「Can I?」

1.2K 191 310
                                    

Telah lalu

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Telah lalu. Semua yang bersangkutan dengan sang gadis telah berlalu, meninggalkan sejuta kenangan pahit yang kala di jalani semakin terasa menyakitkan. Membuat hari-hari selalu terisi oleh kehampaan tanpa arti.

Melvin. Si pemilik hati milik Jia, merasakan kehampaan tersebut. Awalnya ia merasa tidak sanggup. Bahkan berniat mengikuti jejak Jia.

Namun, jika ia mengakhiri kisahnya seperti yang dilakukan sang gadis, siapa yang akan melanjutkan kisah ini? Toh juga ia tidak bisa bertemu dan menjalani kehidupan yang baru dengan sang gadis di kehidupan selanjutnya.

Ia menatap lamat-lamat foto yang tertera pada album abu-abu tersebut, setelah puas- ah tidak. Ia tidak akan puas jika hanya menatapi roman cantik gadisnya jika hanya dari sebuah foto. Ia tutup album tersebut, kemudian menyimpannya di dalam nakas di samping ranjang kamar Jia.

Melvin beranjak berdiri, kemudian berjalan mendekati tiga batang Marigold yang ia bawa sebelumnya, meraih satu batang dan langsung membawanya menuju kamar mandi.

Tempat dimana netra sang gadis terpejam. Untuk selamanya.

Ia letakkan bunga tersebut pada sisi bath-up, "ini tempat terakhir kamu ambil keputusan. Keputusan yang terbilang bodoh,"

Kekehan pilu ia keluarkan, tak terasa menyebabkan bendungan pada pelupuk matanya, "aku kira, setelah dua tahun aku pergi ... akan ada perubahan. Ternyata, aku salah," netranya menatap lurus pada bath-up kosong di hadapannya, bahkan tidak berniat untuk berkedip barang sekali, "semuanya masih sama ... ga ada kamu, masih sama, Ji. Aku kesepian."

Ah, rasanya selalu seperti ini. Kata andai selalu ingin ia lontarkan kala tengah meratapi nasibnya.

Satu hela nafas terhela dari Melvin, ia mulai berjalan keluar dari kamar mandi, dan segera mendudukan diri pada ranjang sang gadis. Tempat dimana gadisnya mengistirahatkan diri.

Ceklek

"Kak?"

Melvin menatap pada pintu yang baru saja terbuka, menampilkan pemuda yang baru saja menyerukan namanya.

"Udah disini ternyata. Maaf ya, kak, aku baru selesai kuliah." Pemuda itu berjalan masuk dan ikut mendudukkan diri di samping Melvin.

"Kakak baru Dateng, kan? Mau makan dulu? Kak Meisya pulangnya selalu malem," ungkap Gaffin di selingi keluhan yang tertuju untuk kakak tertua.

Mendengar gerutuan dari Gaffin, Melvin hanya menggeleng pelan sembari tersenyum, "aku baru ganti bunganya. Kalo udah tiga hari coba cek lagi, ya" tangannya terulur meraih kembali album abu-abu yang ia simpan pada nakas sebelumnya, "aku bawa, ya. Kangen soalnya."

Can I? - Mark Lee✓Où les histoires vivent. Découvrez maintenant