13

22.6K 3.9K 787
                                    

jam sudah menunjukan pukul 12 tapi entah mengapa jaemin tidak bisa memejamkan matanya mungkin karena tadi siang jaemin lanjut tidur pas pulang ama jeno,  apalagi mengetahui jika sang ayah belum pulang

Brak

Dengan cepat jaemin keluar kamar mendengar suara gaduh dari lantai bawah

"Ayahh"

Dengan senyum jaemin menghampiri siwon yang tidak baik baik saja

"Jaemin kemari nakk"

Jaemin menghampiri siwon namun sedetik kemudian langkahnya terhenti mencium alkohol dari tubuh sang ayah

"Ayah mabuk?"

Siwon hanya tersenyum dengan terus melambaikan tangan menyuruh jaemin mendekat

"Putraku yang malang"

Jaemin hanya bisa mengigit bibir bawahnya tidak mengerti

"Kenpa kau harus lahir?"

Jaemin semakin mendatarkan pandanganya. Apa yang dikatakan siwon?

"Ayah benar benar mabuk biar nana panggil mama"

Ketika jaemin hendak beranjak tangannya terlanjur dicekal oleh siwon

"kenapa kau harus mirip seperti bunda?"

"A-ayah"

Jaemin mundur ketika siwon terus mendekat pada sang anak

"SEHARUSNYA KAU MATI WAKTU ITU! KENPAA KAU MASIH HIDUP HAH!"

Tangan jaemin bergetar ingatannya ketika dia berusia 5 tahun kembali hadir

"a-apa yang a-ayah katakan?"

Jaemin mengerjapkan matanya menatap Siwon yang sudah berkilat marah

"Nana~ jika kau tidak ada aku tidak akan ada diposisi seperti ini! Jika kau tidak lahir aku tidak akan menikahi wanita sialan itu!KENAPA KAU HARUS LAHIR HAH!"

PLAK

Jaemin tertegun rasa perih dipipinya sudah menjalar. Apa yang harus jaemin katakan(?)

Lagi lagi jaemin ditampar oleh lelaki yang statusnya ia sayang

Ucapan seseorang yang mabuk adalah fakta bukan(?)

Siwon sudah memukul mukul dada jaemin yang masih mematung hingga tidak sadar wendy dan renjun sudah berada dibelakangnyaa

"Jaemin pergilah kekamar" ucap wendy namun tidak diindahkan oleh jaemin

"KENAPA KAU HARUS LAHIR ANAK SIALAN! KENAPA KAU HARUS LAHIR JIKA AKAN BERAKHIR DENGAN MATII!"

Racau siwon bahkan sekarang rambut jaemin menjadi sasarannya

"JAEMIN PERGI KEKAMAR!"

jaemin hanya tersenyum menatap sang ayah yang masih meracau

Dengan pandangan datar jaemin berlalu kekamarnya bahkan tidak melirik sekilas pun pada wendy dan renjun

Kini jaemin sudah memeluk lututnya dibawah ranjang

"Tidak tidak tidak jaemin tidak bersalah"

Hanya kalimat itu yang jaemin putar berulang kali sebari mengigit kukunya

.
.

Matahari sudah terbit namun lelaki manis dengan pandangan kosong tidak merubah posisinya

"Jaemin ayoo sarapan"

Seru bibi park yang dipatuhi oleh jaemin

Selang beberapa menit jaemin bergabung sudah dengan pakaian sekolaanya

Beetwen [NOMIN]Where stories live. Discover now