Part 41

409 32 0
                                    

Andra

Lima belas mnt lgi gue sampai

Oke

Begitu aku mendegar suara mobil menjauh, aku langsung mengintip melalui jendela. Aku bernapas lega, setidaknya aku tidak harus berpura-pura. Beruntung mama dan papa ada acara di luar.

Aku segera mengambil tasku. Aku akan menunggu di ruang tengah saja. Saat mengambil tasku, tak sengaja ada sebuah surat yang jatuh dari dalam. Aku membungkuk, mengambil surat itu. Ah, kenapa aku baru ingat sekarang? Kak Angkasa yang memberikan ini, katanya surat ini dibuka saat aku sampai rumah. Tapi, sudah satu bulan lamanya aku tak kunjung membuka surat ini.

Aku memutuskan untuk menyimpan surat itu bersama dengan bukti teror-teror yang berhasil aku kumpulkan. Akan aku buka nanti sepulang dari pertandingan.

Tepat saat aku menginjakkan kaki di tangga terkahir terdengar suara klakson mobil. Aku yakin itu pasti Andra. Tak ingin membuat Andra menunggu lama, aku segera menghampiri Andra.

"Pas banget, baru aja gue mau ngetuk pintu," ucapnya dengan tangan mengepal terangkat tepat setinggi dahiku. "Yuk." Andra langsung menggandeng tanganku begitu aku selesai mengunci pintu.

"Pertandingannya mulai jam berapa?" tanyaku saat mobil yang kami kendarai mulai melaju.

"Satu jam lagi."

Aku melihat jam yang tertera di ponsel. Sekarang, jam menunjukkan pukul 08.05 itu tandanya pertandingan dimulai sekitar pukul 09.00. Dan perjalanan dari rumah menuju SMA Nusantara memakan waktu 30 menit.

"Kok gak dari jam tujuh aja berangkatnya?" tanyaku. Pasalnya jika ada pertandingan basket pasti langsung ramai oleh penonton. Aku tebak sesampainya di sana, sudah tidak ada lagi kursi yang kosong.

"Kenapa emangnya?" tanya Andra melirikku sekilas.

"Pasti sampai di sana udah gak dapat kursi lagi," jawabku.

Andra terkekeh. "Santai aja. Pasti dapat kok," ujarnya santai.

***

"Tuh, kan, apa gue bilang? Ini mah lautan manusia," gerutuku.

Banyak sekali penonton yang akan menyaksikan pertandingan. Pantas saja SMA Nusantara memiliki lapangan khusus untuk basket serta tribun yang sangat luas untuk menampung beribu-ribu penonton.

"Duduk," ucap Andra.

Aku melihat sekitar, tetap duduk walaupun masih merasa bingung . Bagaimana bisa aku berada di paling depan? "Kok?" heranku lalu mataku tak sengaja menatap kursi yang sudah diberi nama. Ah, sekarang aku tau.

"Jadi, mau kita datang jam berapapun itu, kita tetap bisa nonton karena udah pesan tempat duduk?" kataku seraya mengangguk beberapa kali.

Andra terkekeh yang langsung membuatku mendengus kesal. "Lo yang pesan tempat duduk?" tanyaku.

"No. Ada kenalan di sini, jadi gue pesan sama dia. Gue juga udah nitip makanan sama minuman buat teman nonton." aku penasaran siapa orang yang dimaksud Andra.

Aku mengedarkan pandangan, mencari sosok yang aku cari. "Cari siapa?" tanya Andra melihatku sekilas lalu mengikuti arah pandangku.

Aku menoleh, lalu menggeleng. "Teman gue. Dia sekolah di sini, tapi dari tadi gue gak liat sama sekali."

En Dröm [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang