33🥀

123 10 1
                                    

"Mita? Sahira?"

"Lah... Lo, disini juga?" tanya Mita.

"Iya, tadi gua keliling-keliling. Lumayan lah, lagian dirumah gabut," jawab pemuda tampan yang sekarang ini berdiri dihadapan Sahira dan Mita.

Pemuda dengan hoodie kuning kunyit itu tampak gagah berdiri di depan dua bidadari. Siapa lagi kalau bukan Rico teman Mita dan Sahira.

Pemuda yang pernah mengenal Sahira satu tahun yang lalu. Yang pernah menaruh hatinya pada kelembutan hati Sahira. Entah perasaan itu masih ada atau bahkan sudah hilang.

"Dasar orang gabut!" cerca Mita. Sedang yang dikatai malah cengengesan tak menanggapi.

"Kamu kapan pulang?" Ia tak membalas cercaan Mita. Ia malah memilih bertanya kepada gadis berkerudung yang ia rindukan selama ini.

"Baru aja, kok," balas Sahira. Sebatas bertanya akan kabar. Kini Riko beralih mengobrol dengan Mita.

Sementara Mita dan Rico asik mengobrol Sahira malah asik dengan ponselnya. Menatap layar menyala itu sambil sesekali menyeruput minumannya.

"Woy! Lo mah hp terus ih. Sini gabung ngobrol sama kita," ajak Mita.

"Kalian aja yang ngobrol. Aku masih ada urusan sama temen aku." Benar. Saat ini Sahira sedang berkomunikasi dengan teman-teman sekamarnya di pesantren.

Tepatnya satu jam yang lalu saat Sahira masih berjalan-jalan dengan Mita. Ternyata teman-temannya sengaja membuat grup WhatsApp untuk mempermudah komunikasi mereka.

Tak henti-hentinya gadis dengan hijab pasmina merah muda itu tersenyum kala melihat kekonyolan kawanya membahas banyak hal di grup WhatsApp.

"Iya dah iya. Urusan sama calon suami. Lagian bulan depan juga ketemu kan," ejek Mita. Sahira hanya mampu melotot memandang sakras sahabatnya itu.

Rico yang mendengar penuturan Mita. Ia merasa kebingungan. Apa maksud dari omongan Mita. Apa Sahira akan segera menikah. Semua niatnya akan musnah sekarang.

"Calon suami?" tanya Rico sedikit heran dengan tatapan meminta penjelasan pada Mita.

"Iya. Si Rara, sudah dilamar anak kyai disana. Tau deh, kapan dilamarnya yang jelas dia tadi cerita sama aku," jelas Mita.

Betapa kagetnya Rico mendengar penuturan Mita. Kini niatnya untuk meminang gadis darah Surabaya itu telah musnah. Setelah mengenal Sahira dan mendengar banyak hal tentang Sahira. Detik itu juga Rico menjatuhkan hatinya. Namun, apa kini semuanya akan kosong dan tak menghasilkan apapun.

••••••••••••••••••

Setelah bermain cukup puas kedua gadis itu merasa sangat lelah. Sehingga setelah sampai mereka memilih untuk istirahat. Mereka memilih duduk diruang TV. Sambil memakan beberapa camilan favorit masing-masing yang mereka beli saat perjalanan pulang dari pasar malam.

Disana juga ada Pak Akhmad. Mereka berbincang banyak hal. Tertawa bersama hingga sangat nyaring terdengar.

Mita diizinkan untuk menginap. Setelah beberapa waktu lalu pak Akhmad menelpon kedua orang tuanya. Sahira merasa sangat senang malam ini ia akan tidur dengan Mita sebagai teman.

"Ra, Minggu depan keluarga Pak Akhmad bakalan ke rumah. Dia mau meresmikan pertunangan kalian katanya," ujar Pak Akhmad disela-sela obrolan mereka.

"Iya, Yah. Nanti biar Rara siapkan semuanya. Ayah tenang saja. Ayah fokus aja sama kerjaan Ayah. Rara gak mau Ayah terbebani," ucap Sahira.

[REVISI] Cinta Di Atas Sajadah Where stories live. Discover now