- The Other Side -

126 9 0
                                    

-Alex's POV-

Sesampainya dirumah, aku langsung bergegas masuk ke dalam dengan wajah yang berseri-seri sampai tak sadar dengan pintu rumah yang ku lalui tadi sudah terbuka lebar sebelum aku membukanya. Aku langsung panik dan segera memasuki rumah dengan berteriak-teriak.

"Mommmm! Mommmm! Mom???"  panggilku seraya mencari mama yang entah ada dimana. Tuh kan, mama aja entah dimana dan pintu rumah terbuka lebar. Astaga.

"Calm down, Sweety! Turn down your voice please." seru mama dari arah dapur.

Aku segera mendatanginya dan melihatnya sedang berusaha mengambil sesuatu dari rak piring paling atas dengan kursi.

"Mom? What are you doing? " tanyaku seraya mendongak melihat mama yang sedang meraih sesuatu diatas sana.

"Almost there.. Gotcha!"  seru mama yang langsung turun dari kursi dengan tangan kanannya yang memegang piring cantik berkilau berwarna perak.

"What's that, Mom?"  tanyaku bingung. "Kita kan punya banyak piring di rak bagian bawah, kenapa mama ngambil yang dipaling atas coba? Udah susah ngambilnya gitu, kalo kenapa-napa sama mama ribet nanti kan. Haduh, Mom."

"This is a plate, son. Calm down. Yang hampir bikin mama kenapa-napa itu tuh teriakan kamu itu yang tiba-tiba dateng tanpa permisi. Seriously, teriakanmu fals banget, nak." katanya.

"Ya buat apa piring gituan, Mom?  And whut? Teriakanku fals? Please, suaraku itu kece, sampe semua cewek klepek-klepek kalo denger aku ngomong." ujarku kepada mama.

"Gak buat apa-apa. Cuma mau disimpan aja kok, nak. Ya ya, terserahmu sajalah, nak." ujar mama seraya berjalan ke arah ruang tamu.

Aku mengangkat bahuku dan akhirnya melenggang pergi ke dalam kamarku. Setelah mandi dan berganti baju aku langsung mengambil gadgetku yang menganggur diatas kasur dan langsung mencari kontak seseorang di aplikasi LINE. Tunggu, sepertinya ada yang aku lupakan, tapi apa ya? Ah, biarlah.

Sekian menit akhirnya aku menemukan kontak yang ku cari. Aku melihat display picture yang terpampang pada kontak tersebut. Manis sekali wajahnya. Dengan segera aku menyimpan display picture tersebut lalu mulai men-chat kontak itu.

Alex : Hai, Em.

Satu menit, dua menit, tiga menit, sampai 10 menit pun aku belum mendapatkan balasan darinya, bahkan belum diread. Apa mungkin aku harus men-chat lagi? Ah, tidak. Lebih baik menunggu saja, mungkin dia sibuk. Tak lama mataku perlahan mulai menutup karena hawa dingin dari AC kamarku dan juga bantal yang sudah ada dibawah kepalaku. Posisi nyaman untuk tidur.

-Jenna's POV-

Aku sedang berada di kamar Emily bersama dengan dia. Kami berdua mengobrol sangat panjang karena kami jarang bertemu. Aku kuliah di siang hari dan bekerja di malam hari. Jadi aku hanya bisa bertemu dengan keluargaku saat hari libur saja. Emily memiliki banyak cerita yang dia ceritakan kepadaku. Aku senang mendengar ceritanya, terkadang juga memberikan solusi kepadanya. Seperti sekarang ini, dia memberikan solusi tentang seorang cowok yang hari ini dia kenal disekolahnya.

"Jadi, menurut kakak lebih baik gimana?" tanyanya kepadaku.

"Hmm, menurut kakak sih.. kamu sebaiknya ㅡ "

Terdengar seruan dari arah ruang tamu yang memotong pembicaraanku dengan adikku ini, "Emily, come.here please! Mommy need some help."

"Tell me later, sist. Gotta help mom first." ujarnya sambil pergi meninggalkan kamar.

Aku mengangguk dan tersenyum kecil melihat adikku itu. Saat Emily sudah tidak ada di ruangan ini, ternyata layar gadget miliknya menyala memunculkan pop-up chat LINE. Aku membacanya sekilas.

Beautiful MomentWhere stories live. Discover now