Chapter 3

5.2K 356 70
                                    

Sudah sekitar 2 jam Vira dan Naya mengahabiskan waktu untuk mengobrol, si kecil Arsel pun sepertinya belum lelah karena sedari tadi Vira mendapatkan laporan dari bodyguardnya.

"Jadi sekarang kamu akan tinggal disini lagi, Vir?" Tanya Naya.

"Hn, sepertinya seperti itu." Jawab Vira.

"Lalu kapan kamu akan bertemu dengan yang lain? Mereka sangat merindukan mu, kau tahu?"

"Ya, aku tahu itu. Tapi, kau tahu? Jika aku kembali. Musuhku pun akan kembali."

"Ya, aku mengerti. Tapi apa kau tidak merasa kasihan dengan mommy mu? Hubungannya dengan daddymu, akhir-akhir ini. Hm, merenggang."

Naya mengucapkan itu dengan hati-hati, dirinya pun mencicitkan suaranya saat mengucapkan 'merenggang' tadi.

Vira, dirinya diam. Tidak ada ekspresi tenang saat mendengar kabar orang tuanya hanya ada wajah flatnya. Datar, dengan tatapannya yang menajam.

Tapi percayalah, dirinya kini sedang memikirkan sebuah rencana. Rencana yang akan membangkitkan sisi gelapnya.

"Aku tahu dan itu akan segera berakhir." Ucap Vira, ah! Dan lihatlah. Bibir merah muda alami itu kini menyerigai kejam.

Naya bergidik saat melihat serigai dari sahabatnya. "Apa yang akan kau lakukan?"

"Rahasia." Dengan senyum manisnya ia menjawab.

Naya percaya, apapun yang di lakukan sahabatnya ini adalah hal yang sangat membahayakan. Melihat perempuan di depan nya adalah CEO dari perusahaan yang selalu jaya dan memiliki kekuasaan di mana-mana pasti itu adalah hal yang buruk.

"NAYA!" Sebuah teriakan itu menghentikan obrolan mereka berdua, entah ini baik atau tidak untuk Vira. Namun Naya harap ini adalah yang terbaik.

"Kalian, hai. Sini gabung." Ajak Naya tersenyum, mengajak sahabatnya yang lain untuk bergabung.

Berbeda dengan Naya yang antusias, Vira memilih diam dan menunduk. Tidak berbalik, karena dari suaranya pun ia sudah sangat hapal.

Disarakan kursi disampingnya bergerak, karena meja yang ia pilih mampu menampung 10 orang.

"Kamu dari mana aja? Udah tahu lagi bawa perut gede juga." Ucap salah satu dari mereka.

"Makan." Jawab Naya dengan senyum lima jari.

"Ck, kalau tahu lu asik makan mah. Gue sama yang lain ogah nyariin lu."

Gerutuan itu sama sekali tidak di tanggapi oleh Naya yang sedang memakan red velvetnya.

"Mending kalian pesen makan deh, dari pada ngoceh kagak jelas." Perintahnya pada para sahabtnya itu.

"Ish." Mereka berdesis pelan, namun tak urung mengikuti perintah Naya dan memesan makanan.

"Eh, Nay. Itu siapa?" Seseorang yang tadi memanggil Naya bertanya sambil menatap Vira yang menunduk membuat muka nya tertutup rambut.

"Kagak tahu." Jawab Naya acuh.

"Lah?"

Orang itu menatap Vira,mengulurkan tangannya bernita untuk berkenalan.

"Hai, nama lu siapa? Gue Lisa." ujar Lisa memperkenalkan diri.

Pelan namun pasti, Vira mendongakkan kepalanya menatap mereka yang terkejut dengan canggung.

"VIRA!!!" Teriakan dari empat orang itu memenuhi restoran.

Tiga orang lainnya, hanya diam mematung.

Kalian semua sudah jelas bukan untuk menebak? Yap!  Mereka adalah Dira dkk yang berteriak dengan Gita, Lia dan Cella yang diam mematung.

"Vira?! Ini beneran lo kan?"

"Sumpah, beneran ini? Vira sahabat gue yang dingin kaya es?"

"Kagak mimpi kan ini? Sumpah, kalau mimpi gue kagak mau bangun dulu."

Dan, yeah. Pertanyaan itu terus keluar dari Dira, Lisa, Via dan Vera.

"Iya, ini gue." Jawab Vira tersenyum tipis.

"KOK BISA?!!" Sekali lagi mereka berempat berteriak.

Vira yang malu langsung mengajak mereka ke ruang VVIP yang kedap suara.

"MOMMY!!" Ah, teriakan ini. Hampir saja Vira lupa akan putra kecilnya yang sedari tadi mengambek.

Arsel bocah lelaki imut itu terus berlari dengan mulut yang mengoceh.

"Ah, baby maafkan mommy. Mommy lupa jika kamu tadi sedang mengambek."

"Ish, mommy nyebelin." Dengan cemberut, bocah itu memilih berjalan kearah Naya dan memeluknya.

"Hah!"

Mengehela nafas, Vira menyuruh para bawahannya untuk beristirahat terlebih dahulu dan dirinya membawa para sahabtnya untuk keruang VVIP.

"Jadi bisa jelasin?" Dira menatap Vira tajam.

"Oke, gue jelasin," ucap Vira pasrah.

Mengalirlah semua cerita hari ini.

"Trus Arsel, dia beneran anak lo?" Tanya Lisa.

"Beneran." jawab Vira.

"Trus selama ini juga, mereka bertiga tahu?" tanya Lisa lagi.

"Iya."

Sedetik kemudian, Dira, Lisa, Via dan Vera menatap Gita, Lia dan Cella tajam.

"Kalian!" geram mereka berempat dengan serempak menjewer telinga mereka bertiga.

"Aww... Ya maap!!"

Naya dan Vira tertawa pelan, sedangkan Arsel dia pun sudah asik dengan makanan.

Kebersamaan mereka kambali...


Bersambung! 😋

Sampai sini aja ya, hehe. Maaf kalau ada typo.

Sabtu, 04 Juli 2020.

King And QueenWhere stories live. Discover now