongin malah mencibir tak bersalah, lantas mengisi ruang kosong yang tersisa di samping Eunha.
"Aku mencarimu dimana-mana, tapi ternyata kau ke sini. Kenapa tidak mengabarkanku lebih awal?"
"Untuk apa?" Eunha berusaha bersikap acuh dengan menanggapinya dingin.
"Untuk apa kau bilang? bukankah aku saat ini adalah pengaman pribadimu, jadi tentu saja aku harus sepanjang masa mengetahui lokasimu supaya keselamatanmu terjamin"
"Aku tak perduli. Tapi sekarang adalah waktu privasiku jadi kau...silakan menyingkirkan dari depanku!" Eunha mula mendorong Taehyung sekuat tenaganya agar lelaki itu meninggalkannya sendiri. Tapi hal itu justru tak menampakkan perubahan disebabkan porsi tubuh Taehyung yang jauh lebih besar dari Eunha menyebabkan usaha gadis itu hanyalah sebatas omongan kosong.
"Tak perlu repot membazirkan tenagamu Eunha karena aku memang tidak bisa lama di sini. Justru sebenarnya aku cuman mampir sebentar untuk memaklumkan kau sesuatu perkara"
Sejenak Eunha menghentikan kegiatannya lalu menatap lekat ke arah Taehyung. " Perkara apa?"
"Apa kau senggang besok sore?"
"Mana ku tahu, bukannya kau yang seharusnya lebih tahu perihal aktivitasku seharian" Balas Eunha karena aslinya Taehyung lah yang berperan sebagai pemantau jadwal khusus untuknya dan Sinb.
"Memang kenapa kalau jadwal ku kosong?"
"Aku...mahu mengajak kau mampir ke apartment ku"
"Untuk?..."
"Sebenarnya baru-baru ini aku lagi gigih belajar masak, jadi tujuan ku mengundangmu adalah untuk menjadikan kau sebagai juri dan mengolah pendapatmu tentang rasa masakanku. Apa kau bisa?"
Bukannya menyahut, Eunha malah balik bertanya."Tapi sejak kapan kau tertarik dengan hal semacam ini, padahal sewaktu di sekolah dasar ketika ada lomba masak kau bersikap persis hilang separuh nyawa hanya gara-gara jarimu yang terhiris pisau"
Tak sengaja memutar kembali momen lucu itu, Eunha lansung dibuat tertawa sedangkan Taehyung justru meruntuk kesal.
"Waktu itu aku memang tidak pintar masak, tapi sekarang aku berani bersumpah kalau keahlian memasak ku sudah meningkat" Tutur Taehyung penuh penekanan. "Jadi bagaimana? kau mahu?"
Menanggapi pertanyaan Taehyung, Eunha sekilas tersenyum tipis. "Tentu saja, aku bahkan tidak sabar menantikan nya"
"Nanti aku kasih tau sama Sinb" Eunha sejenak bangkit dari duduknya tapi sontak lengannya dicekal.
"Tapi...aku hanya berniat mengajakmu"
"Eoh?..." Sebelah alis Eunha menaik begitu mendengar kenyataan Taehyung. "Kenapa aku tidak bisa membawa Sinb bersama?"
"Ah itu..." Untuk beberapa detik Taehyung membisu sembari menggaruk-garuk kepalanya yang sama sekali tidak gatal. Buruan! alasan apa yang harus Taehyung ketengah kan. Sejujurnya lelaki Kim itu mengajak Eunha bermain ke apartment nya hanyalah untuk bersenang-senang dan menikmati waktu berdua. Tapi jika sudah seperti ini Taehyung justru ragu seandainya Eunha malah menyalah tafsirkan niatnya dan malah menunding dirinya ingin melakukan hal yang tidak-tidak.
Cukup lama Eunha memerhatikan wajah Taehyung, menantikan jawaban. Tapi lelaki itu masih mematung dan mulai bertingkah aneh. "Apa pertanyaanku terlalu rumit sehingga kau harus menyisakan waktu berminit-minit semata-mata untuk memikirkan jawabannya"
"Tidak!...cu-cuman,"
Ting!
Seketika mentol pikirannya serasa menyala menandakan bahwa ia sudah berhasil mengarang seharus balasan. " Sinb kan tidak gemar memasak, jadi percuma kalau aku mengundangnya jika pendapatnya sama sekali tidak bisa diguna pakai"
Mendengarkan balasan Taehyung, Eunha detik itu ikutan berpikir. "Benar juga, yasudah kalau begitu besok sore kau datang ke rumah untuk menjemputku dan setelah itu kita lansung berangkat"
"Baiklah, aku mengerti" Taehyung mengangguk semangat, sebuah senyum mengembang di wajah tampannya, matanya juga ikutan terlihat berwarna hanya karena membayangkan detik-detik indah yang bakal mereka nikmati menjelang nya hari esok.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
Error ( Taehyung & Eunha ) END
Teen FictionKim Taehyung, pria yang berpijak di atas muka bumi ini dengan segala kesalahan. Dia telah di tangkap pihak polisi akibat cobaan membunuh temannya. Jika sesuatu saat dirinya sudah bebas dari kurungan ini..apa kehidupannya akan kembali seperti sediak...
Error : Chapter 25
Mulai dari awal
