「conséquence」

859 213 247
                                    

Untuk kesekian kalinya, pertemuan tidak terduganya dengan oknum bernama Arsen terjadi saat ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk kesekian kalinya, pertemuan tidak terduganya dengan oknum bernama Arsen terjadi saat ini. Langkahnya memelan kala netranya tidak sengaja melihat postur tubuh kecil untuk ukuran lelaki, berada dengan jarak yang tidak jauh dari posisinya sekarang.

Sedikit menggelengkan kepala serta menghela nafasnya saat menyadari Arsen tengah asik dengan ponselnya tanpa menyadari keberadaan Jia yang mengikuti langkah kaki Arsen dengan seksama.

"Sen?"

"Sen kanan apa kiri?" masih belum menyadari siapa yang menyapanya di siang yang tenang ini.

Tampak tubuh Arsen sedikit terlonjak saat menyadari suara yang tak asing lagi menyerukan namanya, ada secercah keraguan menghinggap pada sanubarinya.

"Kenapa?"

"Mana Melvin?"

Kepala nya ia tolehkan kesana kemari, mencari keberadaan setidaknya Haikal untuk memepas kecanggungan yang ia rasakan, Arsen mengernyit tak suka, "mau ngapain cari Melvin?"

Seperti tengah menangkap sinyal peperangan, Jia pun berucap, "kenapa?"

"Kok kenapa," decakan Arsen menguar, serta merta memantik keheranan Jia siang ini. Entah hal apa yang membuat Arsen sebegini tidak suka akan dirinya.

"Lo sama Melvin kan udah pisah, ngebet bener bocah."

"Siapa yang bilang pisah?" Jia kini penaka tengah menentang asumsi seorang Arsen yang sialnya begitu realitas.

Kini Arsen hanya mampu menghela nafas lelah, "Ji, lo tuh harusnya sadar. Melvin bahkan udah ga mau lagi sama lo."

Tatapan Arsen lurus menatap manik mata Jia dengan dalam, berusaha memberikan pengertian kepada gadis di depannya ini.

Sepertinya semua orang tengah berkolusi untuk membuat dirinya dan Melvin benar-benar berpisah. Bahkan dari cara pemaparan Arsen ini terkesan menilai dirinya sebagai sosok wanita yang tidak memiliki harga diri, yang memang sedang Jia kesampingkan. Penaka mereka tengah membangun dinding pemisah yang kokoh antara Jia dan Melvin, agar Jia tidak mampu menjangkau Melvin lagi.

Pemuda itu mulai berkacak pinggang, "lepasin Melvin."

"Ga akan." Konversasi Jia tersemat keotoriteran. Membuat Arsen kembali dilanda kekesalan.

"Coba lo pikir deh, apa yang ngebuat Melvin mutusin lo?"

Jia abstain, lajur leksikon yang Arsen dedahkan spontanitas membuatnya terjun kembali pada ulasan malam itu, malam dimana dirinya melakukan penyerangan terhadap Almeera. Malam yang membuatnya kehilangan seseorang yang paling berharga.

Can I? - Mark Lee✓Where stories live. Discover now