Chapter 07 | New Class

Começar do início
                                    

“Terdapat satu pengumuman penting. Peserta dimohon untuk mendengarkan dengan tertib.” MC itu tersenyum.

“Pemilihan Dewan Sekolah telah dilaksanakan secara saksama dan dalam tempo yang singkat dengan pertimbangan matang. Pengumuman ini ditujukan untuk memperkenalkan kepada kalian, Dewan Sekolah masa jabatan yang baru. Tepuk tangan untuk mereka!” Gemuruh tepuk tangan menyahuti nama-nama yang akan dipanggil.

“Abimanyu Yudistira, kelas dua alpha, Dewan Kesehatan.” Gemuruh tepuk tangan kembali merebak diiringi jeritan para siswi saat melihat siswa berjalan menuju tengah panggung.

“Gantengnya minta ampun. Aku bakalan incar dia. Kalau begini aku mau sakit tiap hari biar bisa dijagain dia,” ucap salah seorang siswi di samping Fabian sambil berteriak histeris. “Sumpah ganteng banget untuk ukuran adik kelas. Bikin betah aja di sekolah. Udah tinggi, putih, wajahnya kalem begitu. Ya ampunnn!” timbal salah seorang temannya. Fabian hanya bisa menggelengkan kepala mendengar obrolan mereka.

“Ratna Dewina Anggita, kelas dua beta, Dewan Sekretariat.” Seorang siswi berjalan mendekati Abimanyu di tengah panggung dengan diiringi tepuk tangan.

“Delisa Ayu Bella, kelas dua alpha, Dewan Keamanan.” Seorang siswi berkacamata dengan rambut dikuncir dua dan menenteng sebuah buku mendekati kedua dewan sebelumnya.

“Bagaskara Dwianto, kelas dua gamma, Dewan Komunikasi dan Informatika.” Siswa berkacamata berjalan menuju tengah panggung—bergabung dengan yang lainnya.

“Naura Aurora Laksmi, kelas satu alpha, Dewan Peradilan.” Tepuk tangan masih terdengar, namun dengan suara bisikan yang membicarakan tentangnya. Banyak yang bertanya-tanya, kenapa bisa gadis bersarung tangan putih itu yang menjabatnya?

“Mohon perhatian!” Semua langsung senyap dan memerhatikan orang di depan sana.

“Kalian tak usah bertanya-tanya mengapa aku bisa berada di sini. Aku berada di sini karena pertimbangan semua guru dan juga kelayakanku. Sebenarnya kalian mampu, tapi hanya mimpi.” Sorakan langsung menghujani Naura. Banyak yang menantangnya melalui perkataan dan ada juga yang menghujatnya habis-habisan.

Naura hanya tersenyum sinis melihat reaksi mereka dan mendengar sorakan itu semua.

“Cukup-cukup! Silakan kembali ke tempat kalian, para Dewan!” MC mengisyaratkan untuk kembali dengan tangan.

“Selanjutnya kalian dipersilakan untuk melihat daftar siswa di papan digital. Dengan demikian, sambutan kami akhiri. Terima kasih,” MC menutup sambutan. Satu persatu guru meninggalkan panggung aula, begitu pun dengan kepala sekolah dan para dewan, kecuali Naura.

Fabian segera merebak kerumunan siswa. Dia sangat tergesa-gesa dan akhirnya sampai di depan papan tersebut. Dia langsung menyentuh kolom kelas omega dan menscrollnya ke atas dan ke bawah.
Tapi tak ada namanya tertulis di sana. Dia sedikit panik dan risau karena namanya tak ada.

“Untuk apa kamu melihat kolom itu?” tanya seorang siswa di sampingnya.

Fabian menoleh untuk menatapnya. “Yang benar saja, namaku tidak ada di sana!”

Sesaat keningnya berkerut saat mendapati seorang siswa setinggi Devan dengan kulit putih dan rambut yang klimis. Suaranya cukup bass dan berat sehingga menambah kesan maskulin pada siswa itu dan itu sangat jauh dengan suara Devan. Tapi yang aneh, Fabian tak pernah melihatnya.

“Sampai ketemu, Fabian. Di kelas Xtraordinary.” Siswa itu menatap Fabian sebentar dan melayangkan senyuman, lalu pergi dari hadapannya.

“Kenapa dia bisa tahu namaku?” gumam Fabian.

Tanpa pikir panjang dia langsung pergi ke ujung papan. Sedikit beradu badan dengan siswa lain. Dia melihat runtutan nama dari atas ke bawah satu persatu secara teliti.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jun 29, 2020 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

MythomaniaOnde histórias criam vida. Descubra agora