OTY 55. Perjalanan Baru

Start from the beginning
                                    

"Hati-hati ya sayang."

"Mama jaga diri ya, jangan berantem sama papa."

"Enggak akan."

Yerisha meninggalkan orang-orang terkasihnya dengan hati berat. Namun ia harus tetap berangkat, keliling dunia adalah mimpinya sejak lama. Ia ingin mewujudkan mimpi itu mumpung bisa.

Negara pertama yang ia tuju adalah US. Januar menunggunya di sana, untuk melakukan perjalanan keliling dunia berdua.

Januar Wijaya: aku menunggumu di US Yerisha.

Selama kurang lebih 18 jam ia akan berjumpa dengan Januar Wijaya.

Ponsel Yerisha yang berbunyi saat ia sampai di ruang keberangkatan membuat Yerisha duduk di salah satu kursi tunggu yang kosong. Masih ada waktu untuk menerima telepon.

Nama Senja muncul di layar ponselnya.

Kenapa senja menghubunginya?

"Halo kak senja."

"Yerisha, kamu sudah berangkat?"

"Belum, kak. Ada apa ya?"

"Kamu sudah cek postingan terbaru Instagram penerbit?"

"Belum memangnya kenapa?"

"Sebelumnya aku minta maaf Yerisha. Ini murni kesalahan karyawan kami."

"Hah apa?" Yerisha mengernyit bingung.

"Jadi bawahanku menerima email dari seseorang, dia kira itu email darimu karena kamu ganti alamat email kan."

"Iya, kak. Lalu?"

"Lalu dia mempostingnya di Instagram berhubung di email itu ada permintaan tolong untuk mempostingnya dan sekarang—pembacamu sedang heboh."

"Aku minta maaf Yerisha, aku akan membuat klarifikasi dan menghapus postingan itu."

"Tunggu, kak. Aku akan melihat postingannya terlebih dulu." Yerisha tak ingin gegabah, ia ingin tahu postingan apa yang membuat Senja begitu heboh.

"Oke, Yerisha. Kutunggu keputusanmu."

"Oke, kak." Yerisha langsung mematikan sambungan lalu mengecek postingan Instagram penerbitnya.

"Ini surat?" gumam Yerisha melihat postingan Instagram yang dimaksud senja ternyata sebuah foto surat tulisan tangan.

Yerisha langsung menyimpan foto itu, setelahnya ia membaca kata demi kata di surat itu.

Mata Yerisha mulai berkaca-kaca membaca kalimat demi kalimat dalam surat itu.

Ia tak bisa berlama-kama bersedih karena surat itu karena keberangkatan ke US sebentar lagi. Dengan langkah gontai, nyaris terjatuh saat di pesawat kalau saja pramugari tak menolongnya. Pramugari itu dengan baik hati membantunya, mengantarkannya ke kursinya. Kursi di sebelahnya sudah di tempati seorang lelaki yang mengenakan jaket Hoodie hitam yang menutupi rambut serta sebuah masker yang menutupi mulutnya. Lelaki itu nampak mendengarkan musik menggunakan earphone yang tersedia di pesawat.

Yerisha duduk di kursinya, kemudian menyimpan barangnya. Setelah itu ia menggunakan masker dan kacamata hitam untuk menutupi matanya yang sembab.

Selama perjalanan, Yerisha memilih memejamkan mata walau air matanya tak berhenti meleleh. Ia hanya berharap orang di sekitarnya tak sadar ia sedang menangis.

Sebuah gerakan kecil mengejutkan Yerisha, sebuah tangan hangat menyentuh tangan Yerisha meletakkan sesuatu di tangan kirinya.

Yerisha membuka kacamatanya, memandang benda ditangannya yang berupa sebungkus tisu dan sebuah surat.

Gunakan tisunya untuk menghapus air matamu.

Begitu isi surat itu. Yerisha menatap lelaki di sampingnya yang sedang memejamkan mata. Entah ia sudah tidur atau belum, tapi Yerisha enggan mengganggu istirahatnya.

Karena itulah ia mengambil buku catatannya di tas kecil miliknya, menyobeknya lalu menuliskan sesuatu. Ia melipat kertas itu lalu memasukkannya ke saku jaket hoodie milik lelaki itu. Yerisha tak bisa melihat wajah lelaki itu dengan jelas karena masker yang dikenakan menutupi wajahnya.

"Terimakasih..." ucapnya lirih .

Siapapun kamu terimakasih.

Delapan belas jam perjalanan, Yerisha habiskan untuk menangkan diri. Menenangkan hatinya, serta menguatkan diri untuk memulai perjalanan baru.














Hai Elsha, apa kabar? Aku membaca suratmu dan maaf setelah berbulan-bulan aku baru membalasnya. Aku terlalu pengecut sehingga baru berani membalas suratmu saat ini.

Elsha, kudengar kamu memulai hidup baru dan mewujudkan impianmu sejak lama. Aku bersyukur mendengarnya. Aku bersyukur kamu baik-baik saja, Sha. Aku bersyukur kamu memulai hidup baru, melepaskan diri dari bayang-bayang lelaki pengecut sepertiku.

Aku yang terlalu takut memperjuangkanmu, tak pantas memikimu, Elsha. Wanita sepertimu pantas bahagia, pantas mendapatkan lelaki yang lebih baik.

Sha, aku berharap untuk kebahagiaanmu.

Sha, walau di kehidupan selanjutnya kita bertemu kembali. Kupikir aku tak akan pernah pantas untukmu.

Saat aku berusaha memantasksn diri, aku sadar tak pernah pantas untukmu.

Aku terlalu pengecut ya, Sha.

Mengapa kamu menyukai pengecut sepertiku, Sha?

Seseorang pernah menyuruhku memperjuangkanmu.

Bukankah sudah terlambat, Sha?

Aku malah ingin kamu bahagia walau tanpa aku.

Sha, untuk terakhir kalinya, mari kita tutup kisahmu dan kisahku di Syair Untukmu. Kisah kita di Syair untukmu sudah berakhir.

Tapi, mari memulai kisah baru—

Bukan kisah Arjuna dan Elsha. Tapi kisah kita sendiri.

-Arjunamu yang pengecut-










-END-

Beneran end? Iya beneran guyssss😭😭😭 maaf ya endingnya gini di outlineku emang dari awal endingnya kek gini.

Lebih baik Ode Yerisha tak menjadi kekasih maupun adik-kakak, jalan tengah terbaik.

Btw jangan buru-buru di hapus dari library karena aku akan post chapter special ya.

Terimakasih telah membaca kisah Ode Yerisha dari awal sampai akhir. Thank untuk 30k readernya guys😭😭😭

Tim patah hati Yerisha Ode tak bersatu mari berpelukan🤗🤗🤗🤗

ODE TO YOUWhere stories live. Discover now