Lucifer : 04

73K 12.7K 2.6K
                                    

           Genap satu minggu Grace masuk akademi Sedawell. Semuanya berjalan dengan baik--setidaknya sampai hari ini Grace tidak pernah berinteraksi intens dengan Jeno. Meskipun mereka duduk berdekatan dan Jeno satu kelompok dengannya, tapi hubungan mereka tidaklah dekat. Apalagi tiga hari ini Jeno tidak masuk mengingat ada urusan kerajaan yang mewajibkannya menggantikan Jef Narenth Felipe--Raja sekaligus Ayahanda dari Pangeran Narenth yang kini bertugas mempertahankan laut Manuala selama kurang lebih 2 bulan terakhir.

Ada negara antah berantah di bagian Selatan yang mengklaim wilayah kekuasaan Manuala, sehingga Narenth IV yang merupakan Raja Manuala turun tangan, mengingat sejak masih muda Nareth IV masuk akademi angkatan laut dan menjadi Jendral utama. Dia adalah kebanggaan Manuala yang kini sangat kokoh di bidang maritim.

"Pangeran Jef Narenth seperti apa, Ayah?" tanya Grace.

Duke Herbrough meletakkan cangkir tehnya, "Hem... Dia raja yang baik, pintar, dan tentunya kekuatan militernya sangat bagus. Aah... Iya, Grace... Aku dengar kau sekelas dengan Pangeran Narenth?"

"Iya. Ayah kenal dengan Jeno?"

Duke Herbrough mengangguk, "Tentu saja kenal. Kemarin Pangeran Nareth yang mengatur pertemuan dengan Bangsawan pemilik tanah untuk perluasan jalan ke selatan. Dia mengajukan proyek jalan layang di atas laut."

"Benarkah?"

"Dia sepertinya anak yang rajin dan bisa diandalkan. Kau tahu sendiri kerasnya tuntutan hidup Pangeran Mahkota. Setelah bejalar di akademi, dia perlu belajar di semua bidang."

Grace hanya mangut-mangut. Di buku The Lucifer Prince juga dikatakan sifat pembrontak Jeno dikarenakan pria itu sedang bosan. Terlalu banyak tuntutan yang ada dalam hidupnya, membuatnya selalu menahan diri. Bersama Miguel yang nakalnya sebanding dengan Jeno, membuat perasaan sesaknya lepas tanpa tahu aturan. Di samping kepribadian itu, Jeno laki-laki yang bertanggung jawab dan sangat setia. Dia bukanlah tipe pria yang sangat buruk. Tapi, ya... Dengan sifatnya yang tidak tahu aturan dan hatinya yang dingin, Jeno sampai rela mengotori tangannya menjadi seorang pembunuh.

Sayangnya, di Manuala kata-kata yang keluar dari Raja adalah ketentuan hukum. Dan ketika Jeno memutuskan menghukum mati Grace dengan tangannya sendiri, maka tidak ada yang berani menentang perintahnya, termasuk Ayahnya Jef Narenth yang lebih menyukai Grace dibandingkan Patricia Rose.

Mengingat itu, hembusan napas Grace semakin kasar. Ia berpangku tangan, membuat Ayahnya mengernyit bingung, "Grace, ada masalah?"

Dengan ragu Grace menggeleng. Jika dijelaskan Duke Herbrough akan sangat bingung.

"Kalau begitu, kenapa putri ayah murung terus?"

"Aku tidak apa-apa, Ayah."

"Yakin?"

Grace mengangguk. Ditatapnya ayahnya. Grace ingat, orang yang paling menderita saat Grace dipenggal adalah Duke Herbrough. Ayahnya bahkan rela menyerahkan semua harta agar Grace selamat. Kakaknya dipecat dan ibunya sakit keras. Semua keluarganya dihukum karena berhasil menutupi segala perbuatan buruk Grace selama ini.

"Akhir pekan kita diundang ke Istana. Apa Ibu sudah memberitahu?"

Dengan pelan Grace mengangguk. Karena adanya undangan dari istana ini lah yang membuat Grace khawatir.

"Kakakmu akan menjadi Perdana Mentri. Kau harus datang menyemangatinya, meskipun tidak suka. Seluruh keluarga harus berkenalan langsung dengan keluarga kerajaan. Apalagi selama ini Grace juga tidak pernah ke istana, kan?"

Bibir Grace mengerucut. Dua hari yang lalu Ibunya--Elizabeth Nata Weldon sudah memberitahu berita ini pada Grace. Ia sudah menolak keras untuk ikut, tapi sepertinya undangan tersebut bersifat wajib.

The Lucifer Prince Who Fell For MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang