Hari Kemerdekaan 🇮🇩

38 3 0
                                    

Impian menjadi petugas upacara jadi kenyataan.

Diumur ke-17 bertepatan hari lahirku. Aku menjadi petugas pengibar bendera. Dengan lika-liku perjuangan latihan. Perjuangan merelakan awal masuk kelas 12 kuhabiskan untuk latihan paskibra.

Terbayang betapa sibuknya kelas 12, tapi aku mengawalinya dengan latihan paskibra. Semua kujalani karena ini sebuah impian yang diperjuangkan dan harus merelakan waktu. Bersyukur sekali sudah diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari upacara yang sangat sakral ini.

Belum tentu semua orang bisa menjadi bagian dari upacara ini, ini pun melewati beberapa seleksi dan izin yang sangat rumit. Meyakinkan orang tua bahwa aku ingin mengikuti latihan sedangkan aku sudah kelas 12 yang seharusnya sudah tidak boleh mengikuti ekstrakurikuler.

Tapi dengan beberapa bujukan halus aku di izinkan untuk bisa mengikuti latihan serta menjadi pengibar di upacara di kecamatanku. Dengan sungguh-sungguh aku belajar untuk mengikuti intruksi dari pelatih. Banyak pelajaran yang didapat saat latihan maupun saat istirahat.

Jiwa saling membantu terlihat jelas, jiwa kebersamaan tertanam, jiwa ketulusan tercipta, jiwa kekompakan dilatih, jiwa saling berbagi budaya yang indah, kedisiplinan tertata rapi, satu jiwa itu yang diharapkan, kekeluargaan yang hangat merasa tak ada kata lelah yang hadir ditengah-tengah teriknya matahari, semua hadir dengan sendirinya.

Selasa, 15 agustus 2017

Saatnya, kaka pembimbing mengintruksikan esok datang pagi-pagi untuk gladi kotor dipagi, gladi bersih disore hari serta malamnya mempersiapkan pelantikan dan doa bersama untuk kelancaran diesok pagi.
Tidak diperkenankan untuk bawa motor, harus diantarkan atau naik angkot saja.

Pada saat itu ayahku masuk kerja shift pagi dan aku berencana untuk naik angkot, dan aku cerita ke raka kalau aku esok mau ke SMPN 1 babelan naik angkot. Ternyata raka ingin mengantarkanku ke lapangan tempat aku latihan.

"ka, besok dinda mau nginep di SMPN 1".

"naik apa kesana? ".

"Angkot si pengennya".

"Aku anterin aja ayo".

"Beneran?, kan aku berangkatnya pagi-pagi banget".

"Jam berapa emang? ".

"Kurang dari jam 7 harus udah di sana".

"Yaudah kita berangkat jam 6 lewat yaa".

"Tapi kan kamu mau sekolah ka".

"Ya kan abis nganterin kamu, aku langsung sekolah".

"Tapi, takut kamu kesiangan :(".

"Udah tenang aja, besok kamu jalan aja kearah mau kesekolah nanti aku ke situ."

Alhamdulillah ada yang mau nganterin, tapi ngerasa enggak enak karena dia mau sekolah, dan harus berangkat pagi-pagi untuk mengantarkanku. Aku izin ke mamaku tetap naik angkot agar mamaku tidak khawatir karena aku selama SMP pun sudah biasa naik angkot.

Ke esokan harinya.

Rabu, 16 agustus 2017.

Aku berjalan ke luar gang rumahku, dengan membawa baju yang akan dikenakan esok. Ya benar saja, dia menyapaku dengan lugu.

"hey, mau kemana mba? ".

"Terkejut aku dan berkata "eh ya ampun aku kira siapa ih".

"Takut ya digodain pagi-pagi, udah ayo naik".

Ya iyalah hahaha". Pikiranku riuh kala itu, senang dan sangat bersemangat untuk latihan.

Tak ada dokumentasi antara aku dan dia pagi itu karena aku latihan tidak diizinkan bawa hp dan dia tidak dibolehkan membawa HP saat di sekolah.

Sesampainya disana ternyata aku yang pertama, jiwa disiplinku sangat terlatih ketika aku menjadi pemimpin di polisi siswa. Sudah ada kaka kelasku dilapangan yang melihatku terkejut siapa yang mengantarkanku.

Aku salami tangannya entah apa yang ada dipikiraku saat itu dan berkata "terima kasih ya ka, sudah mengantarkanku, hati-hati di jalan ya ka". Senyumku melepas dia putar balik untuk bergegas kesekolah.

Indah sekali, rasanya tak ingin jauh darinya, dan selalu ingin dekat dengannya setiap waktu. -dina

Aku mengerjakan gladi dengan sangat semangat dan bergairah, berharap orang tua dan adikku datang saat aku pelantikan dan pengibaran. Semua berjalan lancar sesuai rencana dan menantikan untuk dilantik oleh lurah babelan, semua bersih-bersih dan menyiapkan segala perlengkapan untuk malam ini.

Semuanya sudah rampung, tiba saatnya acara pelantikan dimulai, susunan acara yang sakral aku rasakan, sedih, bangga, tanggung jawab, bersyukur, campur aduk didalamnya. Ketika para pasukan pengibar satu persatu mencium bendera sangkaka merah putih haru tercipta sedalam-dalamnya. Rasa nasionalisme hadir dan luluh, merasa beruntung, dan tak ingin menyia-nyiakan moment terhebat dalam hidup.

Merasakan adanya tarikan antara aku dan indonesia yang sangat erat dan dekat, jiwa bela negara tumbuh sangat baik. Merasa menjadi pemudi yang sangat cinta indonesia. Dan bangga jadi bagian dari indonesia. Negara yang indah, damai, bersatu, ramah, mengayomi ada didalamnya.

Aku belum melihat mama dan ayahku hadir, tapi aku yakin mereka datang. Karena saat sepatah kata dari salah satu petugas mengutarakan "maaf ibu, maaf ayah, kami meluangkan waktu untuk berlatih mengibarkan sang merah putih, kami ingin kalian bangga dengan apa yang kami lakukan ayah, ibu. "maafkan kami belum bisa jadi anak yang baik menurut kalian, tapi kami tahu kalian akan bangga ketika melihat anaknya mengibarkan sang merah putih ini. "

Sontak semuanya menangis dan membayangkan ada orang tua di depan mereka, dan memeluk mereka bangga atas keberhasilan mengibarkan sang merah putih.

"Ayah, ibu ini salah satu bukti sayang kami kepada kalian. Menjadi bagian dari pengibar bendera yang tidak sedikit orang yang mau melakukan hal ini. Percayalah, kami akan membuat kalian bangga".

Seselesainya dilantik, semua pejabat kecamatan menyalami kami dan berkata, "selamat dan semoga sukses untuk esok yaa".

Dipersilahkan untuk semua orang tua juga bersalaman dengan kami, dan mereka makin deras tangisnya ketika sudah ada orang tua mereka dihadapan mereka.

Sungguh moment yang indah, ketika melihat ibu bapak kita menangis haru melihat anaknya yang akan berjuang mengibarkan sang merah putih esok. Semoga ini benar-benar tangisan bangga dari ibu dan bapak kita.

KISAH ANAK RUMAHAN Where stories live. Discover now