# Welcome to my world, babe

92 6 1
                                    

  ***
Hanya sebuah sajak
Ya... Hanya ada dalam puisi pujian itu nyata
Rayumu sungguh ajaib
Aku mengidap sebuah penyakit kronis
Yang sering disebut, BERHARAP

 

                ~ Windu Raeswara ~

                                 ***
Sebuah meja kayu bundar dengan beberapa kursi yang mengelilinginya terisi oleh dua keluarga inti. Suasana yang semula santai dengan perbincangan yang hangat berubah menjadi tegang saat memasuki tahap pembicaraan yang serius. Dua orang yang nampaknya menjadi bagian paling berpengaruh di sana sedang bertukar pikiran dengan ekspresi yang sulit ditebak, kadang mereka saling menggeleng, kadang juga salah satunya mengangguk. Sedang, beberapa anggota keluarga yang lain nampak ada yang tak suka dan justru merasa jengah berada di tengah-tengah pertemuan yang entah bertujuan untuk apa.

Satu orang yang usianya nampak paling tua dari yang lainnya mulai membuka pembicaraan, seakan-akan bertindak sebagai MC pada sebuah acara TV.

" Jadi, apa kalian sudah tahu tujuan diadakannya pertemuan dua keluarga ini untuk apa? " ucap pria itu dengan tatapan mata mengarah bergantian pada peserta pertemuan. Ada yang nampak antusias dengan mengangguk pasti, menandakan ia tahu akan jawaban dari pertanyaan itu, namun ada pula yang nampak tak acuh dan lebih memilih berkutat dengan ponselnya, sekedar mengembalikan mood yang mungkin saja sudah hilang sejak pertama kali ia duduk di tengah-tengah pertemuan itu.

" Pastinya kalian sudah mengerti. Jadi, kita sudah sepakat untuk menyatukan dua keluarga ini menjadi satu kesatuan dengan menjodohkan putra saya dengan putri tunggal dari keluarga Wicaksana," bagai disambar petir, salah satu orang yang merasa menjadi korban pada pertemuan itu langsung berdiri dari tempatnya, yang hentakannya bahkan membuat kursi kayu yang sempat didudukinya tadi terjengkang ke belakang. Hal itu sontak membuat semua mata langsung mengarah padanya.

" Apa maksud ayah? Ayah nggak pernah bilang apapun tentang perjodohan. Saya nggak setuju, " perjodohan dikalangan atas memang sering kali terjadi dalam dunia nyata, bukan hanya dalam cerita-cerita di dalam novel. Hal itu terjadi karena beberapa alasan,dan alasan yang membuat muak adalah untuk sekedar menjalin kerjasama antar perusahaan. Mengembangkan sebuah kekayaan dengan memanfaatkan dan menumbalkan kebahagiaan orang lain. Sungguh sangat miris orang yang sampai hati memiliki pemikiran semacam itu, apalagi kalau orang itu adalah ayahnya sendiri. Ia yakin, tanpa adanya kerjasama semacam itu, perusahaan keluarganya juga akan tetap berkembang.

" Ayah sama sekali tidak meminta persetujuanmu. Mau tidak mau, suka tidak suka, itu yang sudah ayah putuskan. Ayah tidak mau mendengar penolakan. "

Tidak menerima penolakan? Bukankan setiap orang memilik hak asasi untuk menentukan pilihan hidupnya? Memangnya siapa yang mau menjalani sisa hidupnya dengan orang yang bahkan sama sekali tak mengisi hatinya? Yang bahkan saat bersamanya saja hatinya masih terasa sangat kosong, dan ia akan bersamanya sampai tua nanti? Sampai ajal menjemput nanti? Apa ayahnya memegang prinsip " cinta datang karena terbiasa " ? Atau dulu ayah dan ibunya dijodohkan, dan sekarang mereka membalaskan dendam pada anaknya?

Pria itu melirik ke arah perempuan paruh baya yang juga menatapnya sendu. Bisa dipastikan itu adalah ibunya, karena dari segi wajah mereka sangat mirip. Mereka sama-sama diam,tak mengeluarkan sepatah katapun. Seakan-akan mereka sedang melakukan telepati. Saling berbicara dari hati ke hati. Ia hanya butuh pembelaan dari ibunya, satu-satunya perempuan yang ucapannya sangat berpengaruh untuk ayahnya.

" Ibu harap kamu menuruti ayahmu. Anggap saja ini sebagai bakti kamu kepada orangtua yang sudah membesarkanmu sampai kamu tumbuh menjadi lelaki tampan dan jauh dari kekurangan seperti ini."

The Curse of First LoveWhere stories live. Discover now