OTY Special Chapter 1: Best Part

Start from the beginning
                                    

"Sudahlah, Yer. Jangan bahas itu. Mari kita selesaikan makanannya lalu pergi ke tempat itu."

Yerisha mengangguk dan menyudahi segala pertanyaannya kepada Januar.

***

Awalnya, Januar mengajaknya ke Rode Drive, yang merupakan tempat belanja kelas atas. Banyak sekali store brand ternama di sana semisal Gucci, Prada, Ralph Lauren, dll. Tapi, Yerisha menolak pilihan Januar itu.

"Kita harus pintar mengelola keuangan selama perjalanan ini, kak. Beli sesuatu yang memang dibutuhkan saja." Begitu kilah Yerisha.

Januar akhirnya mengalah, mereka ke tempat lain sebelum hari gelap. Yerisha menyarankan mereka tak perlu pergi jauh. Mampir ke cafe di Rode Drive tak masalah baginya.

"Kak, lebih baik kakak angkat telepon kakak," sahut Yerisha yang sedang melihat menu di cafe itu, sedikit terusik dengan getaran di ponsel Januar yang berada di atas meja.

"Kakak boleh angkat teleponnya di luar," saran Yerisha melihat keraguan Januar untuk mengangkat telepon mungkin karena dirinya.

"Oke, aku angkat telepon dulu ya, Yer," sahut Januar bangkit dari kursinya lalu berjalan ke arah pintu. Sementara Yerisha lebih memilih melihat menu cafe yang terlihat enak. Dia bingung harus memilih apa.

Januar yang terburu-buru hendak keluar, menabrak bahu seseorang yang baru memasuki cafe. Keduanya berhenti sebentar, saling berpandangan kemudian mengucapkan sesuatu.

"I'm sorry," sahut Januar.

"Maaf," sahut orang itu.

Januar membulatkan mata mendengar orang itu mengatakan kata berbahasa Indonesia. Januar ingin bertanya lebih jauh namun getaran ponselnya yang tak kunjung berhenti memaksanya pergi, meredam keingintahuannya pada lelaki Indonesia yang baru saja ia tabrak.

Lelaki itu memilih sebuah tempat kosong di belakang tempat Yerisha berada. Ia melepas kacamata dan jaketnya lalu mulai melihat-lihat isi menu.


Saat lagu yang diputar pihak cafe berganti, Yerisha mendongak, mengalihkan perhatiannya dari buku menu karena begitu familiar dengan lagu itu. Best Part dari Daniel Caesar, tentu Yerisha begitu hafal lagu itu karena sampai detik ini lagu itu masih tersimpan di playlist ponselnya.

Di belakangnya, lelaki yang memunggunginya nampak menyunggingkan sebuah senyuman saat suara Daniel Caesar yang merdu memenuhi seluruh cafe. Salah satu lagu favoritnya.































"Kamu nggak bosen dengerin lagu itu, Yer?"

Yerisha yang tengah memutar lagu di ponselnya menggeleng. "Aku suka banget, De."

Lagu yang tersimpan rapi di playlist ponselnya itu sering ia dengarkan sampai Ode hafal sendiri saking seringnya Yerisha memutarnya.

"Bentar, Yer," sahut Ode buru-buru meninggalkan gazebo di halaman belakang tempat mereka bersantai lalu berlari memasuki rumah.

"Dia kenapa sih?" gumam Yerisha bingung dan masih menikmati suara merdu Daniel Caesar. Berapa kali pun dia mendengar, dia tak pernah merasa bosan.

Ode kembali tak lama kemudian, membawa sebuah gitar. Gitar pemberian Dery.

"Ngapain bawa gitar?"

"Bagaimana kalau kamu nyanyi lagu itu dan aku yang main gitar."

"Hah? Gak mau. Suaraku jelek."

"Enggak, Yerisha."

"Tapi kalau suaraku jelek jangan diketawain."

"Nggak akan," janji Ode yang membuat Yerisha akhirnya menyetujui menyanyikan lagu best part diiringi suara iringan gitar yang dimainkan oleh Ode.

Anggap aja masnya si Ode wkwk

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Anggap aja masnya si Ode wkwk








ODE TO YOUWhere stories live. Discover now